18 September 2020

Alergi Susu pada Bayi: Gejala, Cara Mengatasi, dan Pencegahan

Kenali ciri-cirinya yuk, Moms
Alergi Susu pada Bayi: Gejala, Cara Mengatasi, dan Pencegahan

Alergi adalah salah satu masalah yang sering dialami oleh Si Kecil. Seringnya, anak mengalami alergi susu.

Hal ini akan Moms sadar mungkin ketika anak memasuki usia 2 tahun, saat Moms memberikan anak susu pengganti ASI.

Bagaimana jika anak mengalami alergi susu sapi? Padahal anak masih masih masuk dalam masa pertumbuhan dan membutuhkan banyak nutrisi untuk tubuh.

Sebagian besar Moms mungkin tidak paham secara benar mengenai alergi susu pada bayi, sehingga banyak yang menyamakan alergi susu sapi dengan intoleransi laktosa. Untuk itu, Moms harus mengetahui perbedaannya terlebih dahulu.

Baca Juga: 4 Resep Dessert tanpa Susu untuk Si Kecil yang Alergi Susu

Alergi Susu pada Bayi Berbeda dengan Intoleransi Laktosa

Alergi Susu pada Bayi
Foto: Alergi Susu pada Bayi (cbsnews.com)

Foto: Orami Photo Stock

Sebelum bertindak lebih lanjut, Moms perlu mengetahui terlebih dahulu jika alergi susu dan intoleransi laktosa adalah dua hal yang berbeda.

Alergi susu pada bayi adalah kondisi imun anak yang memiliki respon tidak normal terhadap kandungan protein dalam susu.

Setiap kali anak minum susu, tubuhnya akan mengira protein ini berbahaya dan bekerja keras untuk melawannya. Inilah yang menyebabkan reaksi alergi di mana tubuh melepaskan bahan kimia seperti histamin.

Biasanya jika Si Kecil memiliki alergi maka ia akan muntah-muntah, napasnya berbunyi, mengalami gatal-gatal dan gangguan pencernaan.

Sedangkan intoleransi laktosa adalah kondisi saat anak mengalami ketidakmampuan untuk mencerna laktosa, yang merupakan tipe gula alami yang terkandung di dalam susu. Gejalanya adalah diare, kembung, kram perut di bagian bawah, sampai muntah.

Biasanya gejala ini akan datang antara 0 menit sampai beberapa jam setelah minum susu atau produk olahannya.

Baca Juga: Nutrisi Penting dalam Susu Formula Kedelai bagi Tubuh

MenurutIkatan Dokter Indonesia, dalam dua dekade terakhir terjadi peningkatan angka kejadian penyakit alergi pada anak, termasuk di Indonesia.

Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, mengungkapkan bahwa faktor utama seorang anak mengalami alergi adalah faktor keturunan.

Secara genetis, anak dengan orangtua yang tidak memiliki riwayat alergi masih dapat berisiko mengalami alergi sebesar 5 sampai 15 persen. Namun, anak-anak dengan salah satu atau kedua orangtua yang memiliki riwayat alergi berisiko 20 hingga 60 persen mengalami alergi.

Gejala Alergi Susu pada Bayi

Alergi Susu pada Bayi
Foto: Alergi Susu pada Bayi

Foto: webmd.com

Menurut European Journal of Pediatrics, kebanyakan reaksi alergi susu tertunda setelah 2 jam setelah konsumsi dan biasanya terkait dengan saluran pencernaan dan kulit.

Beberapa gejala alergi susu pada bayi, termasuk:

  • reaksi kulit, seperti ruam merah gatal atau pembengkakan pada bibir, wajah dan sekitar mata.
  • masalah pencernaan, seperti sakit perut, muntah, kolik, diare atau sembelit.
  • gejala demam, seperti pilek atau hidung tersumbat
  • eksim yang tidak membaik dengan pengobatan.

Kadang-kadang alergi susu sapi juga dapat menyebabkan gejala alergi parah yang datang tiba-tiba, seperti bengkak di mulut atau tenggorokan, mengi, batuk, sesak napas, dan sulit, napas berisik.

Reaksi alergi yang parah, atau anafilaksis, adalah keadaan darurat medis, sehingga Moms harus segera membawa anak ke dokter.

Diagnosis Alergi Susu pada Bayi

Alergi Susu pada Bayi
Foto: Alergi Susu pada Bayi

Foto: Orami Photo Stock

Jika Moms pikir bayi alergi terhadap susu, segera hubungi dokter, karena dokter akan langsung mendiagnosis apa yang terjadi.

Setelah dokter memeriksa bayi, tes tinja dan tes darah mungkin dilakukan. Dokter juga dapat merujuk Moms ke dokter spesialis alergi.

Ahli alergi mungkin melakukan tes kulit. Dalam pengujian kulit, dokter atau perawat akan menempatkan sedikit protein susu pada kulit, kemudian membuat goresan kecil pada kulit.

Jika anak Moms bereaksi terhadap alergen, kulit akan membengkak sedikit seperti digigit serangga.

Baca Juga: Alternatif Pengganti Susu Sapi untuk Anak yang Alergi Susu

Mengatasi Alergi Susu pada Bayi

Alergi Susu pada Bayi
Foto: Alergi Susu pada Bayi (godairyfree.org)

Foto: Orami Photo Stock

Cobalah beberapa tips untuk mengatasi alergi susu pada bayi sengan cara berikut ini, agar tumbuh kembang bayi tetap terjaga dengan baik.

1. Hindari Susu Sapi dan Turunannya

Tentu harus menjadi prioritas Moms yang pertama jika bayi didiagnosis alergi susu sapi, setidaknya sejak usia dini.

Alergi susu sapi cenderung mereda ketika sistem pencernaan anak sudah matang.

Jika masih menyusui, Moms juga harus menghindari makanan dan minuman berbasis susu.

Menghindari susu dan turunannya adalah satu-satunya cara untuk mengelola alergi susu pada bayi.

Namun, jika ingin tetap mendapatkan cukup kalsium untuk Moms dan Si Kecil yang hilang karena menghindari susu sapi, mengonsumsi suplemen kalsium akan menjadi solusi yang baik.

2. Jangan Lupa Cek Label Makanan dan Minuman

Melihat daftar bahan yang digunakan dalam produk susu dapat membantu jika Moms tidak yakin apa yang harus dihindari sebelum memberikan makanan pada bayi yang memiliki alergi susu sapi.

Penting untuk membaca label makanan, bahkan jika dituliskan non-dairy atau milk-free karena tidak semuanya benar-benar bebas susu. Makanan dan minuman yang mengandung susu sapi di antaranya:

  • Butter
  • Mentega
  • Keju
  • Krim
  • Custard
  • Lactalbumin
  • Lactoferrin
  • Lactose
  • Lactulose
  • Susu (segala jenis, contoh: low fat, skim)
  • Hydrolysate
  • Whey
  • Sour cream
  • Yoghurt

Meski begitu, jika nama-nama tersebut terdapat dalam kemasan makanan atau minuman untuk Moms dan Si Kecil, akan lebih baik untuk menghindarinya.

Baca Juga: Ketahui Kandungan Penting Susu Pertumbuhan untuk Anak

3. Mengonsumsi Alternatif Susu Sapi

Dalam Journal of Food Science and Technology disebutkan bahwa sebagai jawaban atas alergi susu pada bayi, industri makanan menghadirkan minuman susu alternatif yang berasal dari sumber nabati yang meliputi susu almond dan susu kedelai.

Pastikan Moms memilih susu almond tanpa pemanis. Nutrisi susu almond yang dibeli di toko biasanya mencakup sejumlah besar vitamin E, vitamin D, dan kalsium.

Santan adalah pilihan lain yang lezat dan sarat dengan lemak sehat. Santan juga mengandung nutrisi penting seperti mangan, besi, fosfor, kalium, selenium, tembaga, magnesium dan banyak lagi dalam setiap porsi.

4. Memasak Sendiri di Rumah

Salah satu cara terbaik untuk menghindari susu adalah dengan membuat sendiri makanan atau minuman yang akan dikunsumsi oleh Moms dan Si Kecil.

Dengan cara ini, Moms akan menghindari bahan-bahan yang terlarang untuk dikonsumsi oleh bayi yang memiliki alergi susu sapi.

Menggunakan bahan makanan utuh yang dimasak sendiri akan menghindari kerancuan label makanan dan produsen makanan olahan.

Menghindari Reaksi Alergi Susu pada Bayi

Alergi Susu pada Bayi
Foto: Alergi Susu pada Bayi

Foto: Orami Photo Stock

Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghindari reaksi alergi susu pada bayi.

1. Jika Menyusui

Jika bayi Moms memiliki alergi susu, bicarakan dengan ahli alergi sebelum mengubah pola makan Moms.

2. Jika Memberi Susu Formula

Jika Moms memberi susu formula, dokter mungkin menyarankan kita untuk beralih ke formula yang dihidrolisis secara luas atau formula berbasis asam amino di mana protein dipecah menjadi partikel sehingga formula tersebut cenderung memicu reaksi alergi.

Moms juga mungkin melihat formula "dihidrolisis sebagian", tetapi ini tidak benar-benar hypoallergenic dan dapat menyebabkan reaksi alergi yang signifikan.

Jika khawatir tentang alergi susu pada bayi, sebaiknya Moms berbicara dengan dokter anak dan bekerja sama untuk memilih formula yang aman untuk bayi.

Baca Juga: 4 Alergi Pada Bayi yang Perlu Moms Kenali Gejalanya

Moms juga harus tahu bahwa jenis susu lain yang mungkin aman untuk anak yang lebih tua dengan alergi susu, bisa tidak aman untuk bayi.

Jadi tetap berhati-hati dan sebisa mungkin hindari makanan atau minuman yang mengandung susu sapi ya Moms.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb