31 January 2025

Anak Posesif pada Ibu: Tanda, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Salah satu tandanya Si Kecil terlalu clingy pada Moms

Ketika anak posesif pada ibu, hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri dalam keluarga.

Keterikatan yang berlebihan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk.

Mulai dari ketidakmauan berpisah, kecemasan yang tinggi ketika tidak bersama, hingga perilaku menuntut perhatian secara terus-menerus.

Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi kehidupan sehari-hari, tetapi juga dapat menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua tentang bagaimana anak akan mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri mereka.

Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk mengetahui tanda anak posesif pada ibu serta penyebab dan cara mengatasinya.

Tanda Anak Posesif pada Ibu

Berikut ini beberapa tanda anak posesif pada ibu yang bisa Moms ketahui.

  • Selalu ingin bersama Moms dan sulit berpisah, bahkan untuk waktu singkat.
  • Mudah cemburu jika Moms memberi perhatian pada orang lain, termasuk Dads atau saudaranya.
  • Menuntut perhatian terus-menerus dan mengganggu aktivitas Moms agar tetap fokus padanya.
  • Sulit bersosialisasi tanpa Moms dan menolak bantuan dari orang lain.
  • Mengontrol Moms secara emosional dengan menangis atau membuat Moms merasa bersalah.

Penyebab Anak Posesif pada Ibu

Alasan Anak Posesif pada Ibu
Foto: Alasan Anak Posesif pada Ibu (Freepik.com/freepik)

Lantas, apa yang menyebabkan anak menjadi posesif terhadap ibunya?

Berikut ini beberapa alasannya, Moms.

1. Kebutuhan untuk Merasa Aman

Kebutuhan akan rasa aman (security needs) ini biasanya muncul pada tahun-tahun awal kehidupan ketika anak sedang mengembangkan rasa percaya dan memahami dunia di sekitar mereka.

Nah, seorang ibu biasanya merupakan sumber kenyamanan utama bagi anak, terutama dalam situasi yang tidak dikenal atau menegangkan.

Saat merasa tidak aman atau ketika menghadapi situasi yang membuat cemas, Si Kecil pun cenderung mencari keberadaan ibu untuk mendapatkan rasa tenang dan perlindungan.

Tanpa disadari, hal ini dapat meningkatkan perilaku posesif di mana anak merasa harus selalu berada dekat dengan Moms untuk merasa aman.

2. Perkembangan Sosial dan Emosional

Tahap perkembangan anak juga berperan dalam tingkat keterikatannya pada orang tua.

Misalnya, pada usia tertentu, anak-anak belajar tentang konsep milik dan mungkin belum memahami bagaimana membagi perhatian ibu dengan orang lain, termasuk saudara kandung atau anggota keluarga lain.

Hal ini bisa memicu perilaku posesif sebagai cara untuk mempertahankan milik mereka atas waktu dan perhatian ibu.

3. Kurangnya Kepercayaan pada Lingkungan Sekitar

Ketika anak merasa tidak yakin atau tidak aman dengan orang atau situasi baru, mereka mungkin lebih cenderung menunjukkan perilaku posesif terhadap ibu mereka.

Anak bisa jadi merasa bahwa Moms adalah satu-satunya yang mengerti dan dapat melindungi mereka dari ketidakpastian yang dirasakan.

Apalagi jika anak pernah mengalami situasi negatif sebelumnya, seperti menjadi korban atau menyaksikan situasi yang menakutkan atau mengancam tanpa adanya dukungan penuh dari orang terdekat.

Hal ini mungkin akan membuat anak lebih waspada dan kurang percaya terhadap lingkungan baru atau orang asing.

Akibatnya, posesif menjadi mekanisme pertahanan untuk menjaga keberadaan ibu tetap dekat, yang secara psikologis dianggap sebagai jaminan keamanan bagi anak.

4. Mengalami Separation Anxiety

Sikap posesif anak bisa terjadi karena perasaan ketergantungan emosional dan clingy dari Si Kecil yang mengalami separation anxiety.

Separation anxiety adalah kondisi psikologis di mana seseorang mengalami kecemasan berlebihan saat harus berpisah dari sesuatu.

Pada umumnya separation anxiety pada anak lebih sering terjadi terhadap ibu karena ibu biasanya adalah figur utama dalam pengasuhan sejak bayi.

Melansir Medical News Today, tanda kecemasan kan perpisahan ini biasanya ditunjukkan bayi pada usia 4-5 bulan, namun perasaan lebih parahnya bisa dimulai di usia 9 bulan.

Meski umum terjadi pada bayi hingga anak usia 3 tahun, separation anxiety yang mengakibatkan anak posesif pada ibu bisa juga dialami anak-anak hingga usia sekolah.

Terutama jika mereka memiliki kepribadian yang sensitif atau pernah mengalami perubahan besar dalam hidupnya.

Cara Mengatasi Anak Posesif pada Ibu

Cara Mengatasi Anak Posesif pada Ibu
Foto: Cara Mengatasi Anak Posesif pada Ibu (Pexels.com/Ron Lach)

Perilaku anak posesif pada ibu mungkin saja membuat Moms merasa tidak nyaman saat beraktivitas sehari-hari.

Hal ini juga seringkali memicu kekhawatiran orang tua karena anak yang posesif bisa jadi sulit mandiri dan kurang percaya diri.

Nah, untuk mencegah hal tersebut, berikut ini beberapa cara mengatasi anak posesif pada ibu yang dapat Moms coba lakukan.

1. Latih Kemandirian Anak

Salah satu cara mengatasi anak posesif pada ibu yakni dengan melatih kemandirian mereka sejak dini.

Dalam hal ini, Moms dapat memberi anak tugas-tugas yang sesuai dengan usia mereka, seperti berpakaian sendiri, membantu menyiapkan makanan, dan merapikan mainan setelah bermain.

Anak yang terbiasa melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan terus-menerus dari orang tua akan merasa lebih aman dan nyaman dengan kemampuan mereka sendiri.

Selain itu, anak-anak akan belajar bahwa mereka dapat berpisah dari Moms dan tetap merasa baik-baik saja.

2. Bangun Keamanan Emosional

Perilaku posesif sering kali berasal dari ketidakpastian atau kekhawatiran yang dirasakan anak terhadap keamanan dan stabilitas lingkungannya.

Nah, jika Moms ingin mengatasi posesif anak, bisa coba dengan membangun keamanan emosional mereka.

Untuk membangun keamanan emosional, Moms dapat melakukannya dengan perilaku konsisten dalam memberikan respons yang penuh empati terhadap kebutuhan anak, menjaga rutinitas yang stabil, dan menunjukkan dukungan yang tidak berubah-ubah.

Dengan keamanan emosional yang kuat, anak lebih mungkin untuk mengeksplorasi, belajar, dan berkembang secara independen dari ibu.

Anak yang memiliki keamanan emosional yang kuat cenderung lebih mudah mengatasi kecemasan pemisahan.

Mereka mengerti bahwa perpisahan sementara dari ibu tidak berarti hilangnya dukungan atau cinta.

3. Atur Waktu Bersama dan Waktu Terpisah dengan Orang Tua

Quality time yang dihabiskan bersama dapat memastikan bahwa anak merasa dicintai dan penting.

Waktu bersama ini dapat digunakan untuk aktivitas bersama yang meningkatkan ikatan, seperti membaca, bermain, atau hanya berbicara.

Di samping itu, Moms juga sebaiknya menyediakan waktu terpisah (me time) bagi anak dari orang tua agar perilaku posesifnya berubah.

Dengan mengatur waktu terpisah, anak dapat belajar untuk merasa nyaman saat tidak selalu berada di samping ibu.

Hal ini membantu anak membangun kepercayaan pada kemampuan mereka sendiri untuk menjelajah, bermain, atau belajar secara mandiri.

Saat anak menghabiskan waktu tanpa keberadaan ibu, mereka juga belajar untuk mempercayai orang lain, seperti anggota keluarga lain atau pengasuh.

Jadi, membantu anak dalam pengembangan keterampilan sosial dan membuat mereka merasa lebih aman saat berinteraksi dengan dunia di luar keluarga.

Ketika dilakukan secara bertahap dan konsisten, Si kecil dapat tumbuh menjadi anak yang lebih mandiri dan percaya diri.

4. Berikan Pengertian

Perilaku anak yang posesif pada ibunya dapat diatasi dengan komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua dan anak.

Misalnya, jika anak merasa cemburu atau takut kehilangan perhatian ibu, membicarakannya dapat membantu mereka memahami bahwa ini adalah perasaan normal tetapi harus dihadapi dengan cara yang sehat.

Memberikan pengertian juga melibatkan mengajarkan kepada anak tentang pentingnya berbagi dan memperlihatkan empati kepada orang lain.

Hal ini bisa dilakukan melalui permainan peran atau membaca cerita.

Dengan demikian, anak mulai memahami bahwa kebutuhan dan perasaan orang lain juga penting.

Selain itu, Moms perlu menjelaskan kepada anak bahwa walaupun mereka sangat spesial bagi ibunya, ibu juga perlu memberikan waktu dan perhatian kepada orang lain dalam keluarga atau teman-temannya.

Jadi, anak dapat mengembangkan pemahaman yang lebih realistis tentang hubungan interpersonal.

Dalam memberikan pengertian, Moms sebaiknya tetap menegaskan pada Si Kecil jika mereka selalu dicintai dan didukungan sehingga perilaku posesifnya berkurang.

5. Libatkan Dads atau Anggota Keluarga Lainnya

Melansir laman Parents, cara mengatasi anak posesif pada ibu selanjutnya yakni coba libatkan Dads dan anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan.

Dads dan anggota keluarga lain bisa memberikan pengalaman dan gaya interaksi yang berbeda pada anak.

Misalnya, Dads mungkin lebih cenderung terlibat dalam aktivitas fisik atau permainan luar ruangan.

Sementara kakek nenek mungkin memberikan cerita dan belajar melalui narasi.

Dengan demikian, anak belajar untuk mendapatkan kenyamanan dan dukungan tidak hanya dari ibu tapi juga dari ayah, saudara, atau kakek dan nenek.

Baca Juga: Karakter Anak: Perkembangan, Jenis, dan Cara Mengasahnya

Itulah beberapa kemungkinan penyebab perilaku anak posesif pada ibu dan cara mengatasinya.

Jika posesivitas anak terhadap ibu sangat intens dan mengganggu perkembangan atau kesejahteraan sosial mereka, jangan ragu untuk konsultasi dengan psikolog anak atau konselor, Moms.

  • https://www.parents.com/baby/development/is-it-normal-for-a-baby-to-prefer-dad-over-mom/#:~:text=In%20fact%2C%20it's%20actually%20quite,back%20and%20forth%20over%20time.
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/separation-anxiety-in-babies
  • https://www.thebump.com/a/coping-with-a-clingy-baby

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.