Karakter Anak: Perkembangan, Jenis, dan Cara Mengasahnya
Karakter anak terkadang dapat terbentuk dengan cepat, bahkan secara tidak Moms sadari.
Pernah terkejut melihat Si Kecil tiba-tiba sangat bergantung dan menginginkan kehadiran Moms di setiap kegiatan di sekolah?
Atau, anak tiba-tiba menjadi banyak bertanya dan memiliki rasa penasaran yang lebih dalam dari sebelumnya?
Jangan heran, Moms, itu merupakan wujud karakter anak usia dini yang sudah mulai terbentuk.
Apakah buah hati Moms sudah menunjukkan perilaku yang sedikit berbeda dan menunjukkan karakteristik dirinya?
Agar tidak salah kaprah, perhatikan informasi di bawah ini, yuk!
Tahapan Perkembangan Karakter Anak Berdasarkan Usia
Setiap buah hati memiliki tahap pertumbuhan yang berbeda-beda. Demikian juga dalam pembentukan karakter anak.
Pada umumnya, karakter anak mulai tampak saat Si Kecil menginjak usia-usia tertentu.
Berikut ini karakter anak usia dini dan contohnya berdasarkan tahapan usia:
1. Usia 0-1 Tahun: Merespons Orang Lain
Meski mereka masih sangat kecil, bayi di usia tersebut sudah menunjukkan sifatnya dalam merespons suatu objek.
Apakah respons yang ditunjukkan sangat aktif atau sedikit pasif merupakan gambaran dari karakter tersebut.
Mereka juga masih sangat bergantung pada orang lain dan senang saat bertatap muka, disentuh, digendong, diajak bercanda, diajak berbicara, dan diajak bermain.
2. Usia 1-2 Tahun: Eksplorasi Hal Baru dan Mengembangkan Rasa Ingin Tahu
Karakter anak yang sangat ingin tahu banyak hal umumnya terbentuk di usia 1-2 tahun.
Rasa ingin tahunya akan membuat dia menemukan hal-hal baru dan bereksplorasi dengan lingkungannya.
Biasanya mereka membutuhkan alat atau tempat untuk mengembangkan keingintahuannya tersebut.
Dalam menilai sesuatu, anak akan lebih meyakini apa yang mereka lihat dan bukan secara logika.
Karena itu, dampingi anak-anak saat menonton televisi. Orang tua juga perlu memberikan contoh sikap yang baik demi membentuk karakter anak yang baik pula.
“Sebab pada kebanyakan anak, rasa ingin tahu tersebut dapat memudar,” ungkap dr. Bruce D. Perry, M.D., Ph.D., seorang professor of psychiatry and behavioral sciences di Feinberg School of Medicine di Chicago, Illinois, dilansir dari Learning Lift Off.
Maka dari itu pastikan untuk mendorong rasa ingin tahu anak-anak, Moms bisa membawa mereka ke tempat-tempat baru dan mengajari hal-hal baru.
Moms juga bisa mengajukan pertanyaan untuk membuat mereka tetap tertarik dengan dunia di sekitar.
3. Usia 2-3 Tahun: Menunjukkan Ego, Kemauan dan Cara Pandang Sendiri
Orang tua tidak perlu heran saat Si Kecil tiba-tiba mulai menunjukkan egonya serta punya kemauan dan cara pandang sendiri terhadap suatu hal.
Contohnya, saat hendak bepergian, mereka tiba-tiba membuka lemari pakaian dan memilih sendiri baju yang ingin dipakai saat itu.
Bahkan, saat anak memilih tas dan sepatu yang diinginkan saat berbelanja di mal.
Ini merupakan salah satu karakter anak yang akan tampak di usia tersebut.
Mudah merasa kasihan juga merupakan karakter selanjutnya yang terbentuk saat mereka berusia 3 tahun.
Jadi, jangan heran jika dia tiba-tiba menangis saat menonton film yang menyedihkan, atau melihat tangan Moms tergores pisau.
Meskipun demikian, sifat humoris dan suka menghibur akan mulai tampak di usia tersebut.
Dia akan senang menyembunyikan sesuatu dan pura-pura bertanya pada Moms. Lucu juga, ya, Moms!
4. Usia 3-5 Tahun: Mulai Ingin Bermain dan Bergaul dengan Teman Sebaya
Senang menjadi pusat perhatian biasanya menjadi salah satu karakter anak yang terbentuk di usia tersebut.
Namun demikian, jiwa sosialnya juga lebih matang karena pada usia ini anak sudah mulai bisa bergaul dengan orang lain.
Keinginan untuk bermain dengan teman sebaya merupakan bukti bahwa anak memiliki sifat yang suka bekerja sama dan berbagi.
Dalam bergaul dengan teman sebaya, tidak menutup kemungkinan akan timbul konflik kecil di antara anak-anak.
Dari situlah anak akan mengembangkan banyak sifat, seperti:
- Pemarah
- Pemaaf
- Penghibur
- Suka berbagi
Dari sedikit gambaran tersebut, orang tua bisa memahami pentingnya meningkatkan kedekatan dengan sang buah hati.
Hal ini akan membantu pembentukan karakter anak yang baik serta membantu mereka menghadapi ragam karakter yang ada di sekelilingnya.
Tipe Karakter Anak
Setiap anak dilahirkan dengan karakter khas masing-masing, yang juga menjadi pembedanya dengan orang lain.
Karakter anak yang berbeda ini memunculkan keragaman dan keunikan setiap anak.
Namun, di satu sisi perbedaan ini cukuplah menyulitkan, khususnya dalam hal membangun relasi dan memahami satu sama lain.
Melansir dari Parents, orang tua harus mengenali karakteristik anak dengan baik sejak dini. Apa sajakah itu?
1. Sanguinis
Si Kecil selalu tersenyum dan senang bercanda? Bisa jadi dia termasuk sanguinis, Moms.
Para sanguinis memiliki kecenderungan untuk mencari perhatian, kasih sayang, dukungan, dan pengakuan dari orang-orang di sekitar mereka.
Karakter anak sanguinis antara lain:
- Energik
- Ramah
- Memberikan kesan ceria dalam kondisi apapun
- Suka memotivasi orang lain
Anak dengan karakter sanguinis juga biasanya akan memulai pembicaraan, bersifat optimis, dan dapat dengan mudah berteman dengan siapapun.
Namun, mereka biasanya memiliki pola yang tidak teratur dalam menjalankan aktivitas, serta mudah emosional.
Karakteristik anak ini sangat sensitif terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka.
2. Melankolis
Berbeda dari tipe sanguinis yang gemar berbicara, karakter anak melankolis dikenal sebagai anak-anak yang tenang dan pendiam.
Mereka benar-benar seorang pecinta kesunyian dan ketenangan.
Sifat perfeksionis yang dimiliki melankolis membuat mereka menjadi mudah kecewa juga pesimis ketika usaha dan kerja keras mereka tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Karakter anak melankolis juga memiliki ciri, seperti:
- Sifat pemikir
- Perfeksionis
- Tidak suka diganggu
Mereka terbiasa melakukan pekerjaannya sendirian, meski begitu hasilnya selalu sistematis dan tepat waktu.
Meski memilih sendirian, anak-anak ini sebenarnya membutuhkan dukungan, kepekaan, dan pengertian dari orang lain, terutama dari orang tua.
Dukungan dari orang terdekat membuat mereka lebih bersemangat dalam mengerjakan aktivitas mereka.
Mereka juga senang jika keluarga dan sahabat memberikan anak-anak ruang untuk berkreasi dan bekerja.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mendidik anak ini.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.