17 Desember 2021

Kisah Ashabul Kahfi, Sekelompok Pemuda Beriman yang Ditidurkan Selama 309 Tahun

Kisah kelompok pemuda istimewa ini tercantum dalam Alquran
Kisah Ashabul Kahfi, Sekelompok Pemuda Beriman yang Ditidurkan Selama 309 Tahun

Selain kisah-kisah para nabi, dalam sejarah Islam terdapat juga cerita hikmah lain seperti Ashabul Kahfi. Kisah ini menjadi bukti nyata saat iman tertancap kuat di hati seseorang.

Bahkan, kisah Ashabul Kahfi termasuk tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Sebab, ada bayak kejadian yang sepertinya mustahil, namun benar-benar terjadi saat itu.

Ini merupakan kisah yang sangat istimewa, hingga Allah SWT mengabadikannya dalam Alquran dan terpilih menjadi nama surat yakni Surat Al-Kahfi.

Baca Juga: Kisah Anas bin Malik, Anak Beruntung yang Temani Nabi Muhammad hingga Akhir Hayat

Kisah Ashabul Kahfi

Ashabul Kahfi -1.jpg
Foto: Ashabul Kahfi -1.jpg

Foto: Hadhramouts.blogspot.com

Dalam surat Al-Kahfi yang merupakan surat ke-18 dalam Alquran, Allah SWT menceritakan kisah para Ashabul Kahfi atau para pemuda Kahfi yang menghindari kezaliman penguasa demi mempertahankan aqidah dan keleluasaan beribadah kepada Allah SWT.

Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya Nabi Isa AS.

Pada masa itu, mereka hidup di tengah banyaknya kezaliman dan juga di tengah masyarakat penyembah berhala.

Mereka menentang perintah raja untuk menyembah berhala, sehingga akhirnya mereka dipanggil dan dipaksa untuk mengikuti perintah raja.

Meski begitu, para Ashabul Kahfi tetap menolak hingga akhirnya mereka dikejar oleh suruhan raja untuk dibunuh. Untungnya, Ashabul Kahfi berhasil melarikan diri dan bersembunyi di sebuah gua.

Allah SWT menjelaskannya pada ayat ke-10 Surat Al-Kahfi sebagai berikut:

إِذ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

(Iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā)

Artinya: “(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: ‘Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)’,” (QS Al-Kahfi: 10).

Baca Juga: Kisah Ibu Nabi Musa, Rela Berpisah Demi Keselamatan Anaknya

Meski dalam keadaan terdesak, Ashabul Kahfi membuktikan bahwa mereka adalah hamba Allah SWT yang betul-betul memiliki iman yang kuat.

Di gua tersebut, mereka memohon agar diberikan perlindungan dari Allah SWT. Berkat doa yang dipanjatkan, Allah SWT kemudian menyelamatkan mereka.

Allah SWT membuat Ashabul Kahfi tertidur dan tidak mendengar apa-apa. Mereka terus berada dalam kondisi tertidur dalam waktu ratusan tahun.

Ibnu Katsir dalam ‘Tafsir Al-Qur’an al-‘Adzim’ menyebut bahwa Allah SWT membuat Ashabul Kahfi tidur selama 309 tahun, untuk menunjukkan lamanya mereka tidur dalam gua.

Mereka mulai tidur di zaman pemerintahan Raja Diqyanus, dan baru bangun setelah beberapa generasi raja berganti.

Setelah ratusan tahun, mereka pun dibangunkan oleh Allah SWT. Dan masyarakat beserta raja saat Ashabul Kahfi bangun sudah beriman kepada Allah SWT.

ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا

(Tsumma ba'aṡnāhum lina'lama ayyul-ḥizbaini aḥṣā limā labiṡū amadā)

Artinya: “Kemudian Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya) untuk Kami menguji siapakah dari dua golongan di antara mereka yang lebih tepat kiraannya, tentang lamanya mereka hidup (dalam gua itu),” (QS Al-Kahfi: 12).

Baca Juga: Kisah Romantis Nabi Muhammad dan Siti Aisyah: Panutan Keluarga Harmonis

Teladan Kisah Ashabul Kahfi

Ashabul Kahfi -2.jpg
Foto: Ashabul Kahfi -2.jpg

Foto: Onepathnetwork.com

Melihat istimewanya kisah dari para Ashabul Kahfi, ada banyak hikmah dan teladan yang bisa dicontoh dalam kehidupan saat ini. Beberapa di antaranya yakni:

1. Mengandung Nilai Pendidikan

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mencatat, ada banyak nilai pendidikan yang terkandung dalam surat Al-Kahfi ayat 9-21 yang merupakan inti dari kisah Ashabul Kahfi.

Yakni nilai pendidikan intelektual, pendidikan sabar, pemberian pengalaman spiritual, pendidikan keimanan, metode kisah, pendidikan keberanian, pendidikan mempertahankan keimanan, pendidikan ketahanan fisik, dan pendidikan sosial.

2. Memiliki Karakter yang Unggul

Menurut studi Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung para pemuda ashabul kahfi memiliki karakteristik beriman kepada Allah, memegang teguh keimanannya kepada Allah SWT, dan juga zuhud.

Dalam tafsir Al-Khazin disebutkan bahwa Ashabul Kahfi memenuhi syarat tiga komponen karakter yang baik, yakni para pemuda Ashabul kahfi memiliki pengetahuan moral, memiliki nilai tanggung jawab, kejujuran, dan kebaikan berdasarkan pada keyakinan kemampuan diri.

Baca Juga: Kisah Sunan Kalijaga yang Berdakwah Lewat Wayang

3. Sering Berucap Syukur

Quraish Shihab dalam ‘Tafsir Al-Misbah’, menjelaskan beberapa hal yang dapat dijadikan teladan dari kisah yang terkadung dalam surat Al-Kahfi ini.

Hikmat ini didapat dalam Surat al-Kahfi ayat 1.

ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبۡدِهِ ٱلۡكِتَٰبَ وَلَمۡ يَجۡعَل لَّهُۥ عِوَجَاۜ ١

(Al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā )

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya,” (QS Al-Kahfi: 1).

Maka sudah sepantasnya umat muslim untuk selalu bersyukur atas segala anugerah Allah SWT, yakni dengan selalu mengucapkan syukur alhamdulillah.

4. Solutif dalam Menghadapi Permasalahan

Masih menuru Quraish Shihab, sebagaimana kandungan ayat 1 bahwa Alquran merupakan pedoman hidup yang sempurna.

Ini dapat mengatasi permasalahan karena menjadi tolok ukur kebenaran kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, dengan tujuan untuk memperingatkan siksaan pedih yang tidak terjangkau atau terlukiskan dengan kata-kata.

Dan juga memberikan berita gembira kepada orang-orang mukmin yang beriman dan selalu mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapatkan ganjaran berupa surga dan segala kenikmatan di dalamnya.

5. Hakikat Kesucian Manusia

Manusia terlahir suci dan luhur, serta tidak cenderung pada kehidupan duniawi yang rendah seperti keterangan dalam ayat 7 dan 8.

Akan tetapi, Allah SWT telah menetapkan bahwa jiwa tidak dapat mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan yang abadi, kecuali dengan akidah yang benar serta amal saleh.

Untuk itu, Allah SWT membimbing manusia menuju pada kebenaran akidah dan amal saleh, serta menempatkannya di bumi agar mampu mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.

Baca Juga: Isra Miraj, Kisah Perjalanan Suci Nabi Muhammad SAW Menerima Perintah Salat dari Allah SWT

6. Anjuran untuk Menghindari Perdebatan

Dalam ayat 19, ada anjuran untuk menghentikan diskusi tidak bermutu dan tidak memiliki bukti. Kalimat “.. Tuhan kamu lebih mengetahui…”, adalah anjuran untuk menghentikan diskusi mengenai berapa lama waktu Ashabul Kahfi berada dalam gua.

Ucapan ini mengandung makna agar tidak menghabiskan waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak terjangkau oleh nalar.

Ucapan penghuni gua itu juga menganjurkan agar kita menggunakan energi hanya untuk sesuatu yang penting dan bermanfaat.

7. Tidak Terlena dengan Kenikmatan

Hal ini ditunjukkan oleh kata ‘wariq’ pada ayat 19, yaitu uang yang digunakan untuk membeli makanan untuk pra pemuda tersebut.

فَٱبۡعَثُوٓاْ أَحَدَكُم بِوَرِقِكُمۡ هَٰذِهِۦٓ

(Fab'aṡū aḥadakum biwariqikum hāżihī)

Artinya: “… Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini,” (QS Al-Kahfi: 19).

Hal ini mengisyaratkan bahwa meski seseorang telah mempersiapkan diri terhadap segala kemungkinan dalam menyembunyikan sesuatu, namun hal-hal yang terjadi diluar dugaan tetap terbuka lebar akibat kelemahan dan kelengahan yang tidak dapat dihindari.

Itulah beberapa hal yang dapat menjadi teladan dari kisah Ashabul Kahfi ini. Semoga kisah ini dapat bermanfaat dalam kehidupan agar termasuk kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih.

  • https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/44549
  • http://digilib.uinsgd.ac.id/25903/7/2_Abstrak.pdf
  • https://alhasanah.or.id/artikel/kisah-ashabul-kahfi-dan-keteladanannya/
  • https://tafsiralquran.id/meneladani-kisah-ashabul-kahfi-dalam-alquran/
  • https://bincangsyariah.com/khazanah/perkiraan-masa-kisah-ashabul-kahfi-terjadi/
  • https://worldquran.com/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb