29 Juni 2022

Surat At-Tin: Bacaan Latin, Arti dan Keistimewaannya, MasyaAllah!

Dalam surat At-Tin, Allah SWT bersumpah dengan nama tempat-tempat yang penting
Surat At-Tin: Bacaan Latin, Arti dan Keistimewaannya, MasyaAllah!

Bukan hanya menjelaskan tentang manfaat buahnya saja, surat At-Tin dalam Alquran juga menunjukkan fungsi qasam atau sumpah sebagai ungkapan kebenaran.

Misalnya dilansir dari studi IAIN Batusangkar, menunjukkan, fungsi qasam dalam surat At-Tin yaitu fungsi qasam (sumpah) Allah SWT untuk mengungkapkan sumpah-Nya dengan memberi argumentasi tentang kebenaran ucapan tersebut.

Itu berfungsi sebagai bentuk pengagungan kepada para nabi yang menerima wahyu untuk meninggikan derajatnya.

Dan sumpah-sumpah-Nya berfungsi sebagai argumentasi, dan karena itu Allah SWT memilih sesuatu yang mempunyai kaitan erat dengan kandungan sumpah-Nya.

Yuk, Moms mari simak bacaan, arti, hingga keutamaan surat at-Tin berikut ini!

Baca Juga: Review Cussons Baby Cream Soft & Smooth oleh Moms Orami, Teruji Dermatologis!

Bacaan dan Arti Surat At-Tin

Surat At Tin -1.jpg
Foto: Surat At Tin -1.jpg

Foto Ilustrasi Surat at-Tin (Islam4u.pro)

Surat At-Tin diturunkan di Kota Mekkah sehingga tergolong surat Makkiyah. Surat ini diturunkan setelah surat Al Buruj.

Surat ini berisi tentang teguran keras kepada manusia sebagai ciptaan Allah yang paling istimewa, melampaui lainnya.

Dalam surat ini, Allah bersumpah dengan empat hal, yakni:

  • Demi buah tin
  • Demi buah zaitun
  • Demi Bukit Sinai
  • Demi kota Mekah yang aman

Keempat hal yang disebutkan dalam surat At-Tin tersebut menjadi saksi akan penciptaan manusia sebagai khalifah di bumi.

Oleh sebab itu, kita hendaknya menjalani aktivitas sehari-hari dengan mengharap rida Allah SWT pula, agar diberkati.

Surat At-Tin terdiri dari 8 ayat. Berikut bacaan surat At-Tin Arab, latin, dan terjemahannya:

وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ - ١

1. Wat-tīni waz-zaitụn

Artinya: Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,

وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ - ٢

2. Wa ṭụri sīnīn

Artinya: demi gunung Sinai,

وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ - ٣

3. Wa hāżal-baladil-amīn

Artinya: dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ - ٤

4. Laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm

Artinya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,

ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَۙ - ٥

5. Tsumma radadnāhu asfala sāfilīn

Artinya: kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ - ٦

6. Illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fa lahum ajrun gairu mamnụn

Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِۗ - ٧

7. Fa mā yukażżibuka ba'du bid-dīn

Artinya: Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) (hari) pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu?

اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ ࣖ - ٨

8. A laisallāhu bi`aḥkamil-ḥākimīn

Artinya: Bukankah Allah hakim yang paling adil?

Baca Juga: 9 Review Minyak Telon Favorit Moms Orami, Mana yang Terbaik?

Makna dan Kandungan Surat At-Tin

Surat At Tin -2.jpg
Foto: Surat At Tin -2.jpg

Foto Ilustrasi Surat at-Tin (Tafsir.learn-quran.co)

Ini merupakan surat ke 95 dalam Al-Qur’an yang artinya buah tin.

Nama At-Tin ini diambil dari kata ‘at-Tin’ yang terdapat pada ayat pertama surat ini, yang artinya buah tin.

Ini adalah beberapa kandungan Surah At-Tin, yakni:

1. Keutamaan Nabi Ulul ‘Azmi

Allah SWT bersumpah dengan tiga tempat diutusnya para Nabi Ulul ‘Azmi, yaitu:

  • Tempat adanya buah tiin dan zaitun, yaitu Baitul Maqdis, tempat diutusnya Nabi ‘Isa AS
  • Bukit Sinai yaitu tempat Allah SWT berbicara langsung dengan Nabi Musa AS
  • Negeri Mekah yang penuh rasa aman, tempat diutusnya Nabi Muhammad SAW
  • Sumpah dengan tiga hal ini menunjukkan kemuliaan Nabi Ulul ‘Azmi

2. Dari Sempurna Lalu Masuk Neraka

Setelah bersumpah dengan tiga tempat tersebut, lalu disebutkan al-muqsam ‘alaih yaitu isi sumpah.

Tafsiran ayat pertama dikatakan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya yang sempurna.

Kemudian ia akan masuk dalam neraka. Demikian yang dikatakan oleh Mujahid, Abul ‘Aliyah, Al-Hasan Al-Bashri, Ibnu Zaid dan selainnya.

Ia masuk neraka karena ia tidak mau taat pada Allah SWT dan tidak mau mengikuti ajaran Rasulullah SAW.

Yang selamat dari neraka adalah orang yang beriman dan beramal shalih, menurut Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim.

Tafsiran selanjutnya dari Ibnu ‘Abbas dan ‘Ikrimah, yakni manusia diciptakan dalam keadaan kuat ketika muda lalu dikembalikan di usia tua dalam keadaan lemah.

Maksud ayat ‘Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya’ ada empat pendapat.

Baca Juga: Silent Treatment, Ketika Seseorang Menolak Komunikasi saat Ada Konflik, Begini Cara Menghadapinya

Di antara pendapat tersebut adalah ‘Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya seperti di waktu mudanya, yaitu dalam keadaan kuat dan semangat untuk beramal’ menurut ‘Ikrimah.

Masa tua kebanyakan merasa tidak semangat lagi untuk beramal. Seseorang akan melewati masa kecil, masa muda, dan masa tua.

Masa kecil dan masa tua adalah masa sulit untuk beramal, berbeda dengan masa muda yang menjadi waktu terbaik untuk beramal shalih.

Jika seseorang sulit beramal di waktu tua padahal waktu mudanya senang beramal shalih, maka ia tetap dicatat seperti keadaannya di waktu muda.

Sama halnya keadaannya seperti orang yang sakit dan bersafar. Dalam hadits Abu Musa, Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

Artinya: “Jika seorang hamba sakit atau bersafar, maka dicatat baginya semisal keadaan ketika ia beramal saat mukim atau sehat,” (HR Bukhari).

Jadi seorang muslim bisa mengisi usia muda untuk beramal. Selain itu, mintalah perlindungan kepada Allah SWT dari usia tua sebagaimana do’a yang dicontohkan oleh Rasululullah SAW:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ

(Allahumma inni a’udzu bika minal kasl wa a’udzu bika minal jubn, wa a’udzu bika minal harom, wa a’udzu bika minal bukhl)

Artinya:

“Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari rasa malas, aku meminta perlindungan pada-Mu dari lemahnya hati.

Aku meminta perlindungan pada-Mu dari usia tua (yang sulit untuk beramal) dan aku meminta perlindungan pada-Mu dari sifat kikir (pelit),” (HR Bukhari).

3. Allah adalah Hakim Seadil-Adilnya

Mengenai ayat terakhir, Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata,

“Apa yang menyebabkan manusia sampai mengingkari hari pembalasan terhadap amalan.

Padahal telah banyak bukti dari berbagai ayat Allah dengan bukti yang yakin.

Juga sudah ada bukti dengan berbagai nikmat yang telah Allah beri yang kita jangan sampai mengingkarinya.

Bukankah Allah adalah Hakim yang seadil-adilnya?

Maksudnya, Allah tidak akan membiarkan manusia begitu saja tanpa diperintah dan tanpa dilarang.

Tak mungkin pula Allah membiarkan mereka tanpa diberi pahala dan tanpa diberi hukuman,” (Tafsir As-Sa’di)

Baca Juga: Review Serum Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum oleh Moms Orami, Noda Hitam Tersamarkan!

4. Sebagai Bentuk dari Rasa Syukur

Surat At-Tin menjelaskan tentang perintah untuk bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan makhluk seperti manusia dan alam semesta dengan sempurna.

Maka, manusia harus senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.

Cara bersyukur kepada Allah yaitu dengan menerima apa saja yang diberikan oleh Allah.

Oleh karenanya, yang dimaksud dengan bersyukur adalah tidak mengeluh atas segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan, baik itu rasa senang maupun kesulitan.

5. Mengajarkan Cara Mengontrol Diri

Keutamaan lain dari surat At-Tin adalah mengajarkan kita agar dapat mengontrol diri agar terhindar dari perbuatan keji serta mungkar.

Surat At-Tin juga memberikan pelajaran agar dapat menjaga imam, takwa, serta beramal saleh.

Dalam agama Islam, kontrol diri diistilahkan dengan mujahadah an nafs.

Kontrol diri sama dengan pengendalian menghadapi hawa nafsu, emosi, dan hal lain yang nantinya berdampak buruk.

6. Pahala yang Tidak Terputus

Keutamaan dari surat At-Tin lainnya adalah mengajarkan kita bahwa bagi siapa saja yang melakukan kebaikan setiap hari, mulai sejak kecil hingga ajal menjemput, maka pahalanya tidak akan terputus.

Dalam hadits Rasulullah SAW dan diriwayatkan oleh Imam Bukhori yang artinya,

"Jika seorang hamba sakit atau bersabar, maka dicatat baginya semisal keadaan ketika ia beramal saat mukim atau sehat."

Dalam agama Islam ada 3 hal yang membuat pahala tidak terputus meskipun seorang umat telah meninggal, yaitu:

  • Sedekah Jariyah

Sedekah adalah pemberian sesuatu dari seorang muslim kepada yang berhak menerimanya secara ikhlas dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharapkan ridha Allah.

Sedangkan sedekah jariyah ialah sesuatu yang terus menerus manfaatnya seperti wakaf tanah, buku-buku hingga lembaga-lembaga pendidikan seperti pesantren dan lain sebagainya.

Pahalanya akan terus mengalir meskipun kita sudah wafat.

  • Ilmu yang Bermanfaat

Seseorang yang memberikan dan mengajarkan ilmu kepada orang lain, akan mendapatkan amalan yang tidak terputus meski dirinya telah meninggal dunia.

Jika seseorang mengajarkan sebuah ilmu kepada orang lain dan kemudian orang tersebut mengamalkannya maka amalannya akan terus mengalir dan tidak akan terputus.

  • Doa Anak Sholeh

Doa kepada kedua orang tua adalah kebaktian yang masih bisa dilakukan seorang anak kepada orang tuanya yang telah meninggal dunia dan terus memberikan kebaikan pada orang tua.

Doa seorang anak akan terus mengalir kebaikan dan manfaat dan balasan kebaikan bagi kedua orang tua tatkala amal-amal lainnya telah terputus.

Baca Juga: Begini Cara Menanam Porang, dari Penyiapan Lahan, Pembibitan, hingga Perawatannya

Keutamaan Surat At-Tin

ayat-alquran-tentang-pernikahan.jpg
Foto: ayat-alquran-tentang-pernikahan.jpg (Orami Photo Stocks)

Foto Ilustrasi Surat at-Tin (Orami Photo Stock)

Dari penjelasan tersebut, ada beberapa keutamaan dari surat At-Tin yang bisa menjadi hikmah saat selalau membaca dan memahaminya. Yakni:

  1. Keutamaan Nabi Ulul ‘Azmi yang disebut dalam surat ini yaitu Nabi ‘Isa, Nabi Musa, dan Nabi Muhammad SAW
  2. Buah tiin dan zaitun punya banyak manfaat, dan dianjurkan untuk menanamnya
  3. Kota Makkah adalah kota yang mulia dan penuh rasa aman
  4. Allah SWT memuliakan manusia dengan menciptakannya dalam bentuk yang sebaik-baiknya
  5. Allah SWT memuliakan seorang muslim ketika dipanjangkan umurnya. Ketika dia berada di usia senja, tetap amalannya dicatat seperti saat muda. Allah SWT terus memberikannya kebaikan dan menjauhkan darinya kejelekan
  6. Hanya Allah SWT yang memberi taufik

Baca Juga: 10 Review Botol Susu Favorit Si Kecil oleh Moms Orami, Bagus Mana?

Itulah penjelasan mengeanai surat At-Tin yang mengandung banyak hikmah, salah satunya agar seseorang terus beramal baik, meski sudah lanjut usia. MasyaAllah.

Yuk, Moms amalkan surat At-Tin!

  • https://repo.iainbatusangkar.ac.id/xmlui/handle/123456789/18162
  • https://www.sumberpengertian.id/surah-at-tin
  • https://rumaysho.com/12210-tafsir-surat-at-tiin-pahala-yang-tidak-terputus-hingga-tua.html
  • https://worldquran.com/at-tin

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb