
Apakah Moms tahu tentang placenta previa? Istilah ini mungkin saja asing di telinga new Moms. Placenta previa merupakan komplikasi kehamilan yang jarang terjadi, sekitar kurang dari satu persen kehamilan. Yang mengkhawatirkan, bahaya placenta previa umumnya memengaruhi sekitar 1 dari 200 ibu hamil pada trimester ketiga kehamilan. Kondisi ini bisa sangat serius dan mengganggu kehamilan jika dibiarkan tidak terdiagnosis.
Plasenta dapat terpisah dari dinding rahim saat serviks mulai melebar (terbuka) selama persalinan. Ketua Umum Persatuan Obstetri Ginekolog Indonesia (POGI), Nurdadi Saleh, menyatakan bahwa kehamilan dengan placenta previa merupakan kondisi kehamilan di mana placenta berada terlalu rendah di rahim dan sebagian atau seluruhnya menutupi jalan lahir bayi (serviks).
Menurut Jane Calhoun, bidan terdaftar di Midwives Grey Bruce di Owen Sound, Kanada, placenta previa paling sering didiagnosis dengan USG pada usia kehamilan sekitar 18 sampai 20 minggu. Kondisi ini perlu menjadi perhatian dalam kehamilan karena bayi tidak bisa dilahirkan melalui plasenta tanpa risiko kehilangan darah.
Penyebab placenta previa yang pasti hingga kini belum diketahui dengan jelas. Berikut ini telah diidentifikasi sebagai faktor risiko plasenta previa:
Tanda dan gejala placenta previa bervariasi, namun gejala yang paling umum adalah perdarahan tanpa rasa sakit selama trimester ketiga. Moms bisa mengalami kram dan pendarahan vagina merah terang, bisa parah, datang dan pergi selama beberapa hari di akhir trimester kedua atau di awal minggu ketiga.
Ada beberapa gejala yang perlu dicurigai terhadap berkembangnya Placenta Previa:
Jika Moms mengalami Placenta Previa, dokter akan memantau Moms dan bayi yang ada dalam kandungan untuk mengurangi risiko komplikasi serius seperti di bawah ini:
Beberapa strategi ini bisa membantu Moms mengatasi placenta previa saat hamil:
Pelajari tentang placenta previa. Memiliki informasi tentang kondisi ini dapat membantu meringankan ketakutan Moms. Bicaralah dengan dokter, pelajari dan bertukar pengalaman dengan wanita lain yang pernah mengalami plasenta previa.
Istirahat adalah yang terbaik. Mungkin dokter akan menyarankan bed rest pada Moms. Meskipun tidak sedang tidur, Moms bisa melakukan aktivitas yang aman selama merencanakan kelahiran bayi. Pastikan agar Moms menghindari hubungan intim untuk sementara waktu, agar tidak merangsang pendarahan vagina.
Mempersiapkan Operasi Caesar. Placenta previa mungkin mencegah Moms melahirkan bayi secara normal.
Apakah diantara Moms ada yang mengalami Placenta Previa saat hamil? Share ceritanya, ya, Moms!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.