27 Juni 2019

Adakah Risiko Komplikasi pada Program IVF?

Moms dan Dads yang berniat menjalani IVF perlu tahu dulu, nih.
Adakah Risiko Komplikasi pada Program IVF?

Banyak pasangan dengan masalah infertilitas memilih menjalani prosedur in vitro fertilization (IVF) agar dapat hamil.

Kehamilan dengan metode IVF melibatkan sejumlah tahapan. Mulai dari pengambilan sel telur dari rahim, menyatukannya dengan sperma di laboratorium, hingga memasukkan hasil pembuahan tersebut kembali ke dalam rahim.

Baca Juga: Selain IVF, Ini Cara Hamil Buat Penderita PCOS

Kehamilan IVF dan Alami Sama-Sama Memiliki Risiko

Risiko komplikasi pada program IVF  (1).jpg
Foto: Risiko komplikasi pada program IVF (1).jpg

Foto: mountelizabeth.com

Secara umum, kehamilan melalui IVF dan kehamilan biasa memiliki ciri-ciri yang sama. Masing-masing pun menyimpan sejumlah risiko karena pada dasarnya setiap kehamilan memang tidak bebas dari risiko.

Namun, hasil studi terbaru yang dimuat di Canadian Medical Association Journal memaparkan risiko komplikasi pada program IVF ternyata sedikit lebih tinggi dibandingkan risiko komplikasi pada kehamilan alami.

Yuk, ketahui lebih jauh seperti apa risiko komplikasi pada program IVF.

Kehamilan IVF Perlu Perawatan dan Pemantauan Ekstra

Risiko komplikasi pada program IVF  (2).jpg
Foto: Risiko komplikasi pada program IVF (2).jpg

Foto: evoke.ie

Dikutip dari situs web Iris Health, sekitar 20 hingga 30 persen dari seluruh kehamilan dengan IVF merupakan kehamilan kembar. Secara umum, kehamilan kembar memerlukan perawatan dan pemantauan ekstra dibandingkan kehamilan tunggal.

Risiko komplikasi pada program IVF lainnya adalah kehamilan di luar rahim (biasanya di dalam tuba falopi) atau dikenal dengan istilah kehamilan ektopik. Umumnya, kehamilan ektopik hanya mampu bertahan selama 12 minggu.

Sementara, berdasarkan hasil studi di Kanada tersebut, risiko komplikasi pada program IVF meliputi perdarahan pascapersalinan yang memerlukan transfusi darah, perawatan di ICU, infeksi pada sistem reproduksi, dan pada kasus yang ekstrem dapat menimbulkan kematian.

Para peneliti mengamati data dari 813.719 kelahiran di berbagai rumah sakit di Ontario antara 2006 dan 2012. Dari data tersebut, mereka menemukan sebanyak 11.546 perempuan melahirkan setelah melalui prosedur IVF dan membandingkannya dengan 47.553 perempuan dengan karakteristik serupa, namun melahirkan secara alami.

“Hasilnya, 30,8 per 1.000 perempuan yang menjalani perawatan infertilitas [dan IVF] dalam studi kami memiliki komplikasi kehamilan yang berat,” terang Dr. Natalie Dayan, direktur pengobatan obstetri dari McGill University Health Centre dan peneliti utama studi tersebut.

Baca Juga: Deteksi Awal Masalah Infertilitas, Jangan Takut Datang ke Klinik IVF

Risiko Kehamilan IVF

Risiko komplikasi pada program IVF  (3).jpg
Foto: Risiko komplikasi pada program IVF (3).jpg

Foto: newmommymedia.com

Sementara, menurut Dayan, ketika dibandingkan dengan kelompok perempuan dengan usia yang sama dan karakteristik kehamilan serupa, namun melahirkan secara alami, jumlah yang mengalami komplikasi kehamilan yang berat lebih sedikit, yaitu 22,2 per 1.000 perempuan.

Meski mendapati temuan risiko komplikasi pada program IVF tersebut, Dayan menambahkan bila melihat keseluruhan kasus kehamilan dengan IVF, jumlah perempuan yang mengalami komplikasi berat termasuk kecil.

“Bagi kebanyakan perempuan yang tidak dapat melahirkan secara alami, IVF merupakan pilihan yang efektif dan aman untuk dapat hamil dan memiliki keturunan,” tambahnya.

Baca Juga: Perjuangan Chrissy Teigen Mendapatkan Momongan melalui IVF

Itulah hal yang perlu Moms ketahui tentang risiko komplikasi pada program IVF. Semoga membantu ya Moms!

(AN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb