28 Januari 2023

7 Penyebab Program Bayi Tabung Gagal, Cari Tahu Di Sini!

Mungkinkah program bayi tabung gagal? Atasi kemungkinan penyebabnya segera
7 Penyebab Program Bayi Tabung Gagal, Cari Tahu Di Sini!

Tahukah Moms ternyata bisa program bayi tabung gagal?

Salah satu program kehamilan yang bisa dilakukan pasangan yang sudah menikah adalah program bayi tabung.

Namun, cara ini belum tentu sepenuhnya berhasil. Oleh sebab itu, Moms dan Dads pelu mencari tahu penyebab bayi tabung gagal.

Saat ini, semakin maju teknologi program kehamilan In vitro fertilisation (IVF) atau yang dikenal dengan istilah bayi tabung memang banyak dipilih karena kemungkinan memiliki bayi lebih cepat dan banyak yang sudah berhasil.

Dilansir dari The National Infertility Association, IVF adalah teknik di mana sel telur wanita dan sperma pria dikombinasikan di labolatorium khusus untuk menciptakan embrio.

Namun, sayangnya, program bayi tabung tidak selalu berhasil.

Mengutip dari laman Nurture Fertility, wanita muda memiliki peluang keberhasilan IVF (bayi tabung) yang lebih tinggi, dengan tingkat keberhasilan untuk wanita di bawah 35 tahun yaitu 40%.

Baca Juga: Prosedur IVF, Ini Pengertian, Tahapan, Risiko, Tingkat Keberhasilan, dan Biayanya

Penyebab Program Bayi Tabung Gagal

Tak sedikit yang merasa sedih, kecewa, frustasi saat bayi tabung dinyatakan gagal. Kegagalan program bayi tabung bisa terjadi karena berbagai alasan.

Berikut hal-hal yang menjadi penyebab program bayi tabung gagal.

1. Kualitas Embrio

Bayi Tabung Gagal
Foto: Bayi Tabung Gagal (Orami Photo Stock)

Salah satu alasan paling umum mengapa program bayi tabung gagal adalah karena kualitas embrio.

Banyak embrio yang tidak dapat ditanam setelah dipindahkan ke rahim karena cacat.

Embrio yang terlihat sehat di laboratorium mungkin memiliki cacat yang menyebabkan mereka mati daripada tumbuh.

Dalam kebanyakan kasus ketika ini terjadi, itu tergantung pada embrio dan bukan uterus.

Jadi, bukan berarti rahim memiliki sesuatu yang salah sehingga Moms tidak dapat mengandung bayi.

Embrio tidak berimplantasi karena memang tidak cukup sehat untuk tumbuh.

Dalam Journal of Assisted Reproduction and Genetics, kualitas embrio dinilai berdasarkan beberapa parameter, yakni morfologi, perkembangan, genetik, dan metabolisme.

Baca Juga: Berapa Biaya Bayi Tabung? Berikut Penjelasannya

2. Usia Sel Telur

Usia Sel Telur (Freepik.com)
Foto: Usia Sel Telur (Freepik.com)

Usia wanita yang menjalani program bayi tabung memainkan peran besar karena usia sel telur menjadi faktor keberhasilan bayi tabung.

Seiring bertambahnya usia seorang wanita, kualitas dan kuantitas sel telur wanita mulai memburuk.

Hal ini tentunya akan sangat memengaruhi peluang kehamilannya dengan ataupun tanpa bayi tabung.

Rata-rata, sekitar 25% embrio yang digunakan dalam IVF akan menghasilkan kelahiran hidup. Namun, hal ini sangat bergantung pada usia sel telur wanita tersebut.

Wanita di bawah 35 tahun yang menggunakan sel telurnya sendiri untuk IVF memiliki tingkat implantasi sekitar 45 persen.

Sementara itu, wanita yang berusia 40 hingga 42 tahun yang menggunakan sel telurnya sendiri hanya memiliki peluang sekitar 15 persen untuk implantasi.

3. Respon dari Ovarium

Respon dari Ovarium (Freepik.com)
Foto: Respon dari Ovarium (Freepik.com) (Orami Photo Stocks)

Kadang-kadang, indung telur wanita tidak merespon obat IVF dan gagal menghasilkan banyak sel telur.

Biasanya, hal ini terjadi pada wanita yang memiliki usia di atas 37 tahun.

Bisa juga karena mereka memiliki kadar hormon perangsang folikel tinggi, memproduksi telur yang mungkin cukup sulit.

Jika kondisi ini terjadi pada Moms, maka kemungkinan bayi tabung gagal akan mungkin terjadi.

Dokter biasanya akan mengevaluasi peluang terjadinya hal ini dan akan membahas segala perubahan yang perlu dilakukan pada obat IVF yang sebelumnya diberikan.

Baca Juga: 7 Tahapan Proses Bayi Tabung yang Perlu Moms dan Dads Lalui, Catat!

4. Kromosom

Kromosom (Orami Photo Stock)
Foto: Kromosom (Orami Photo Stock)

Embrio yang memiliki kelainan kromosom bisa menjadi penyebab program bayi tabung gagal. Ini berarti bahwa embrio memiliki bagian DNA kromosom yang hilang, ekstra, atau tidak teratur.

Abnormalitas kromosom sering menjadi alasan dibalik keguguran dan kegagalan implantasi selama program bayi tabung berlangsung.

Kelainan kromosom dapat diturunkan dari salah satu orang tua atau baru berkembang selama tahap awal pembelahan embrio.

Wanita berusia di atas 30 tahun lebih cenderung mengalami kelainan kromosom dalam sel telur mereka, dan ini akan terus meningkat lebih lanjut ketika ia mencapai usia 40-an.

Selain wanita, pria bisa memengaruhi kegagalan program bayi tabung karena adanya kelainan kromosom.

Sperma pria juga dapat mengembangkan lebih banyak kelainan kromosom seiring bertambahnya usia, tetapi pada tingkat yang jauh lebih rendah daripada sel telur wanita.

Menurut Translational Andrology and Urology Journal, hanya sekitar 15% pria dengan analisis air mani normal yang mungkin memiliki DNA sperma salah.

Untuk mengetahui integritas kromosom embrio, dapat dideteksi dengan tes skrining pregenetik (PGS).

5. Gaya Hidup

Gaya Hidup (Freepik.com)
Foto: Gaya Hidup (Freepik.com)

Gaya hidup paling memengaruhi apakah program bayi tabung gagal atau tidak. Moms atau Dads mungkin akan diminta berhenti merokok hingga 3 bulan sebelum dimulainya program ini.

Perokok biasanya membutuhkan hingga 2 kali lebih banyak siklus IVF untuk hamil dan lebih mungkin mengalami keguguran.

Jika Moms memiliki berat badan berlebih ataupun kekurangan berat badan, maka harus berusaha mencapai berat badan yang sehat untuk meningkatkan peluang program kehamilan bayi tabung yang sukses.

Apabila mengalami berat badan berlebih, Moms mungkin perlu menurunkan berat badan sebanyak 10% untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Intinya, usahakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat, ya.

Jangan lupa untuk menjaga pola makan yang bergizi dan berolahraga secara teratur.

Baca Juga: Mengenal Preimplantation Genetic Diagnosis (PGD), Pemeriksaan yang Dilakukan Sebelum Bayi Tabung

6. Disfungsi Implantasi

Disfungsi Implantasi (Freepik.com)
Foto: Disfungsi Implantasi (Freepik.com)

Seharusnya embrio menempel dengan benar pada lapisan uterus, tapi dalam kondisi ini disfungsi implantasi justru mencegahnya, sehingga program bayi tabung pun mengalami kegagalan.

Disfungsi implantasi biasanya disebabkan beberapa hal, seperti, endometrium, auto-imun, polip rahim, peningkatan dini kadar progesteron, infeksi rahim, dan terdapat permukaan yang menonjol ke dalam rongga uterus.

Jadi, bukan sepenuhnya salah Moms jika embrio gagal ditanamkan ke rahim.

Baca Juga: Ciri-Ciri Embrio Berkualitas untuk Program Bayi Tabung

7. Masalah Teknis

Masalah Teknis Bayi Tabung (kaltim.procal.co)
Foto: Masalah Teknis Bayi Tabung (kaltim.procal.co)

Dokter yang tidak memiliki keahlian yang sama dalam hal pemindahan program bayi tabung ini tentunya akan mengalami kegagalan saat pemindahan embrio ke dalam rahim.

Hal tersebutlah yang akan menjadi penyebab program bayi tabung gagal.

Maka, penting sekali bagi Moms dan Dads memilih tenaga ahli yang kompeten dan sudah meraih banyak keberhasilan dalam menjalankan program bayi tabung ini.

Meski demikian, kesalahan juga tetap dapat terjadi. Tenaga medis yang membantu proses bayi tabung mungkin saja melakukan kesalahan dalam menyeleksi embrio.

Pada dasarnya, ahli embriologi memilih embrio untuk ditransfer berdasarkan 3 kriteria dasar, yakni tahap sel, tingkat embrio, dan tingkat pembelahan sel.

Ahli embriologi bisa saja sulit membedakan kromosom normal dari embrio kromosom abnormal.

Laboratorium IVF pun dapat menjadi faktor kegagalan bayi tabung.

Oleh sebab itu, laboratorium IVF sebaiknya mensimulasikan apa yang dialami sperma, telur, dan embrio di dalam saluran reproduksi wanita.

Dengan begitu, penting bagi tenaga medis untuk mengontrol konsentrasi oksigen, konsentrasi karbon dioksida, dan faktor lain seperti kelembapan, PH, suhu dan cahaya di dalam laboratorium IVF.

Jika Moms dan Dads berencana melakukan program bayi tabung, maka alangkah lebih baiknya mempelajari kemungkinan gagalnya program ini.

Hal ini agar bisa mencegahnya sehingga program bayi tabung gagal tidak terjadi. Bahkan, bisa berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6240539/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5643647/
  • https://www.winfertility.com/blog/top-6-reasons-for-failed-fertility-treatments/
  • https://www.infertilityaide.com/blog/top-5-reasons-for-failure-of-ivf
  • https://www.fertility-academy.co.uk/blog/why-does-ivf-fail/
  • https://txfertility.com/fertility-treatments/causes-ivf-failure/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb