
Vitamin D diketahui berperan penting untuk perkembangan tulang, pertumbuhan gigi dan sistem kekebalan tubuh.
Vitamin D diproduksi oleh tubuh selama terpapar sinar matahari.
Vitamin D juga dapat diperoleh melalui makanan seperti ikan, telur, dan produk makanan yang diperkaya kandungan vitamin D.
Namun, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh CDC, bayi yang menyusu ASI secara eksklusif ternyata terbukti mendapatkan asupan vitamin D dalam jumlah yang sedikit.
Sementara bayi yang diberi susu formula justru mendapatkan lebih banyak asupan vitamin D. Mengapa demikian?
Benarkah bayi ASI lebih berisiko mengalami kekurangan vitamin D? Bagaimana gejala defisiensi vitamin D pada bayi?
Foto: Defisiensi Vitamin D Pada Bayi. Perhatikan Gejala Ini 1.jpg
Foto: parenting.firstcry.com
Kekurangan vitamin D sekarang ini sangat sering ditemukan pada bayi, anak-anak, hingga orang dewasa.
Bayi dilahirkan dengan simpanan vitamin D yang rendah dan bergantung pada ASI, sinar matahari, atau suplemen tambahan sebagai sumber vitamin D dalam beberapa bulan pertama kehidupannya.
Menurut WHO, beberapa faktor yang menyebabkan bayi ASI eksklusif kekurangan vitamin D adalah karena ibunya tidak memperoleh vitamin D yang mencukupi.
Kandungan vitamin D di dalam ASI sangat tergantung pada vitamin D yang diperoleh busui.
Semakin rendah vitamin D yang Moms peroleh, semakin rendah pula kandungan vitamin D dalam ASI yang diminum si kecil.
Selain itu, faktor lain seperti kurangnya paparan sinar matahari juga menyebabkan bayi lebih rentan terhadap defisiensi vitamin D.
Baca Juga : Pentingnya Mengonsumsi Vitamin D Bagi Kesehatan
Video: https://www.youtube.com/watch?v=2u0hjlh2ry8
Melansir penjelasan Dr. Varsha Saxena melalui channel Doctor’s Circle, tanda-tanda awal bayi kekurangan vitamin adalah sebagai berikut ini:
Adapun beberapa gejala lanjutan kekurangan vitamin D yang umumnya ditemukan pada bayi meliputi:
Foto: Defisiensi Vitamin D Pada Bayi. Perhatikan Gejala Ini 2.jpg
Foto: spectrumnews.org
Kekurangan vitamin D pada bayi dan anak-anak sering kali dikaitkan dengan rakitis atau pelunakan tulang. Benarkah demikian?
Dilansir dari Medpagetoday.org, sebuah penelitian yang dilakukan oleh James A. Taylor, M.D., dari University of Washington di Seattle, menemukan bahwa tidak ada bukti yang cukup kuat mengenai adanya kaitan antara defisiensi vitamin D dengan kelainan tulang pada bayi dan anak-anak.
Meskipun ada kemungkinan bahwa beberapa bayi yang kekurangan vitamin D akan mengembangkan rakitis dalam waktu dekat atau memiliki penyakit tulang di masa depan.
Dr. Taylor juga menuliskan bahwa sebagian besar dampak asimptomatik yang terlihat pada hasil radiografi bayi dengan defisiensi besi dapat bersifat sementara dan akan hilang ketika paparan sinar matahari dan asupan vitamin D sang bayi meningkat.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan mengenai dampak kekurangan vitamin D pada bayi.
Baca Juga : Perlukah Bayi Diberi Suplemen Vitamin?
Foto: Defisiensi Vitamin D Pada Bayi. Perhatikan Gejala Ini 3.jpg
Foto: dreambabycafe.com
Jawabannya sebenarnya tergantung pada apakah si kecil menyusu ASI eksklusif atau diberi susu formula yang sudah diperkaya dengan vitamin D.
Pertimbangkan pedoman dari American Academy of Pediatrics (AAP) di bawah ini dalam memberikan suplemen vitamin D pada bayi:
Selain suplemen vitamin D, setelah si kecil mulai makan MPASI, Moms juga dapat memberikan makanan-makanan yang mengandung vitamin D seperti ikan atau telur.
Selain itu, jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan suplemen vitamin D pada si kecil.
(RGW/CAR)
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.