27 Maret 2024

6 Cerita Rakyat Jawa Timur, Ada tentang Bambang Durjana!

Cocok dibacakan untuk Si Kecil, lho Moms
6 Cerita Rakyat Jawa Timur, Ada tentang Bambang Durjana!

Foto: Freepik

Jawa Timur, provinsi yang kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu yang menarik perhatian adalah cerita rakyat Jawa Timur.

Cerita-cerita ini diwariskan turun-temurun, baik secara lisan maupun tertulis, dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jawa Timur.

Cerita rakyat Jawa Timur tak hanya menghibur, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral, budaya, dan kearifan lokal yang penting untuk dilestarikan.

Nilai-nilai ini tertanam dalam berbagai aspek cerita, seperti karakter para tokoh, alur cerita, dan pesan moral yang ingin disampaikan.

Mempelajari cerita rakyat Jawa Timur bertujuan untuk memahami budaya dan tradisi masyarakat setempat.

Cerita-cerita ini juga memberikan gambaran tentang kehidupan di masa lampau, nilai-nilai yang dianut masyarakat.

Yuk, baca cerita rakyat Jawa Timur di bawah ini, Moms.

Baca Juga: 5 Cerita Rakyat Bahasa Jawa dan Artinya, Kenalkan Si Kecil!

Cerita Rakyat Jawa Timur

Berikut cerita rakyat Jawa Timur yang bisa Moms bacakan untuk Si Kecil agar pemahaman tentang tradisi semakin luas.

1. Keong Mas

Legenda Keong Mas
Foto: Legenda Keong Mas (Youtube.com/@Riri Cerita Anak Interaktif)

Di Kerajaan Daha, tinggal seorang Raja dengan dua putrinya yang cantik jelita, Dewi Galuh dan Candra Kirana.

Dewi Galuh, sang kakak, iri hati dengan kecantikan dan kebaikan hati Candra Kirana.

Dibutakan oleh rasa dengki, Dewi Galuh meminta bantuan penyihir jahat untuk menyingkirkan Candra Kirana.

Penyihir itu, dengan mantra kejam, mengubah Candra Kirana menjadi seekor keong mas yang indah.

Penuh sedih, Candra Kirana menjelajahi tanah air dalam wujud barunya.

Untungnya, seorang nenek baik hati menemukan keong mas itu dan membawanya pulang, merawatnya dengan penuh kasih sayang.

Suatu hari, nenek itu melihat air mata mengalir di cangkang keong mas.

Saat ia menyentuh air mata itu, cangkang tersebut bercahaya, memperlihatkan Candra Kirana untuk sesaat.

Nenek itu pun mengerti bahwa keong mas tersebut bukanlah makhluk biasa.

Sementara itu, berita hilangnya Candra Kirana sampai ke telinga Pangeran Inu.

Tertarik oleh kecantikannya dan sedih dengan nasibnya, Pangeran Inu pun berangkat untuk mencarinya.

Dewi Galuh, takut rencananya terbongkar, menipu penyihir agar mengacaukan pencarian Pangeran Inu.

Meskipun diganggu penyihir, tekad Pangeran Inu membawanya ke depan pintu rumah nenek baik hati.

Nenek itu, mengenali kesucian hati Pangeran Inu, mengungkapkan rahasia keong mas.

Dengan harapan baru, Pangeran Inu memperlakukan keong mas tersebut dengan baik dan hormat.

Sentuhan lembut dan cinta yang tak tergoyahkan dari Pangeran Inu mematahkan kutukan penyihir.

Candra Kirana muncul kembali dengan segala keindahannya, bersatu kembali dengan Pangeran Inu.

Cerita ini berakhir dengan pernikahan Pangeran Inu dan Candra Kirana, sementara Dewi Galuh menerima hukuman atas kejahatannya.

Kisah ini mengajarkan kita tentang kekuatan kebaikan, ketekunan, dan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Baca Juga: 15 Alat Musik Jawa Timur Terpopuler dan Cara Memainkannya!

2. Cindelaras dan Ayam Sakti

Cindelaras dan Ayam Sakti berkisah tentang seorang anak bernama Cindelaras, yang hidup bersama ibunya di hutan.

Ibunya, seorang permaisuri, diusir dari Kerajaan Jenggala karena difitnah telah meracuni para selir dan tabib di istana.

Namun, kebenaran sebenarnya adalah para selir iri padanya karena hanya menjadi selir, bukan permaisuri.

Meskipun sedang hamil saat diusir, sang permaisuri melahirkan Cindelaras di hutan.

Mereka hidup bersama dengan satu-satunya teman, seekor ayam. Anak ini diberi nama Cindelaras oleh ibunya.

Suatu hari, Cindelaras berkeinginan untuk mencari ayahnya dan menantang untuk beradu ayam.

Dalam adu ayam tersebut, Cindelaras memenangkan pertarungan dan mengungkapkan bahwa dia adalah anak raja.

Setelah mengetahui kebenaran dari Cindelaras, sang raja mengusir selirnya dan membawa pulang ibu dan Cindelaras ke istana.

Dengan demikian, kebenaran akhirnya terungkap, dan mereka dapat hidup kembali dengan martabat mereka yang sebenarnya di istana.

3. Asal-usul Surabaya

Surabaya
Foto: Surabaya (Flickr.com)

Dahulu kala, hiduplah dua makhluk yang tangguh, yakni Sura, seorang hiu, dan Baya, seorang buaya.

Meskipun demikian, persahabatan mereka tetap erat.

Namun, pertikaian di antara keduanya tak terhindarkan saat mereka bersaing untuk mendapatkan makanan, karena keduanya memiliki sifat yang sama, yaitu rakus.

Upaya untuk menghentikan pertikaian mereka sia-sia belaka. Pada suatu waktu, mereka bahkan bertengkar saat berebut mangsa.

Malangnya, mangsa itu terlepas dari cengkeraman mereka karena sibuk bertengkar.

Agar pertengkaran tidak terus berlanjut, Sura mengusulkan untuk membagi wilayah perburuan mereka.

Sura akan memburu di lautan, sementara Baya di daratan. Kesepakatan ini pun mereka patuhi.

Suatu hari, mereka berdua gagal mendapatkan mangsa apa pun. Namun, secara diam-diam, Sura memasuki wilayah perburuan Baya.

Baya merasa tidak terima dan marah karena Sura melanggar kesepakatan.

Akhirnya, mereka berdua terlibat dalam perkelahian sengit.

Meskipun Sura memiliki kekuatan yang besar, namun perkelahian itu dimenangkan oleh Baya.

Sura pun memutuskan untuk kembali ke wilayahnya dengan hati yang berat.

Baca Juga: Museum Tubuh di Jawa Timur, Cocok untuk Wisata Edukasi Anak

Ceritanya bermula dari Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit yang memiliki seorang putri cantik...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb