28 Desember 2022

Contoh Motivation Letter untuk Beasiswa Pendidikan, Bisa Tembus Universitas LN!

Format 3 paragraf dan 5-7 paragraf, mana yang lebih baik?
Contoh Motivation Letter untuk Beasiswa Pendidikan, Bisa Tembus Universitas LN!

Contoh motivation letter untuk melamar beasiswa pendidikan kini sangat mudah ditemukan.

Namun, terkadang Moms masih bingung dengan format surat tersebut hingga khawatir dengan peluang lolos seleksinya.

Pasalnya, motivation letter ini menjadi salah satu poin penting yang dilirik oleh penyelenggara sehingga turut menentukan kelolosan dalam beasiswa.

Tak perlu khawatir, Moms bisa menyimak format hingga contoh motivation letter yang benar berikut ini!

Baca Juga: 9 Tips Wawancara Beasiswa, Salah Satunya Tetap Tenang dan Percaya Diri!

Apa Itu Motivation Letter?

Ilustrasi Menulis Motivation Letter
Foto: Ilustrasi Menulis Motivation Letter (Freepik.com/katemangostar)

Motivation letter adalah surat pengenalan diri yang biasanya dijadikan syarat untuk mendapatkan beasiswa.

Surat ini berisi catatan prestasi, kualifikasi diri, hingga penjelasan mengapa Moms pantas mendapatkan beasiswa tersebut.

Biasanya, surat ini ditulis dalam selembar kertas yang terdiri dari 500 kata atau lebih, baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris.

Pemilihan bahasa ini tergantung pada ketentuan penyelenggara beasiswa.

Sebagian besar beasiswa lokal maupun internasional mewajibkan penulisannya ke dalam Bahasa Inggris.

Namun, ada pula beasiswa lokal yang mengharuskan penulisan motivation letter dalam Bahasa Indonesia.

Baca Juga: 5 Contoh Surat Dinas, Fungsi, Jenis, dan Cara Penulisannya

Format Penulisan Motivation Letter

Perempuan di Depan Laptop
Foto: Perempuan di Depan Laptop (Freepik.com/our-team)

Ada 2 format penulisan motivation letter yang sah untuk melamar beasiswa, yaitu:

  • Format 3 paragraf, yang terdiri dari pembukaan, isi, dan kesimpulan. Format ini lebih cocok digunakan dengan metode storytelling yang mengalir dan terkesan lebih "menyentuh".
  • Format 5-7 paragraf, yaitu penulisan surat sebanyak 1-3 kalimat pada tiap paragraf. Moms bisa memilih format ini jika ingin menonjolkan banyak prestasi dan informasi yang faktual.

Meskipun kebanyakan contoh motivation letter hanya terdiri dari satu lembar saja, namun sebetulnya tidak ada yang membatasi panjang motivation letter yang akan Moms tulis.

Yang perlu diperhatikan adalah isi surat harus padat, informatif, dan tidak bertele-tele.

Baca Juga: 6 Universitas Swasta di Jogja yang Memiliki Akreditas A serta Menerima Beasiswa KIP

Isi Motivation Letter

Ilustrasi Menulis Motivation Letter
Foto: Ilustrasi Menulis Motivation Letter (Freepik.com/tirachardz)

Menurut YouTuber Vina Cania Arman, ada 4 paragraf yang wajib ditulis dalam motivation letter.

Paragraf pertama berisi tentang pengenalan diri. Hal ini meliputi nama, asal universitas, IPK, pekerjaan (bagi yang sudah pernah bekerja), dan sebagainya.

Kemudian, dilanjutkan dengan paragraf kedua yang membahas tentang background dan kegiatan yang sedang dilakukan.

Misalnya, kalau saat ini Moms sedang bekerja, Moms bisa menjelaskan tentang job description dan peran di perusahaan.

Jelaskan pula hubungan antara pekerjaan tersebut dengan studi yang akan diambil jika masih berhubungan.

Namun, jika studi yang akan Moms ambil tidak berkaitan dengan pekerjaan tersebut, maka carilah sesuatu yang sekiranya bisa dikaitkan.

Paragraf kedua ini perlu dijelaskan secara spesifik dan tidak bertele-tele.

Pilihlah prestasi atau hal-hal lain yang memang berhubungan erat dengan course yang akan diambil.

Baca Juga: Berbagai Contoh Surat Cuti Kuliah, Ini Syarat dan Ketentuannya!

Sementara pada paragraf ketiga, Moms perlu menjelaskan tentang alasan mengapa jurusan tersebut cocok untuk menunjang karir Moms di masa depan.

Ini mungkin ada kesamaan dari segi pengajaran, materi pembelajaran yang dapat menunjang karir di masa depan, dan lain-lain.

Tunjukkan bahwa Moms benar-benar sudah melakukan riset mendalam tentang jurusan di universitas tersebut.

Dengan begitu, motivation letter ini tidak terkesan asal-asalan atau “flexing prestasi saja.

Moms bisa coba melihat-lihat contoh motivation letter yang berhasil lolos seleksi.

Nah, yang terakhir adalah paragraf ke-4 yang berisi tentang kesimpulan. Di sini Moms perlu menekankan kembali bahwa Moms adalah kandidat yang kompeten untuk masuk di jurusan tersebut.

Dari keseluruhan isi motivation letter, paragraf keempat inilah yang menjadi poin penting untuk meyakinkan pemberi beasiswa.

Setelah motivation letter selesai dibuat, jangan lupa cek lagi dari awal dan pastikan isinya saling berkesinambungan, tidak ada kesalahan grammar, dan informatif.

Bila perlu, lakukan beberapa kali pengecekan dan minta bantuan teman atau profesor untuk mengulas surat tersebut.

Baca Juga: Cara Membuat Surat Izin Sekolah Lengkap dengan Contohnya, Catat!

Contoh Motivation Letter dalam Bahasa Inggris

Ilustrasi Menulis Motivation Letter
Foto: Ilustrasi Menulis Motivation Letter (unsplash.com)

Jika Moms mencari contoh motivation letter dalam Bahasa Inggris, Moms bisa melihat surat yang ditulis oleh Celline Wijaya sebagai inspirasi.

Pasalnya, surat ini sukses membawanya lolos beasiswa di Johns Hopkins University, Columbia University, dan Harvard University, lho!

“I once received a female patient in her 30s who just gave birth three months ago. She came with severe nausea and vomiting without other complaints.

Surprisingly, her lab results were very bad, indicating that something inside her must be at fault, possibly connected to her recent history of childbirth.

However, with inadequate facilities and limited coverage from her National Health Insurance, we were unable to open her up.

She was therefore only given supportive care, and I could only watch as the young mother succumb to death within the next few days.

Because of the system, I couldn’t even try to at least find out what’s wrong with her.

As a medical doctor in Indonesia, cases like hers were not a rare occurrence for me.

I feel frustrated of how very little that I can do for my patients when they come to me, because most of them were already at late stages of their disease.

What the people of Indonesia really need right now is a better health system.

That’s how I knew I want to dedicate my life to public health, to create a shift in Indonesia’s healthcare paradigm from curative to preventive.”

Baca Juga: 7 Tips Memilih Jurusan Kuliah yang Tepat untuk Anak, Yuk Cari Tahu!

“Indonesia’s health system is plagued with health inequalities. People with low socioeconomic status are mostly unable to get care for their diseases, resulting in complications and premature death.

The health infrastructure is failing because the policies supporting it were created without proper deliberation and not carried out with a multi-sector approach as it should.

Currently, Indonesia’s health policymakers are mostly comprised of people in politics without any medical background.

In finding a solution to Indonesia’s health problems, the stakeholders have to be informed od what needs to be addressed.

With my medical knowledge and education in health policy, I want to be the bridge that connects our policymakers with the facts on the ground, so that they may make the best-informed decisions.”

“Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health’s MPH degree is the best fit for me to achieve my mission.

I am interested in Johns Hopkins because its health policy department is one of the best with Dr. Joshua Sharfstein as one of its professors,

his stand towards tobacco regulations is what I admire and want to learn more about since tobacco is one of the biggest risk factors for disease in Indonesia.

I also read an interesting capstone project by an MPH student on the 10-year China Health Care Reform policy analysis, which is exactly what I want to do research about in Indonesia.

Furthermore, to be the first person in my family to receive education from overseas would be an incredible honor, especially if it is from Johns Hopkins University.”

“As a student, I believe I can bring diversity to Johns Hopkins by giving a fresh perspective on the health systems of developing countries such as Indonesia especially with my medical service, my public health research experience, and my public health trainings.

I have previously attended a summer school program on Global Health in University of Groningen, Netherlands, and various SDGs conference to further understand the health targets that my country needed to achieve.”

“With an PMH degree, I’m planning to return to my country and work as a consultant for the government, WHO, and think tanks to fix our health system.

In the short term, I plan to work with Indonesia’s Ministry of Health to draft a managerial solution for the rising number of Covid-19 cases.

Afterwards I want to push for innovative financing policies for the Indonesian National Health Insurance’s surmounting debt.

In the long term, I want to become a key stakeholder in health in Indonesia. I envision a better healthcare in Indonesia for the future, and I want to be part of the people who made that happen.”

Baca Juga: 9 Tips Wawancara Beasiswa, Salah Satunya Tetap Tenang dan Percaya Diri!

Itulah contoh motivation letter yang bisa Moms jadikan inspirasi untuk melamar beasiswa, baik di dalam maupun luar negeri. Jangan lupa cek kembali hasil tulisannya sebelum dikirim, ya Moms!

  • https://www.youtube.com/watch?v=8HSVg5PTnto
  • https://www.youtube.com/watch?v=KKrOQlgIj1s
  • https://leverageedu.com/blog/motivation-letter/
  • https://ehef.id/post/dos-and-donts-when-writing-motivation-letter/en

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb