
Scroll untuk melanjutkan membaca
Tahukah Moms bahwa menghantarkan makanan ke tetangga termasuk contoh sikap menghargai keberagaman di Indonesia?
Budaya ini telah diajarkan sejak zaman nenek moyang dan turun-temurun sampai sekarang.
Kegiatan bagi-bagi makanan biasanya diberikan kepada tetangga dan orang-orang terdekat untuk menjaga silaturahmi.
Selain menghantarkan makanan, ada pula contoh-contoh lainnya yang bisa Moms ajarkan kepada Si Kecil seperti berikut ini.
Baca Juga: Contoh Toleransi di Sekolah, Saling Membantu Salah Satunya
Foto: Contoh Toleransi Antar Umat Beragama
Sikap menghargai keberagaman bisa diterapkan dimana saja, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat.
Sikap seperti ini perlu diajarkan kepada Si Kecil sejak dini supaya mereka tidak mendiskriminasikan teman-temannya secara tidak sengaja.
Di bawah ini ada 7 contoh sikap menghargai keberagaman yang bisa Moms ajarkan pada Si Kecil. Yuk, simak satu per satu!
Bertemu dengan orang dari suku dan agama yang berbeda adalah hal yang lumrah di Indonesia.
Setiap suku memiliki kepercayaan dan budaya mereka masing-masing. Misalnya, suku Jawa mengadakan upacara malam 1 suro.
Ketika acara berlangsung, Moms bisa mengajarkan kepada Si Kecil tentang budaya tersebut dan menanamkan sikap toleransi dan saling menghargai.
Hal ini juga bisa diterapkan ketika Si Kecil memiliki teman yang berbeda agama dengannya. Misalnya, Si Kecil beragama Islam dan temannya beragama Kristen.
Moms bisa memberikan pengertian kalau temannya harus beribadah ke gereja setiap hari Minggu.
Jadi, Si Kecil harus menunggu sampai temannya selesai beribadah baru bisa bermain bersama.
Contoh sikap menghargai keberagaman selanjutnya yaitu turut menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Lagi pula, siapa sih yang suka kalau lingkungan tempat tinggalnya kotor Moms? Semua orang tentu berharap lingkungannya bersih dari sampah.
Membuang sampah pada tempatnya termasuk wujud nyata sikap menghargai keberagaman yang perlu ditanamkan pada Si Kecil.
Jika dibiasakan sejak kecil, kebiasaan ini akan terus dibawa seiring dengan pertumbuhan Si Kecil.
Bahkan, ketika mereka sudah dewasa dan memutuskan merantau ke kota lain, mereka tetap bisa menjaga kebersihan di tempat yang baru.
Menolong orang lain saat mereka membutukan pertolongan termasuk contoh sikap menghargai keberagaman.
Tolong menolong bisa mulai ditanamkan dari lingkungan keluarga. Misalnya, Si Kecil membantu Moms membereskan mainan mereka atau membantu Dads mencuci motor sambil main air.
Wujud tolong menolong juga patut diterapkan dalam lingkungan sekitar, terutama kepada para tetangga.
Misalnya dengan membantu mengangkat jemuran ketika tetangga sedang pergi, berbagi makanan, saling menyapa, dan lain-lain.
Membantu orang lain juga sebaiknya dilakukan tanpa pamrih dan tidak mendiskriminasi. Jangan sampai dibeda-bedakan berdasarkan ras, suku, dan agama.
Baca Juga: 13 Adab Bertetangga dalam Islam, Yuk Ikuti Hadis Rasulullah SAW
Moms tentu sudah familiar dengan budaya bagi-bagi makanan ke tetangga ala orang Indonesia, kan?
Menghantarkan makanan biasanya dilakukan jika seseorang baru saja pulang dari kampung halaman.
Bisa jadi setelah lebaran atau ketika akhir pekan para mahasiswa pulang ke rumah mereka masing-masing.
Sepulang dari kampung halaman biasanya mereka akan membawa oleh-oleh khas daerah tersebut, kemudian dibagi-bagikan kepada orang-orang terdekat.
Tujuannya yaitu untuk menjaga tali silaturahmi serta memperkenalan kekayaan budaya melalui kuliner.
Contoh sikap menghargai keberagaman seperti ini masih banyak dijumpai sampai sekarang.
Tata karma tidak hanya dilakukan dalam bentuk perbuatan saja, tetapi juga dalam ucapan sehari-hari.
Menggunakan kata “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih” merupakan salah satu wujud sopan santun yang bisa dilakukan.
Meski terdengar sepele, tapi 3 kata tersebut bisa mencerminkan nilai tata krama yang dimiliki seseorang.
Berbicara dengan sopan juga hendaknya dilakukan kepada semua orang tanpa memandang perbedaan usia maupun jabatan.
Artinya, bukan hanya orang yang lebih tua saja yang perlu dihormati, tetapi orang yang lebih muda juga.
Mereka perlu diberi contoh bagaimana berbicara dengan sopan kepada sesama.
Penggunaan 3 kata ini sebaiknya diajarkan sejak Si Kecil masih balita, terutama kepada anggota keluarga dan teman-temannya.
Dengan demikian, kebiasaan ini bisa terbawa sampai ia tumbuh dewasa dan bermasyarakat.
Setiap orang tentu memiliki pendapat dan pemikirannya masing-masing. Pemikiran mereka valid dan tidak boleh dibatasi oleh orang lain.
Ketika Moms berbeda pendapat dengan orang lain, maka sikap yang harus diterapkan yaitu tetap menghargai keputusan orang tersebut.
Meskipun keputusannya tidak sejalan dengan yang Moms harapkan, Moms tidak boleh memaksakan keinginan Moms tersebut kepada orang lain.
Hal ini bisa dijumpai pada hal-hal sederhana, misalnya Moms mengajak teman main ke mall saat akhir pekan.
Sayangnya, teman Moms tidak bisa ikut karena ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggalkan.
Maka Moms harus menghargai keputusan tersebut tanpa mencela atau membuat perasaan temannya menjadi tidak nyaman.
Baca Juga: Apa Saja Manfaat Gotong Royong? Mulai Ajarkan pada Anak Yuk, Moms!
Contoh sikap menghargai keberagaman yang terakhir yaitu dengan menghargai privasi orang lain.
Privasi bisa berbentuk apa saja, mulai dari ruangan pribadi, jumlah penghasilan, barang kepemilikan, status hubungan, dan lain-lain.
Dalam kehidupan bermasyarakat, menghargai privasi orang lain bisa dilakukan dengan mengetuk pintu terlebih dahulu ketika bertamu.
Hal ini menggambarkan bahwa Moms menghargai privasi tetangga yang sedang berada di dalam rumah.
Ada pula cara menghargai privasi orang lain dengan tidak menanyakan berapa banyak jumlah penghasilan bulanan mereka.
Bagi sebagian orang hal ini mungkin bukan ranah privasi mereka, tapi sebagian yang lain menganggap bahwa penghasilan sifatnya rahasia.
Apabila orang tersebut enggan menjawab jumlahnya, maka jangan memaksa dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan tambahan yang “memaksa”.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.