12 Dampak Negatif Televisi bagi Anak dan Cara Menghindarinya
Dalam era digital saat ini, televisi masih menjadi salah satu sumber hiburan bagi banyak keluarga. Namun, tetap ada dampak negatif televisi yang perlu diperhatikan, khususnya bagi anak-anak.
Kurang fokus, tumbuh kembang yang terganggu, hingga risiko kesehatan fisik adalah beberapa contoh dampak akibat terpapar televisi secara berlebihan.
Baca Juga: 6 Jenis-Jenis Bullying serta Dampaknya terhadap Korban
Dampak Negatif Televisi bagi Anak
Berikut ini dampak negatif televisi pada anak yang perlu diwaspadai.
1. Kehilangan Waktu Berharga
Anak-anak yang menghabiskan waktu terlalu banyak di depan televisi akan kehilangan waktu berharganya.
Padahal, waktu menonton televisi dapat digunakan untuk hal produktif seperti olahraga, belajar dan bermain di taman.
Sementara itu, dalam studi di jurnal Frontier of Psychology dijelaskan anak-anak juga akan kehilangan waktu dengan orang tua.
2. Kurangnya Keterampilan Bahasa dan Sosial
Dampak negatif televisi yang satu ini berlaku pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun.
Di usia ini, otak berada dalam perkembangan yang pesat dalam tahap pembelajaran sosial dan emosional.
Jika terlalu sering menonton televisi, anak akan fokus saja pada gambar, tidak tersenyum, berbicara, atau berinteraksi dengan orangtua dan orang di sekitarnya.
Ketika dibiasakan, beberapa tahun kemudian, anak bisa saja membatasi interaksi sosial dengan teman sebayanya.
Hal tersebut otomatis akan memengaruhi keterampilan bahasa dan sosialnya dalam jangka panjang.
3. Kurang Fokus dan Hiperaktif
Anak-anak yang menghabiskan lebih dari 2–3 jam di depan layar televisi setiap hari sering kali mengalami penurunan fokus saat belajar.
Mengutip studi di Journal of Epidemiology paparan televisi sejak usia 1 tahun dapat menyebabkan hiperaktif pada anak.
Mereka memiliki kemungkinan tinggi untuk menderita ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) di kemudian hari.
Dalam studi di jurnal Translational Pediatric, dijelaskan bahwa ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang paling umum pada masa kanak-kanak dengan persistensi hingga dewasa.
Bukan hanya segi akademis saja, anak yang terlalu sering menonton televisi juga tidak pandai dalam berolahraga.
Selain itu, mereka cenderung tidak menyukai acara atau kegiatan yang berkaitan dengan mengasah kreativitas.
4. Tidak Produktif
Produktivitas adalah hal-hal yang dilakukan mencapai tingkatan baru dalam hidup.
Mengutip laman John Hopkins Medicine, terlalu banyak menonton televisi dapat mengganngu aktivitas membaca, belajar, bermain, dan berolahraga.
Jika hal itu dibiarkan dapat berdampak pada nilai dan kesuksesan anak di sekolah, Moms.
Tak hanya soal akademis, anak-anak yang kurang produktif juga akan kesulitan mengontrol emosi dan bersosialisasi dengan temannya.
Baca Juga: 12 Dampak Media Sosial dari Sisi Positif dan Negatif
5. Meningkatkan Risiko Obesitas
Dampak negatif televisi bagi anak selanjutnya adalah meningkatkan risiko obesitas dan kesehatan lainnya.
Saat menonton televisi, anak-anak cenderung menyukai camilan, seperti cokelat, kentang goreng, atau ciki.
Jika tubuh terus-menerus mendapat asupan yang tidak sehat, penumpukan kalori dari makanan tersebut akan memicu obesitas.
6. Menurunkan Kesehatan Jantung dan Mata
Sindrom mata malas menjadi dampak negatif televisi bagi anak. Saat dialami, anak akan mengalami penglihatan kabur atau ganda.
Parahnya, kondisi tersebut tidak dapat diatasi dengan penggunaan kacamata atau lensa kontak.
Kecanduan televisi juga menyebabkan anak kurang bergerak, yang berdampak pada kesehatan jantung.
Jika kondisi tersebut terus-menerus dilakukan, bukan hal yang tidak mungkin jika anak terkena penyakit kardiovaskular di kemudian hari.
7. Perilaku Negatif
Terlalu banyak menonton televisi, apalagi adegan dewasa yang menunjukkan kekerasan dapat mengubah struktur otak.
Hal tersebut berdampak pada peningkatan keinginan berperilaku negatif, terutama kekerasan.
Mengutip studi di Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics menonton adegan kekerasan di televisi dalam dosis besar dikaitkan dengan perkembangan sikap dan perilaku agresif.
Jika hal ini tidak ingin terjadi, sebaiknya Moms mulai mengurangi jam anak-anak untuk menonton televisi, ya.
8. Memengaruhi Citra Diri
Dampak negatif televisi untuk anak-anak lainnya adalah memengaruhi citra diri,
Acara TV membesar-besarkan realitas dan memberikan pandangan yang menyimpang tentang dunia.
Acara yang mengungkapkan kehidupan yang sempurna dan skenario yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan dapat membuat anak-anak merasa tidak mampu.
Nantinya, anak-anak hanya akan membandingkan kehidupannya dengan yang ada di televisi.
9. Perubahan Emosional
Anak-anak yang sering menonton adegan dewasa di televisi, penggunaan narkoba, dan penyalahgunaan alkohol rentan mengalami perubahan emosional.
Pasalnya, mereka terlalu dini untuk memahami beragam masalah orang dewasa.
Jika terus-menerus dilakukan, anak mungkin saja mengalami perubahan pandangan dan pemikiran layaknya orang dewasa.
10. Prestasi Akademik yang Buruk
Terkadang, televisi menayangkan kartun atau film anak yang seru. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya minat dalam belajar.
Bukan itu saja, anak juga cenderung tidak memiliki minat untuk berpartisipasi dalam kegiatan lain.
Jika terus menerus dibiarkan, hal tersebut akan berdampak buruk pada kinerja akademik anak.
Baca Juga: 8 Ciri-Ciri Anak Cerdas Istimewa, Apakah Termasuk Si Kecil?
11. Gangguan Tidur
Terlalu sering menonton televisi, terutama menjelang tidur, dapat mengganggu pola tidur alami anak-anak.
Sebab, layar televisi menghasilkan cahaya biru yang dapat mengganggu produksi melatonin, hormon tidur alami tubuh.
Paparan cahaya biru ini dapat membuat anak sulit untuk tertidur atau memengaruhi kualitas tidur mereka.
Menonton televisi sebelum tidur juga bisa menciptakan kebiasaan tidur yang buruk, di mana anak-anak mungkin mengasosiasikan aktivitas menonton televisi dengan tidur, dan akan sulit untuk tidur tanpa televisi.
12. Perilaku Konsumtif
Menonton televisi juga bisa memicu perilaku konsumtif pada anak-anak, lho.
Pasalnya, iklan di televisi seringkali dirancang untuk menarik perhatian anak-anak dan mendorong mereka untuk menginginkan produk tertentu.
Anak-anak yang terpapar pada iklan secara terus-menerus pun mungkin menjadi lebih tertarik pada barang-barang konsumen dan merasa perlu untuk memilikinya.
Apalagi anak-anak belum paham bagaimana membedakan antara kebutuhan yang sebenarnya dengan keinginan yang dipicu oleh iklan.
Hal ini dapat menyebabkan mereka meminta barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.
Dampak dari perilaku konsumtif ini dapat meliputi pengeluaran yang tidak terkendali, kesulitan mengelola uang, dan kurangnya apresiasi terhadap hal-hal yang penting selain benda materi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.