23 Maret 2024

Hadis tentang Mertua dan Menantu dan Maknanya, Masya Allah!

Ketahui juga apa saja kewajiban menantu terhadap mertua
Hadis tentang Mertua dan Menantu dan Maknanya, Masya Allah!

Foto: Orami Photo Stocks

Sebagai keluarga baru yang didapat dari pernikahan, terdapat juga hadis tentang mertua dan menantu yang menceritakan tentang hubungan keduanya.

Meski hanya sedikit hadis tentang mertua dan menantu yang benar-benar menjelaskan keduanya, namun secara umum Islam begitu mengutamakan orang yang telah melahirkan pasangan bagi seseorang.

Dilihat dari hukum di Indonesia, Hukum Online mengatakan bahwa definisi mertua tidak spesifik diatur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Definisi mertua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang tua istri (suami). Jadi, hubungan yang terjalin antara mertua dengan menantu adalah hubungan yang terjadi karena perkawinan.

Baca Juga: Mengatasi Masa Jenuh Perkawinan

Hadis tentang Mertua dan Menantu

Hadis tentang Mertua dan Menantu (Orami Photo Stock)
Foto: Hadis tentang Mertua dan Menantu (Orami Photo Stock)

Hadis tentang mertua dan menantu yang paling menonjol adalah saat Rasulullah SAW bersabda: “Yang paling berhak atas seorang perempuan adalah suaminya. Yang paling berhak atas seorang lelaki adalah ibunya." (HR Tirmidzi)

Dalam hadis tersebut, tersirat bahwa yang harus dilakukan menantu pada mertuanya adalah sebagaimana pasangan memperlakukan kedua orang tuanya.

Artinya secara umum, mertua dapat menjadi orang tua baru bagi para menantunya. Nanti dari sana muncul hak dan kewajiban yang akan mendorong keharmonisan di antara keduanya.

Terdapat kisah menarik yang berkaitan dengan sikap menantu kepada mertua, yaitu ketika bibi dari Al Hushain bin Mihshan datang kepada Rasulullah SAW. Beliau kemudian bersabda: “Apakah engkau sudah bersuami?”

Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?” tanya Rasulullah SAW lagi. Ia menjawab, “Aku tidak pernah mengurangi haknya, kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.”

Beliau kemudian bersabda, “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR Ahmad)

Dari hadis tentang mertua dan menantu ini, secara tidak langsung kaum muslimin diperintahkan untuk selalu berbuat baik terhadap mertua, yang menjadi suatu bentuk bakti kepada suami.

Sebab, menjalin suatu hubungan baik kepada mertua dapat menjadi salah satu upaya untuk menyenangkan hati suami.

Terkait dengan ketaatan seorang istri pada suami, terdapat hadis dari Abu Hurairah RA yang bisa juga menjadi hadis tentang mertua dan menantu, yakni:

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Artinya: “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah SAW, Siapakah wanita yang paling baik?’ Beliau menjawab “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR An-Nasai dan Ahmad)

Baca Juga: Tata Cara Khitbah dalam Fiqih Perkawinan Islam, Calon Pengantin Wajib Tahu!

Kewajiban Mertua pada Menantu

Hadis tentang Mertua dan Menantu (Herway.net)
Foto: Hadis tentang Mertua dan Menantu (Herway.net)

Melihat hadis tentang mertua dan menantu di atas, untuk mencapai keharmonisan dalam rumah tangga, alangkah baiknya bagi kedua mertua dan menantu untuk menyadari hak dan kewajibannya.

Sejatinya saat berumah tangga, anak telah memiliki keluarga sendiri yang pertanggungjawabannya berbeda dari kedua orang tuanya. Sebagai mertua, terdapat beberapa kewajiban kepada menantu.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk support kepada lembaran kehidupan baru anak bersama pasangannya. Beberapa di antaranya yakni:

1. Kasih Sayang

Seorang menantu tidak hadir begitu saja di sebuah keluarga, tapi dirinya harus menyesuaikan diri kepada pasangan dan keluarganya yang baru.

Terkadang, adaptasi tersebut akan terasa berat di awal.

Oleh karena itu, kasih sayang yang diberikan oleh mertua menjadi kewajiban untuk meringankan beban dari menantu dalam menjalaninya.

Mertua harus menyadari bahwa menantunya adalah jodoh terbaik yang merupakan pilihan anaknya, yang nantinya akan memberinya cucu dan pembelajaran baru untuk anaknya.

Jadi, mertua berkewajiban memberikan kasih sayang seperti menyayangi anaknya sendiri.

Seperti halnya kasih sayang yang Allah berikan kepada hamba-Nya tanpa mengenal pamrih.

2. Komunikasi dan Silaturahmi

Baik tinggal serumah dengan mertua ataupun tidak, hubungan komunikasi antara mertua dan menantu harus terjalin dengan baik.

Pola komunikasi yang dilakukan juga harus dirawat demi keharmonisan keluarga.

Komunikasi yang dilakukan dengan intens akan menjalin kedekatan dan saling keterbukaan, sehingga akan menimbulkan kenyamanan bagi keduanya.

3. Menghargai dan Menghormati

Karena anak sudah memiliki tanggung jawab baru kepada keluarganya, mertua juga harus menghargai dan menghormati segala keputusan yang dilakukan oleh keluarga anak.

Beri kebebasan untuk menentukan keputusan sendiri.

Boleh memberi saran dan pendapat, tetapi keputusan yang dipilih tetap ditentukan anak dan istrinya.

4. Sharing

Sharing atau bercerita bisa menjadi jalan untuk kedekatan batin antara mertua dengan menantu.

Ini bisa dalam hal apa saja, misalnya tentang kebiasaan suami, apa yang disukai dan tidak, dan banyak lagi.

Tentunya menantu akan merasa sangat senang karena merasa dipercaya bahwa dia mampu merawat pasangannya dengan baik dan mendapatkan cerita yang belum pernah diketahuinya.

Baca Juga: Rahasia Pernikahan Sukses: Saling Menghormati

Kewajiban Menantu pada Mertua

Ilustrasi Mertua (Timesofindia.com)
Foto: Ilustrasi Mertua (Timesofindia.com)

Setelah menikah, terdapat juga kewajiban menantu pada mertua.

Dalam membangun rumah tangga, sudah seharusnya menjaga hubungan yang baik antar keluarga. Berikut ini beberapa kewajibannya:

  • Memperlakukan Layaknya Orang Tua Sendiri. Perlakukan dengan baik, beri kasih sayang dan perhatian, turuti nasehatnya, dan memahami keduanya.
  • Bersikap Baik. Karena sudah dianggap sebagai orang tua sendiri, maka kewajiban menantu berbuat baik terhadap mereka dan jangan mengucapkan tutur kata yang kasar.
  • Menjaga Silaturahmi. Ada banyak kasus di mana seorang menantu memiliki hubungan tak baik dengan mertuanya, sehingga memutuskan silaturahmi. Padahal, ini tidak dibenarkan dalam islam. Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus.” (HR Muttafaqun ‘alaihi).
  • Biarkan Suami Berbakti. Jangan cemburu jika melihat suami tampak mencintai orang tuanya. Ini dapat menjadi wujud berbakti suami kepada orang tuanya.
  • Meringankan Bebannya. Pernikahan dapat terwujud berkat restu dari mertua. Oleh karena itu, beri perhatian dan ringankan bebannya dalam hal apapun sesuai kemampuan.
  • Mendekatkan Hubungan Mertua dengan Keluarga Sendiri. Tujuannya agar tidak terjadi kesenjangan agar ikatan kekeluargaan dari dua keluarga semakin erat.

Itulah beberapa hadis tentang mertua dan menantu dan juga kewajiban keduanya, agar hubungan keluarga tetap terawat dengan baik dan menambah keharmonisan, yang juga sesuai dengan sunnah nabi.

  • https://www.hukumonline.com/klinik/a/hubungan-mertua-menantu-di-mata-hukum-lt4e8420a0b0a3b
  • https://sedekahlagi.com/artikel/detail/hadits-tentang-mertua-dan-menantu
  • https://kbbi.web.id/mertua
  • https://rumaysho.com/8692-haruskah-istri-berbakti-pada-mertua.html
  • https://dalamislam.com/dasar-islam/kewajiban-mertua-terhadap-menantu
  • https://dalamislam.com/info-islami/kewajiban-menantu-wanita-terhadap-mertua

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb