14 Juni 2024

Puasa Arafah di Bulan Dzulhijjah: Niat dan Keutamaannya!

Yang melakukannya akan mendapat pengampunan dosa setahun sebelum dan sesudahnya

Ada beberapa puasa sunah yang bisa dijalankan di luar bulan Ramadan, salah satunya adalah puasa Arafah.

Puasa menjadi salah satu amalan yang memiliki keutamaan luar biasa, sehingga akan lebih baik jika umat Islam terbiasa melakukannya.

Dilansir Perpustakaan Unisma, hasil studi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa ibadah puasa yang dijalankan dengan baik dan benar dapat mengendalikan emosi.

Itu hanyalah salah satu dari banyaknya manfaat berpuasa.

Sebab, Allah SWT selalu memberikan banyak manfaat dan pahala yang berlimpah dari setiap ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim jika dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Singkatnya puasa Arafah merupakan puasa sunah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah atau sehari sebelum perayaan Hari Raya Idul Adha.

Ingin tahu informasi lainnya mengenai puasa Arafah? Simak artikel ini hingga akhir, yuk Moms!

Baca Juga: Tata Cara dan Niat Puasa Ayyamul Bidh, Puasa Sunah Tengah Bulan dengan Pahala Melimpah!

Mengenal Puasa Arafah dan Waktu Pelaksanaannya

Mengenal Puasa Arafah (indiatoday.in)
Foto: Mengenal Puasa Arafah (indiatoday.in)

Puasa Arafah adalah puasa sunah yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah, dan bertepatan dengan wukufnya jemaah haji di Arafah.

Dilansir dari Lampung NU, tahun ini puasa Arafah bertepatan pada Rabu 28 Juni 2023, Moms.

Puasa ini hukumnya sunah muakkadah atau sangat dianjurkan bagi kaum muslimin yang tidak sedang beribadah haji.

Sedangkan bagi kaum muslimin yang sedang menunaikan ibadah haji, tidak ada keutamaan untuk melaksanakan puasa Arafah.

Dalam sebuah hadis dari Ikrimah, ia mengatakan:

“Aku masuk ke rumah Abu Hurairah lalu bertanya tentang puasa hari Arafah bagi (jemaah haji yang sedang) di Arafah.”

Lalu Abu Hurairah menjawab, “Rasulullah SAW melarang puasa hari Arafah di Arafah,” (HR Ibnu Majah dan Ahmad).

Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunah, menjelaskan:

“Para ulama memandang sunah berpuasa pada hari Arafah kecuali apabila berada di Arafah.”

Dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili, menjelaskan mengenai hukum puasa ini.

“Bagi orang yang sedang menunaikan haji, tidak disunahkan berpuasa hari Arafah.

Bahkan disunahkan untuk tidak berpuasa meskipun ia kuat agar tersedia kekuatan untuk berdoa dan juga mengikuti sunah.

Sedangkan menurut mazhab Hanafi, orang yang sedang berhaji boleh berpuasa hari Arafah jika ia kuat.”

Mengenai hal ini, dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:

“'Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).'

Para sahabat bertanya: 'Tidak pula jihad di jalan Allah?' Rasulullah SAW menjawab:

'Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun',” (HR Abu Daud).

Bagaimana jika penanggalan pemerintah suatu negara berbeda dengan Arab Saudi? Sehingga saat jemaah haji wukuf di Arafah, tanggal di negeri itu bukan 9 Dzulhijjah?

Bagaimana puasanya? Apakah ikut jemaah haji wukuf atau ikut tanggal 9 Dzulhijjah pemerintah?

Dalam hal ini ada dua pendapat ulama. Pertama, mengikuti waktu wukuf di Arafah. Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Komite Fatwa Arab Saudi (Lajnah Daimah).

“Hari arafah adalah hari ketika kaum muslimin melakukan wukuf di Arafah.

Puasa Arafah dianjurkan, bagi orang yang tidak melakukan haji.

Karena itu, jika anda ingin puasa hari arafah, maka Anda bisa melakukan puasa di hari itu (hari wukuf). Dan jika anda puasa sehari sebelumnya, tidak masalah.”

Kedua, sesuai tanggal 9 Dzulhijjah di negara masing-masing. Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Syaikh Utsaimin.

Ia memfatwakan: “Ketika di Makkah, hilal terlihat lebih awal dari pada negara lain, sehingga tanggal 9 di Makkah, posisinya tanggal 8 di negara tersebut, maka penduduk negara itu melakukan puasa tanggal 9 menurut kalender setempat, yang bertepatan dengan tanggal 10 di Makkah.

Inilah pendapat yang kuat. Karena Rasulullah SAW bersabda, ‘Apabila kalian melihat hilal, lakukanlah puasa dan apabila melihat hilal lagi, jangan puasa.”

Baca Juga: 10 Jenis Puasa Sunah yang Dianjurkan Rasulullah SAW

Tata Cara Puasa Arafah

Puasa Arafah
Foto: Puasa Arafah (Destinationksa.com)

Tata cara puasa Arafah sebenarnya sama dengan tata cara puasa pada umumnya. Yakni:

1. Berniat

Niat puasa arafah sebaiknya dilakukan di malam hari, sebelum terbit fajar.

Namun, karena ini adalah puasa sunah, jika terlupa, boleh niat di pagi hari asalkan belum makan apa-apa dan tidak melakukan hal apapun yang membatalkan puasa.

Hal ini berdasarkan hadis dari Aisyah RA, ia berkata:

“Nabi SAW pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau bertanya, 'Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?'

Kami pun menjawab, 'Tidak ada'. Beliau pun bersabda, 'Kalau begitu saya puasa.'

Kemudian di hari lain beliau menemui kami, lalu kami katakan pada beliau, 'Kami baru saja dihadiahkan hays (jenis makanan berisi campuran kurman, samin dan tepung),' Lantas beliau bersabda, 'Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa.' Lalu beliau menyantap makanan tersebut,” (HR Muslim).

Meski begitu, di dalam hadis nabi tidak dijumpai bagaimana lafaz niat puasa Arafah secara spesifik.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.