Mengenal Iklim Indonesia: Karakteristik, Jenis, dan Dampak

Sebaliknya, angin yang dibawa oleh muson timur cenderung kering.

Angin tersebut melintasi gurun pasir sehingga terasa lebih panas.

Akibatnya, Indonesia mengalami musim kemarau yang jarang turun hujan.

Kondisi ini biasanya terjadi mulai bulan Mei sampai bulan September.

Meski tampak terik, paparan sinar matahari di musim kemarau memberikan banyak manfaat bagi makhluk hidup.

Moms bisa menjemur pakaian dengan leluasa bahkan bisa langsung kering dalam sehari.

Tak hanya itu, petani pun dapat mengeringkan padi dengan maksimal.

Namun, musim kemarau juga rentan dengan risiko kekeringan.

Apalagi jika hujan tak kunjung turun, sumber air bisa menjadi langka dan membuat banyak tanaman kering bahkan mati karena kekurangan air.

Baca Juga: Cara Membuat Gelas Unik Berbahan Dasar Bambu, Mudah Dicoba!

3. Iklim Laut

Berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik membuat Indonesia dikepung oleh lautan.

Karena wilayah lautnya luas, terjadi penguapan secara masif sehingga mengakibatkan turunnya hujan.

Hal inilah yang membuat iklim Indonesia memiliki iklim laut.

Iklim laut adalah iklim yang bersifat lembap dan memiliki curah hujan yang tinggi.

Dengan begitu, Indonesia akan mengalami musim penghujan dengan jangka yang panjang.

Baca Juga: Men of Plastic, Film Korea Soal Bisnis Operasi Plastik

Namun, suhu perairan yang hangat akibat pengaruh iklim tropis menyebabkan 81% wilayah Indonesia memiliki suhu yang berbeda.

Suhu darat rata-rata sekitar 28° Celsius, suhu di pedalaman sekitar 26° Celsius, dan suhu dataran tinggi sekitar 23° Celsius.

Jika ditunjang dengan paparan sinar matahari yang cukup, iklim Indonesia ini sangat mendukung kegiatan pertanian.

Petani tetap bisa menanam dan panen dengan hasil yang baik sehingga memenuhi kebutuhan pangan penduduk.

Kita patut bersyukur dan merasa bangga tinggal di Indonesia yang beriklim tropis.

Keanekaragaman flora dan fauna serta kekayaan alam yang melimpah membuat negeri ini nyaman ditinggali.