14 Maret 2020

5 Kebiasaan Buruk yang Tingkatkan Risiko Alzheimer

Jangan sampai abaikan kesehatan otak ya, Moms!
5 Kebiasaan Buruk yang Tingkatkan Risiko Alzheimer

Otak adalah organ paling penting dalam tubuh. Bagian ini mengatur segala aktivitas seperti berbicara, panca indera, bahkan mengatur emosi, serta kondisi mental seseorang.

Sayangnya, kepedulian masyarakat terhadap kesehatan otak kurang begitu diperhatikan.

Banyak orang mungkin tidak sadar melakukan kebiasaan buruk untuk otak dan memberikan dampak, misalnya Alzheimer.

Karena itu, Moms perlu mengurangi beberapa kebiasaan buruk ini, dan menjaga otak agar tetap prima dan bekerja melaksanakan fungsinya. Berikut ini daftarnya.

Kebiasaan Buruk untuk Otak

Setiap otak berubah seiring bertambahnya usia, dan hal ini juga memengaruhi fungsi mental.

Moms bisa menjaga otak tetap sehat dan terhindar dari risiko penyakit Alzheimer dengan menghindari kebiasaan buruk berikut ini.

Baca Juga: 5 Aktivitas Eksperimen Sederhana untuk Melatih Otak Balita

1. Tidak Mengambil Langkah untuk Menghambat Penuaan Otak

kebiasaan buruk untuk otak-1
Foto: kebiasaan buruk untuk otak-1 (shutterstock)

Foto: Orami Photo Stock

Penting untuk diingat, bahwa fungsi otak akan berkurang seiring pertambahan usia, dan tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Dampaknya, terjadi perubahan otak yang memperlambat fungsi kognitif.

Misalnya, beberapa daerah otak menyusut, komunikasi antara neuron dapat berkurang, aliran darah di otak dapat berkurang, dan peradangan dapat meningkat, mengutip National Institute on Aging (NIA).

Tetapi kebiasaan sehari-hari tertentu dapat mempercepat penuaan otak. Karena itu, Moms perlu melakukan praktik sehat yang umum dengan mengurangi kebiasaan buruk untuk otak.

"Dengan kata lain, aktivitas fisik, mengelola faktor risiko penyakit kardiovaskular (tekanan darah tinggi, diabetes, merokok), cukup tidur, semuanya baik untuk alasan kesehatan lainnya dan mungkin bermanfaat bagi otak," jelas Marie A. Bernard, MD, wakil direktur NIA, mengutip The Healthy.

Ia juga menambahkan, "Praktik tambahan seperti tetap aktif secara sosial, mengobati depresi, dan menghindari konsumsi alkohol berlebihan juga bisa bermanfaat."

2. Tidak Melindungi Pendengaran

kebiasaan buruk untuk otak-2
Foto: kebiasaan buruk untuk otak-2 (northernvirginiamag.com)

Foto: Orami Photo Stock

Studi 2011 pada situs Johns Hopkins University menemukan bahwa kaum lanjut usia dengan gangguan pendengaran secara signifikan lebih mungkin mengembangkan demensia.

Meskipun tidak ditemukan apa yang menjadi hubungan antara dua kondisi ini, tetapi ada kemungkinan bahwa kesulitan untuk mendengar menjadi tekanan yang dapat membebani otak, dan kehilangan pendengaran dapat menyebabkan isolasi sosial, yang merupakan faktor risiko demensia.

Relawan penelitian dengan gangguan pendengaran ringan, sedang, dan berat menunjukkan peningkatan demensia masing-masing sebanyak dua kali lipat, tiga kali lipat, dan lima kali lipat selama beberapa tahun.

Karena itu, penting untuk memeriksakan ke dokter THT terkait kemampuan pendengaran sebagai cara menghindari kebiasaan buruk untuk otak.

Baca Juga: Mudah Dilakukan, Ini 5 Kebiasaan yang Menyehatkan Otak

3. Tidak Suka Mempelajari Hal-hal Baru

kebiasaan buruk untuk otak-3
Foto: kebiasaan buruk untuk otak-3

Foto: Orami Photo Stock

Tahukah Moms, bahwa orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat demensia yang lebih rendah.

Hindari kebiasaan buruk untuk otak dengan tetap mempelajari hal menarik ya, Moms.

"Salah satu prediktor terbaik tentang siapa yang terlindungi dari penyakit Alzheimer dan demensia seiring bertambahnya usia, adalah seberapa banyak pendidikan yang mereka miliki," kata James A. Hendrix, PhD, direktur Global Science Initiatives di Alzheimer's Association.

Ia melanjutkan, "Ketika mempelajari hal-hal baru, Anda mengembangkan koneksi baru dan ini memberi Anda lebih banyak ketahanan/resilience (kapasitas seseorang untuk bisa pulih dengan cepat dari kesulitan)."

4. Tidak Melatih Diri untuk Hidup Rileks

kebiasaan buruk untuk otak-4
Foto: kebiasaan buruk untuk otak-4 (medicalnewstoday.com)

Foto: Orami Photo Stock

Pengaruh stres terhadap otak adalah sesuatu yang menakutkan.

Studi pada American Journal of Geriatric Psychiatry, menjelaskan bahwa di antara orang yang sudah didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan, mereka yang juga mengalami kecemasan punya risiko lebih tinggi dan cepat mengalami penurunan kognitif.

Faktanya, peluang mengembangkan penyakit Alzheimer meningkat sebesar 33 persen di antara orang-orang dengan kecemasan ringan, 78 persen untuk orang-orang dengan kecemasan sedang, dan 135 persen untuk orang-orang dengan kecemasan parah.

Karena itu, penting berlatih relaksasi, melakukan yoga, atau meditasi, agar pikiran menjadi lebih tenang, serta tidak mudah cemas ketika dihadapi sesuatu. Tidak berlatih rileks menjadi kebiasaan buruk untuk otak.

Baca Juga: Tak Cuma Makanan, Ini 4 Hal yang Bisa Membuat Otak Tetap Sehat

5. Sering Tidur Kurang dari 7 Jam Semalam

kebiasaan buruk untuk otak-5
Foto: kebiasaan buruk untuk otak-5

Foto: Orami Photo Stock

Moms juga sudah mengetahui bahwa semakin sedikit tidur yang didapatkan, semakin cepat kemampuan otak akan menurun.

Sering tidur kurang dari 7 jam setiap malam menjadi kebiasaan buruk untuk kinerja otak.

Mengutip National Sleep Foundation (NSF), dianjurkan bagi dewasa muda (18-25) dan dewasa (26-64) untuk tidur 7-9 jam, dan lanjut usia (65+) tidur selama 7-8 jam.

Jaga durasi tidur setiap malamnya. Selain agar Moms mendapatkan tidur yang lebih berkualitas, tetapi juga menjadi langkah mengurangi kebiasaan buruk yang merugikan otak.

Itu dia Moms, 5 kebiasaan buruk untuk otak yang masih banyak dilakukan. Jangan lagi mengabaikan kesehatan otak, ya!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb