Mana yang Lebih Baik untuk Ibu Hamil, Marathon, Jogging atau Sprint?
Beberapa tahun belakangan ini olahraga lari kembali tren, terutama marathon. Selain mudah dan murah, lari bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun, oleh siapapun termasuk ibu hamil.
Kesehatan Moms sangat penting di masa kehamilan. Oleh karena itu, olahraga rutin baik untuk Moms dan janin. Namun, amankah jika ibu hamil olahraga lari?
Manfaat Berlari
Foto: today.com
Dikutip dari American College of Obstetricians and Gynaecologists (ACOG), ibu hamil disarankan untuk olahraga setidaknya 20 hingga 30 menit sehari.
Hal ini untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan saat kehamilan. Seperti diabetes gestasional, kelahiran prematur, preeklampsia (tekanan darah tinggi yang diinduksi kehamilan), memiliki bayi dengan berat lahir tinggi, dan kebutuhan untuk operasi caesar.
Olahraga lari juga dapat meningkatkan perkembangan otak bayi lho, Moms. Selain itu, bukan rahasia lagi bahwa berlari dapat menghilangkan kecemasan dan membuat Moms merasa lebih baik.
’’Wanita yang berolahraga selama kehamilan lebih gesit dalam mengerjakan sesuatu. Mereka merasa lebih baik setelah melahirkan, dan pemulihan mereka jauh lebih cepat,” kata Erin Dawson, seorang Ob-Gyn sekaligus pelari di Maine.
Baca Juga: Yasmine Wildblood Hiking di Kehamilan 6 Minggu, Begini Tips Olahraga Sehat dan Aman Saat Hamil Muda
Perhatikan Keamanan
Foto: gettyimages.com
Jika komplikasi dalam kehamilan muncul — seperti pendarahan, masalah plasenta, atau preeklampsia — berlari bisa berisiko.
Namun bagi kehamilan yang Moms jalani normal dan baik, tidak ada salahnya menjaga rutinitas olahraga lari. Sebab, berlari tidak akan menyebabkan keguguran atau melukai bayi.
’’Bayi itu cukup terisolasi dan dilindungi selama kehamilan,’’ kata Dawson.
Persiapan
Foto: babycenter.com
Moms mungkin mulai berkeringat lebih cepat saat berlari, jadi pastikan untuk cukup minum dan mengenakan pakaian yang longgar.
Hati-hati di permukaan yang tidak rata karena pusat gravitasi Moms berubah. Namun, tidak perlu memonitor detak jantung.
"Jika Anda dapat berbicara dan merasa baik-baik saja, Anda dapat melanjutkan,’’ kata Dawson.
Makanlah karbohidrat yang mudah dicerna sebelum berlari. Tetapi beri waktu tambahan setelah makan sebelum berlari, karena pencernaan mungkin melambat dalam kehamilan.
Ketika Moms selesai berlari, isi kembali energi yang hilang dengan protein dan elektrolit.
Baca Juga : 7 Jenis Olahraga Berbahaya yang Dilarang Saat Hamil
Marathon, Jogging atau Sprint?
Foto: shutterstock
Melansir situs Marathon Training Academy, ibu yang berolahraga selama kehamilan menghasilkan bayi yang memiliki pembuluh darah lebih sehat hingga dewasa dan membantu melindungi terhadap penyakit jantung.
Sebuah studi dari University of Montreal menemukan, bayi dari ibu yang berolahraga memiliki otak yang lebih berkembang.
Hal ini bisa didapatkan dari lari marathon, jogging, atau sprint sekalipun. Ketiganya aman dilakukan asalkan Moms mengetahui kapan harus istirahat atau berhenti.
Peringatan saat Berolahraga
Foto: popmama.com
Penting untuk tetap waspada terhadap tanda-tanda masalah dengan kesehatan atau kehamilan Moms saat berolahraga.
Berhentilah berlari dan hubungi layanan kesehatan jika Moms merasa pusing atau pingsan, mengalami nyeri dada, kontraksi, atau pendarahan vagina.
Jadi, apapun jenis olahraga larinya, akan aman selama Moms tahu kapan harus berhenti, entah untuk minum atau beristirahat.
Beda ibu, beda kondisi kehamilan. Oleh karena itu, diskusikan dengan dokter tentang rincian rutinitas lari yang Moms jalani dan ikuti saran darinya.
Berlari saat hamil aman dilakukan selama Moms tidak memiliki kondisi medis tertentu yang membahayakan. Dan jangan terlalu memaksakan diri jika sudah mulai lelah, ya.
Baca Juga : Sedang Program Hamil? Yuk Ikut Senam Yoga
(CT/CAR)
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.