12 Manfaat Pohon Palem dan Buahnya Bagi Kesehatan

Manfaat Buah Palem

Pohon palem raja umumnya bisa dengan mudah kita temukan di pinggir jalan atau di taman sebagai tanaman hias.

Namun, tak jarang orang tahu jika buah dari pohon palem ini dapat dimanfaatkan.

Buah palem berbentuk bulat kecil dan bergerombol. Biasanya memiliki kulit luar yang relatif tebal dan menutupi bagian dalam yang berair atau berserat.

Buah palem kaya akan serat, vitamin C, vitamin A, dan kalium.

Saat sudah matang, buah palem akan berubah warna dari hijau menjadi merah terang.

Sebenarnya di Indonesia belum banyak referensi dan penelitian yang valid mengenai manfaat buah palem raja.

Namun banyak orang percaya jika manfaat buah palem ini cukup beragam bagi kesehatan dan juga kecantikan, seperti di antaranya berikut ini.

1. Kaya Antioksidan untuk Menangkal Radikal Bebas

Manfaat buah palem yang pertama adalah sebagai penangkal radikal bebas.

Hal ini dikemukakan dalam hasil penelitian Asian Journal of Plant Science and Research pada tahun 2013.

Ekstrak air dan metanol dari buah palem raja dinilai aktivitas antioksidannya menggunakan uji DPPH dan uji daya reduksi.

Ekstrak metanol buah palem raja menunjukkan adanya kandungan fenolik tertinggi.

Sementara itu, ekstrak metanol juga menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi dibandingkan ekstrak air.

Senyawa fenolik sendiri dikenal sebagai antioksidan pemecah rantai radikal bebas yang kuat.

Sehingga aktivitas antioksidan suatu ekstrak bahan dapat diprediksi dari total kandungan fenolnya.

Lebih lanjut, senyawa polifenol memiliki efek penghambatan pada mutagenesis dan karsinogenesis pada manusia.

Konsumsi bahan makanan yang kaya antioksidan memberikan perlindungan terhadap penyakit kanker, kardio, dan serebrovaskular. Ini menjadi salah satu manfaat buah palem.

Senyawa aktif tersebut dapat mengikat radikal bebas yang merupakan penyebab kerusakan sel dalam tubuh seperti oksidatif lipid, protein, dan asam nukleat.

2. Mengatasi Pembengkakan Kelenjar Prostat

Manfaat buah palem raja berikutnya adalah dapat mengurangi risiko penyakit pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH).

BPH merupakan keadaan saat kelenjar prostat membesar, sehingga aliran urin menjadi tidak lancar.

Akibatnya, buang air kecil pun terkesan tak lega.

Hasil penelitian Asian Journal of Andrology pada tahun 2009 menemukan manfaat ekstrak lipid buah palem raja atau Roystonea regia terhadap penyakit BPH pada pria.

Mereka melakukan uji coba pada 34 relawan laki-laki berusia 20-55 tahun dalam keadaan sehat dan tanpa gejala saluran kemih bagian bawah.

Mereka memgonsumsi kapsul D-004 selama 6 minggu berturut-turut.

D-004 merupakan ekstrak lipid buah Roystonea regia yang diperoleh dari hidrolisis dasar dan ekstraksi heksana tambahan. Kapsul ini mengandung campuran asam lemak bebas.

Pemeriksaan akhir dilakukan masing-masing setelah 3 dan 6 minggu terapi meliputi pemeriksaan fisik dan juga laboratorium.

Kesimpulannya, D-004 menunjukkan efek antioksidan pada penanda oksidatif plasma pada pria sehat, yang konsisten dengan temuan dari studi eksperimental laboratorium.

Baca Juga: 17+ Arti Mimpi Makan Durian, Benarkah 'Hujan' Rezeki?

3. Dapat Meningkatkan Gairah Seksual pada Pria

Salah satu manfaat buah palem raja yang banyak dipercaya adalah dapat meningkatkan gairah seksual pada pria.

Dilansir dari laman Ciri-ciri Pohon, pria yang mengonsumsi esktrak buah palem raja secara rutin dapat menambah performa seksual dan durasi hubungan seksual.

Selain itu, manfaat buah palem raja lainnya adalah untuk menjaga kebugaran pada pria.

Meski begitu, keterangan tentang manfaat buah palem raja untuk seksualitas pria masih belum didukung dengan penelitian yang jelas.

Sebuah penelitian pernah dilakukan oleh Current Therapeutic Research, Clinical and Experimental mengenai manfaat buah palem raja dalam meningkatkan gairah seksual pada pria.

Mereka menilai perbedaan efek ekstrak lipid buah palem raja (D-004) dan ekstrak lipidosterolik buah saw palmetto (LESP) yang diberikan selama 30 hari, terhadap aktivitas seksual pada tikus jantan.

Hasilnya, tidak ada perubahan yang menjanjikan terhadap 50 ekor tikus jantan yang dilibatkan dalam penelitian tersebut.

Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah rata-rata peningkatan, intromisi, tingkat latensi, atau latensi intromisi pada kelompok tikus yang mengonsumsi D-004 atau LESP maupun yang tidak.

Mereka juga tidak menemukan perbedaan perilaku kawin di antara kedua kelompok. Semua tikus bertahan sampai studi selesai dengan perilaku normal.

Pertambahan berat badan, asupan makanan, dan observasi harian dari tikus tersebut seluruhnya normal.

Tak ditemukan adanya tanda toksisitas maupun efek samping yang dapat diamati selama penelitian.