09 Maret 2022

Ketahui Obat Meropenem: Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya

Meropenem bekerja dengan membunuh bakteri dan mencegah pertumbuhannya
Ketahui Obat Meropenem: Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya

Ada beberapa jenis antibiotik yang biasa digunakan oleh dokter, salah satunya meropenem.

Antibiotik yang satu ini biasanya digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

Mengenal Obat Meropenem

meropenem
Foto: meropenem

Foto: Orami Photo Stock

Antibiotik diperlukan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, salah satunya meningitis.

Siapa pun yang menderita meningitis perlu menerima antibiotik intravena atau metode pemberian antibiotik melalui injeksi atau infus intravena.

Pengobatan tahap pertama untuk pasien dewasa, yakni 18 tahun atau lebih biasanya menggunakan ceftriaxone atau cefotaxime.

Selanjutnya, ada beberapa jenis antibiotik lain yang digunakan setelah tahap pertama. Salah satu antibiotik yang digunakan dalam tahap ini adalah meropenem.

Meropenem bekerja dengan cara membunuh bakteri atau mencegah pertumbuhannya. Namun, obat ini tidak akan bekerja untuk pilek, flu, atau infeksi virus lainnya.

Meropenem diberikan sebagai infus ke dalam vena. Sebelum digunakan, meropenem juga harus dicampur dengan cairan (pengencer).

Meropenem harus diberikan hanya oleh atau di bawah pengawasan langsung dokter.

Biasanya, dokter juga akan melakukan pertimbangan dengan baik sebelum memutuskan untuk menggunakan meropenem, terutama jika pasien dalam kondisi tertentu.

Ambil contohnya, memiliki alergi, sedang menyusui, serta tergantung usia anak.

Selain itu, meropenem bisa berinteraksi terhadap zat kimia lain hingga dapat menyebabkan beberapa efek samping yang mungkin berbahaya.

Baca Juga: 7 Bahan Antibiotik Alami yang Bisa Moms Coba di Rumah

Fungsi Meropenem

Ini Bahaya Terkena Meningitis saat Hamil, Wajib Tahu!
Foto: Ini Bahaya Terkena Meningitis saat Hamil, Wajib Tahu!

Foto: Orami Photo Stock

Melansir Mayo Clinic, meropenem digunakan mengobati meningitis bakteri pada orang dewasa dan anak-anak.

Mereka yang diketahui atau diduga terpapar meningitis bakteri juga dapat menggunakan antibiotik untuk menghindari berkembangnya infeksi.

Selain itu, meropenem juga digunakan untuk infeksi kulit parah.

Meski begitu, antibiotik bisa menjadi keras pada tubuh saat mencoba mengatasi infeksi serius.

Sampai saat ini mungkin masih ada tumpang tindih informasi antara antibiotik yang digunakan untuk dewasa dengan antiobotik untuk anak-anak.

Bahkan, sebagaian antibiotik hanya diresepkan untuk digunakan orang dewasa.

Hal ini perlu Moms konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.

Baca Juga: Meningitis TB: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Dosis Meropenem

Meropenem
Foto: Meropenem (sharecare.com)

Foto: sharecare.com

Meropenem merupakan antibiotik yang diberikan di bawah pengawasan langsung dokter.

Obat yang satu ini umumnya tersedia dalam dua ukuran botol, yakni berisi 1 gram dan 500 miligram.

Melansir Drugs, dosis penggunaan meropenem juga harus beradasarkan keputusan dari dokter.

Namun biasanya, dosis yang diberikan dokter sesuai dengan kondisi pasien.

Untuk dewasa, dosis 500 mg hingga 1.000 mg yang diberikan melalui intravena setiap 8 jam.

Sementara dosis untuk anak-anak usia 3 bulan ke atas diberikan berdasarkan berat badan.

Berikut adalah dosis meropenem berdasarkan kondisi medis.

  • Infeksi kulit
    Dosisnya 10 mg/kg diberikan melalui intravena setiap 8 jam. Kekuatan maksimum yang diberikan per dosis adalah 500 mg.
  • Infeksi perut
    Dosis 20 mg/kg diberikan melalui intravena setiap 8 jam. Kekuatan maksimum yang diberikan per dosis adalah 1.000 mg.
  • Meningitis
    Dosisnya adalah 40 mg mg/kg diberikan melalui intravena setiap 8 jam. Kekuatan maksimum yang diberikan per dosis adalah 2.000 mg.
  • Anak-anak di bawah 3 bulan dengan infeksi perut (dosis berdasarkan berat badan)
    Dosis tipikal adalah 20 hingga 30 mg/kg yang diberikan melalui intravena setiap 8 hingga 12 jam.

Pertimbangan Sebelum Menggunakan Meropenem

Namun, sebelum menggunakan meropenem, sebaiknya pertimbangkan terlebih dahulu beberapa hal berikut.

1. Alergi

alergi
Foto: alergi

Foto: Orami Photo Stock

Beri tahu dokter jika pasien pernah mengalami reaksi yang tidak biasa atau alergi terhadap obat ini atau obat lain.

Beri tahu juga ahli kesehatan jika pasien memiliki jenis alergi lain, seperti makanan, pewarna, pengawet, atau hewan.

Untuk produk non-resep, baca label atau bahan kemasan dengan cermat.

Baca Juga: 11 Makanan Sumber Alergi yang perlu Diwaspadai, Catat!

2. Anak

5 Aktivitas Untuk Mengasah Keterampilan Lokomotor Anak 1.jpg
Foto: 5 Aktivitas Untuk Mengasah Keterampilan Lokomotor Anak 1.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Studi yang tepat dilakukan sampai saat ini belum menunjukkan masalah khusus pediatrik.

Hal ini terkait pembatasan injeksi meropenem pada anak-anak usia 3 bulan dan lebih tua dengan beberapa kondisi berikut:

  • Infeksi kulit dan struktur kulit yang rumit
  • Meningitis bakteri
  • Anak-anak dengan infeksi intra-abdomen

3. Geriatrik

Kehamilan Geriatri, Amankah?
Foto: Kehamilan Geriatri, Amankah?

Foto: Orami Photo Stock

Studi yang tepat dilakukan sampai saat ini belum menunjukkan masalah khusus yang akan membatasi kegunaan injeksi meropenem pada orang tua.

Namun, pasien lanjut usia lebih cenderung memiliki masalah ginjal terkait usia, yang mungkin memerlukan kehati-hatian dan penyesuaian dosis untuk pasien yang menerima injeksi meropenem.

4. Menyusui

Jenis Baju Menyusui.jpg
Foto: Jenis Baju Menyusui.jpg (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Tidak ada penelitian yang memadai pada wanita untuk menentukan risiko bayi saat menggunakan obat ini selama menyusui. Timbang potensi manfaat terhadap potensi risiko sebelum minum obat ini saat menyusui.

Baca Juga: Penisilin, Antibiotik untuk Berbagai Macam Infeksi Bakteri

Efek Samping Meropenem

efek samping cuka apel - masalah pencernaan.jpg
Foto: efek samping cuka apel - masalah pencernaan.jpg (Doctorsimmediatecare.com)

Foto: Orami Photo Stock

Seiring dengan efek yang diperlukan, obat dapat menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan.

Tidak semua efek samping ini dapat terjadi.

Namun, jika memang terjadi, mereka mungkin memerlukan perhatian medis.

Ada cukup banyak efek samping penggunaan meropenem.

Jangan ragu untuk segera memberitahu dokter atau perawat ketika terjadi efek samping berikut:

  • Bibir atau kulit kebiruan
  • Panas dingin
  • Dingin, kulit lembab
  • Kebingungan
  • Pusing
  • Pingsan
  • Detak jantung cepat
  • Nadi lemah
  • Demam
  • Gatal, ruam kulit
  • Pernapasan cepat dan dangkal
  • Berkeringat
  • Agitasi
  • Tinja berwarna hitam, berdarah, atau lembek
  • Muntah darah hitam
  • Kembung atau bengkak pada wajah, lengan, tangan, tungkai bawah, atau kaki
  • Penglihatan kabur
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil
  • Terbakar, merangkak, gatal, mati rasa, tertusuk-tusuk, "kesemutan", atau perasaan kesemutan
  • Batuk
  • Urin gelap
  • Penurunan kesadaran atau daya tanggap
  • Pengeluaran urin menurun
  • Depresi
  • Diare (berair dan parah), yang mungkin juga berdarah
  • Buang air kecil yang sulit atau menyakitkan
  • Kesulitan bernafas
  • Vena leher melebar
  • Kelelahan atau kelemahan yang ekstrem
  • Demam dengan atau tanpa menggigil
  • Gatal-gatal atau bekas
  • Otot berkedut
  • Mual
  • Tidak ada tekanan darah atau denyut nadi
  • Mimisan
  • Kulit pucat
  • Kejang
  • Sembelit parah
  • Sakit tenggorokan

Beberapa efek samping dapat terjadi yang biasanya tidak memerlukan perhatian medis.

Efek samping ini dapat hilang selama perawatan karena tubuh pasien menyesuaikan diri dengan obat.

Selain itu, dokter mungkin dapat memberi tahu tentang cara-cara untuk mencegah atau mengurangi beberapa efek samping ini.

Efek samping juga biasanya muncul akibat penggunaan obat lain.

Seperti diketahui, ada obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan bersama-sama sama sekali.

Hal ini yang juga perlu Moms perhatikan, ya!

Baca Juga: Kenali Obat Antibiotik Cefotaxime: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Itulah informasi tentang meropenem, salah satu antibiotik yang perlu Moms ketahui.

Perlu diingat bahwa penggunaan meropenem harus melalui konsultasi dengan dokter atau petugas medis profesional.

Meropenem digunakan dalam pengawasan langsung dari dokter untuk menghindari berbagai efek samping yang mungkin bisa berbahaya.

Hal ini terutama jika pasien memiliki riwayat kesehatan yang mengharuskan untuk mengonsumsi beberapa jenis obat lain.

Tetap jaga kesahatan, ya Moms!

  • https://www.healthline.com/health/meningitis-antibiotics#who-needs-them
  • https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/meropenem-intravenous-route/side-effects/drg-20068940?p=1
  • https://www.drugs.com/mtm/meropenem.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb