
Scroll untuk melanjutkan membaca
Coba Moms perhatikan, apa rumah kurang cahaya alami sehingga harus menyalakan lampu di siang hari? Atau mungkin ada bagian rumah yang dingin, lembab, dan berjamur?
Semoga saja tidak ya Moms, karena dampak negatif rumah lembab dan kurang cahaya dan kurang baik untuk tumbuh kembang serta kesehatan fisik maupun mental anak.
Sebelum membahas lebih lanjut, Moms harus tahu dulu kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Indonesia adalah:
Lalu apa dampak negatif rumah lembab dan kurang cahaya untuk anak? Yuk baca sampai selesai untuk tahu jawabannya.
Bagian dalam rumah yang kekurangan cahaya alami umumnya terasa dingin dan berudara lembab. Kondisi ini membuat virus dan bakteri penyebab penyakit mudah berkembang biak.
Dalam sebuah laporan yang dirilis British Medical Assocation, anak yang tinggal di rumah lembab dan kurang cahaya 3 kali lebih rentan mengalami batuk dan mengi, gejala awal asma dan masalah pernapasan lain.
Dampak negatif rumah lembab ini terjadi karena ada partikel lumut dan jamur yang lebih banyak bila dibanding dengan rumah yang kering dan memiliki aliran udara baik.
Laporan lain yang dirilis oleh Canada Communicable Disease Report juga menyebutkan kalau anak yang tinggal di rumah lembab dan kurang ventilasi lebih rentan terkena tuberculosis (TBC), karena banyak terpapar partikel jamur dan produksi T-Cell yang terhambat.
Resikonya akan lebih besar lagi kalau di dalam rumah ada anggota keluarga yang merokok. Karena asap rokok akan mengganggu mekanisme pertahanan pulomoner sehingga saluran pernapasan lebih rentan terkena infeksi.
Prestasi sekolah yang kurang maksimal ternyata juga jadi salah satu dampak negatif rumah lembab dan kurang cahaya lho, Moms.
Dalam hasil studi oleh para peneliti di KU Leuven’s Technology Campus disebutkan kalau anak yang belajar di ruangan dengan cahaya minim cenderung sulit berkonsentrasi belajar, kurang produktif, juga lebih rentan mengalami gangguan belajar.
Sudah tahu belum Moms, kalau cahaya alami dari matahari dapat meningkatkan produksi serotonin atau hormon bahagia pada tubuh anak?
Itulah kenapa anak yang tingal di rumah terang dengan banyak cahaya alami cenderung lebih tenang, fokus, dan punya mood lebih baik dibanding anak yang tinggal di rumah kurang cahaya.
Terlalu sering berada di rumah yang pencahayaan alaminya kurang baik dapat menurunkan kadar serotonin, sehingga anak mudah merasa lesu, sedih, cemas, bahkan lebih rentan terkena depresi.
Pencahayaan alami dan ventilasi yang baik memang penting, tapi kerapihan rumah juga harus selalu dijaga untuk mendukung kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Sekarang setelah tahu dampak negatif rumah lembab dan kurang cahaya untuk anak, menurut Moms, kondisi rumah seperti apa sih yang ideal untuk anak?
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.