16 Agustus 2023

Perilaku Jujur dalam Islam: Dalil, Manfaat, dan Contohnya!

Yuk, ajarkan pada Si Kecil!
Perilaku Jujur dalam Islam: Dalil, Manfaat, dan Contohnya!

4. Mengakui Kesalahan

Meminta Maaf
Foto: Meminta Maaf (Freepik.com/cookie-studio)

Ya, mengakui kesalahan adalah salah satu perilaku jujur.

Ketika melakukan hal ini di masyarakat, hati kita akan merasa tenang.

Dengan mengakui kesalahan ketika tidak tertib lalu lintas dan ditilang polisi, misalnya.

Ketika kita melanggar, tentu saja hal hukuman bisa datang.

Jika memang kita terkena hukuman, hal yang patut dilakukan adalah mengakuinya.

Ketidakpatuhan kita terhadap lalu lintas bisa menyebabkan nyawa orang lain dalam bahaya.

Jadi, jika ini terjadi, sebaiknya kita mengakui kesalahan dan berkata jujur.

5. Menepati Janji

Di dalam Islam, seseorang yang berperilaku jujur ditandai sebagai seseorang yang menepati janji-janjinya kepada siapa pun, termasuk pada anak-anak.

Jadi, bila memberi janji pada siapa pun, pastikan telah siap untuk menepatinya apapun yang terjadi.

Allah SWT pun memberi pujian bagi orang-orang yang jujur dalam berjanji.

Melansir dari laman Muhammadiyah, Ia pernah memuji Nabi Ismail AS yang menepati janjinya dalam Al-Qur'an, yaitu:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا

Artinya: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ismail di dalam Alquran.

Sesungguhnya ia adalah seorang yang jujur janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan Nabi,” (Qs. Maryam: 54).

Baca Juga: 5+ Bacaan Ijab Kabul dalam Berbagai Bahasa, Pasti Sah!

6. Tidak Menyontek

Ilustrasi Ujian
Foto: Ilustrasi Ujian (Freepik.com/rosshelenphoto)

Kebanyakan anak atau para pelajar yang menyontek hanya menginginkan hasil yang baik dalam ujian tanpa harus berusaha keras.

Jika hal tersebut terus dilakukan, maka dapat memberi efek negatif pada diri sendiri dan orang lain.

Melansir dari BMC Medical Education, menjelaskan bahwa menyontek adalah suatu tindak tidak terpuji yang menjadi masalah di seluruh dunia.

Beberapa efeknya yang paling berdampak adalah pada pelajar yang bersekolah di kedokteran.

Dengan menyontek, pelajar di sekolah kedokteran berisiko memberi efek negatif pada kehidupan manusia, nilai-nilai sosial, dan ekonomi.

Berperlaku secara jujur dengan tidak menyontek saat ujian sekolah memberi banyak ilmu untuk diri sendiri dan dapat bermanfaat bagi orang lain di kemudian hari.

7. Tidak Munafik atau Berpura-pura Baik

Mungkin Moms sudah pernah bertemu dengan seseorang yang munafik atau berpura-pura baik di depan, namun menjelekkan dari belakang.

Hal tersebut adalah bentuk perilaku yang tidak jujur dan menghasilkan dosa.

Agar terhindar dari hal tersebut, cobalah menjadi diri sendiri, mengikhlaskan diri, dan tenangkan hati.

Sebab, dengan berperilaku jujur dan tidak munafik akan membawa kedamaian dalam hati.

8. Bersikap Adil

Karakter Orang Jujur
Foto: Karakter Orang Jujur (Stocksy.com)

Ada kalanya bersikap jujur juga perlu diterapkan melalui adil dengan sesama.

Contoh sikap jujur ini perlu dipraktikkan sejak zaman sekolah.

Ajari anak untuk selalu adil terhadap sesama. Seperti tidak mengambil makanan berlebih.

Anak harus diberikan pengertian bahwa makanan harus dibagi rata dengan teman lainnya atau bersikap adil.

Dengan bersikap adil, Si Kecil akan mengerti arti dari kejujuran sekaligus menghargai kebersamaan.

Baca Juga: 10 Warna Lipstik Maybelline untuk Kulit Sawo Matang

Kapan Perlu Mengajarkan Kejujuran pada Anak?

Ilustrasi Mengajari Anak Perilaku Jujur
Foto: Ilustrasi Mengajari Anak Perilaku Jujur (Freepik.com/odua)

Seperti yang sudah disebutkan di awal, kejujuran sebaiknya diterapkan dan diajarkan sedini mungkin.

Anak-anak sudah bisa diajarkan untuk berperilaku jujur pada usia 3 atau 4 tahun.

Pasalnya, pada usia itu, Si Kecil sudah bisa membedakan hal-hal yang baik dan salah.

Perlu diketahui, anak-anak di usia 3 hingga 4 tahun kerap melakukan kebohongan.

Hal itu dikarenakan ia merasa takut akan dihukum ketika melakukan kesalahan.

Tak hanya itu, anak-anak pun cenderung merasa takut mengecewakan orang tua jika hal-hal yang diharapkan terjadi pada Si Kecil tak terpenuhi.

Hal tersebutlah yang membuat anak-anak sering berbohong.

Perlu diketahui, anak-anak pada usia tersebut pun sebenarnya belum memahami sepenuhnya mana yang baik dan mana yang benar.

Jadi, ada baiknya sebagai orang tua kita mulai memerhatikan secara lebih cermat perilaku Si Kecil pada usia ini.

Baca Juga: 7 Arti Mimpi Bertemu Orang Terkenal, Benarkah Tanda Bahagia?

Nah itu dia manfaat perilaku jujur, contoh perilaku jujur dan kapan bisa mengajarkannya pada Si Kecil.

Pastikan untuk menanamkannya sejak dini, ya!

  • https://www.goodtherapy.org/blog/to-live-your-truth-start-by-being-honest-with-yourself-0815194
  • http://pendis.kemenag.go.id/pai/berita-179-beruntungnya-kita-yang-jujur.html
  • https://muhammadiyah.or.id/jujur-membawa-ke-surga/
  • https://tafsirweb.com/7635-surat-al-ahzab-ayat-23.html
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24885973/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb