17 Juni 2024

Pneumonia pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Ketahui juga pemeriksaan untuk diagnosis penyakit ini dan cara mecegahnya

Pneumonia pada anak adalah infeksi paru-paru dengan gejala batuk, demam, dan kesulitan bernapas.

Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, lebih rentan terhadap pneumonia karena sistem kekebalan tubuh mereka yang masih berkembang.

Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan memastikan pemulihan yang cepat.

Baca Juga: Catat, Ini Pertolongan Pertama Sesak Napas pada Anak!

Penyebab Pneumonia pada Anak

Penyebab Pneumonia pada Anak
Foto: Penyebab Pneumonia pada Anak (Orami Photo Stock)

Sebagian besar kasus pneumonia pada anak melibatkan infeksi saluran pernapasan bagian atas.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi di Rumah Sakit Pondok Indah, dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K) menjelaskan mengenai penyebab dari kondisi pneumonia pada anak ini.

"Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi. Penyebabnya dapat merupakan infeksi virus, bakteri, atau jamur," ucap dr. Wahyuni.

"Penyebab lainnya juga bisa karena menghirup isi lambung misalnya karena refluks isi lambung atau muntah ini yang disebut aspirasi pneumonia," sambungnya.

Melansir World Health Organization, penyebab pneumonia pada anak yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae tipe b/Hib untuk pneumonia karena bakteri, dan Respiratory Syncytial Virus (RSV) untuk pneumonia karena virus.

Virus dan bakteri yang menyebabkan pneumonia bersifat menular. Mereka biasanya ditemukan pada cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi.

Biasanya, virus menyebar melalui batuk atau bersin. Menggunakan gelas dan peralatan makan yang sama juga bisa membuat seseorang tertular pneumonia.

Karena berkaitan dengan infeksi bakteri dari satu orang ke lainnya, pneumonia biasanya terjadi ketika anak lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah.

Atau, bisa juga tertular karena melakukan kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi. Risiko anak terkena pneumonia tidak dipengaruhi dengan kelembapan udara.

Baca Juga: Gejala Infeksi Paru-Paru pada Anak dan Cara Mengobatinya

Apakah Flu Bisa Menyebabkan Pneumonia pada Anak?

Melansir laman American Lung Association, influenza adalah penyebab umum pneumonia, terutama di kalangan anak kecil, orang lanjut usia, wanita hamil, atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis tertentu.

Pneumonia dapat berawal dari flu biasa, karena infeksi virus influenza dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan di saluran pernapasan.

Ketika tubuh sedang dalam kondisi lemah akibat flu, bakteri atau virus lain dapat lebih mudah masuk dan menginfeksi paru-paru, menyebabkan pneumonia.

Oleh karena itu, penting untuk mengatasi gejala flu sejak awal munculnya dengan tepat.

Segera mencari perawatan medis jika gejala memburuk atau tidak membaik, untuk mencegah flu berkembang jadi pneumonia.

Baca Juga: 8 Cara Pengukuran Skala Nyeri Pada Anak, Metode untuk Mengetahui Tingkat Rasa Sakit

Gejala Pneumonia pada Anak

Gejala Pneumonia pada Anak
Foto: Gejala Pneumonia pada Anak (Orami Photo Stock)

Sama seperti infeksi lainnya, pneumonia pada anak menyebabkan demam.

Penderita akan mengalami keringat dingin, menggigil dan kulit memerah.

Dalam kondisi pneumonia pada anak, Si Kecil akan cenderung kehilangan nafsu makannya dan tidak bersemangat.

Sementara, bayi dan balita menunjukkan wajah pucat, lemas dan sering menangis.

Karena pneumonia pada anak juga bisa menyebabkan gangguan pernapasan, Moms perlu memerhatikan gejala yang lebih spesifik.

Melansir dari Kids Health Information gejalanya adalah:

  • Batuk
  • Panas tinggi
  • Napas anak cepat dan susah payah
  • Pelebaran pada lubang hidung
  • Nyeri di dada dan sulit bernapas
  • Warna kebiruan pada bibir dan kuku karena penurunan oksigen dalam aliran darah

Baca Juga: Napas Anak Cepat saat Batuk Pilek? Ini Kata Dokter!

Diagnosis Pneumonia pada Anak

Diagnosis Pneumonia pada Anak
Foto: Diagnosis Pneumonia pada Anak (Orami Photo Stock)

Meskipun diagnosis pneumonia pada anak biasanya bisa ditentukan dengan melihat gejala-gejala di atas, namun ada beberapa pemeriksaan yang juga dapat dilakukan oleh dokter guna memastikan tingkat keparahan penyakit.

Berikut ini diagnosis pneumonia pada anak selengkapnya yang perlu diketahui.

1. Rontgen Dada

Foto rontgen dada adalah salah satu cara penting untuk mendiagnosis pneumonia pada anak.

Ini adalah prosedur di mana dokter mengambil gambar dari dada anak dengan menggunakan sinar-X.

Rontgen pada anak akan memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana kondisi paru-paru dan organ di sekitarnya.

Setelah foto rontgen selesai diambil, dokter akan mengevaluasi gambar tersebut.

Dokter akan melihat apakah ada tanda-tanda perubahan yang menunjukkan adanya infeksi pada paru-paru, seperti bercak-bercak yang kabur atau terisi cairan

2. Tes Darah

Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari anak dan kemudian menganalisanya di laboratorium.

Tes darah akan memberikan informasi penting tentang kondisi tubuh anak, termasuk apakah ada tanda-tanda infeksi.

3. Kultur Dahak

Proses diagnosis pneumonia pada anak juga mungkin akan melibatkan kultur dahak.

Ini melibatkan pengumpulan sampel dahak atau lendir yang keluar dari paru-paru dan tenggorokan anak, yang kemudian dianalisis di laboratorium untuk mencari tahu jenis bakteri atau virus yang menyebabkan infeksi.

Jika bakteri tertentu ditemukan dalam sampel dahak, ini dapat membantu dokter meresepkan antibiotik yang tepat untuk mengobati infeksi.

Selain itu, hasil kultur dahak juga dapat membantu dalam menentukan apakah infeksi disebabkan oleh bakteri atau virus, yang dapat mempengaruhi rencana pengobatan yang dipilih.

4. Oksimetri Denyut

Oksimetri denyut adalah prosedur yang sederhana namun efektif untuk mengukur seberapa banyak oksigen yang terlarut dalam darah anak.

Pada kasus pneumonia, pengukuran oksigen dalam darah dapat memberikan petunjuk penting tentang seberapa parah infeksinya.

Jika kadar oksigen rendah, ini dapat menjadi indikasi bahwa paru-paru tidak berfungsi dengan baik, mungkin karena adanya pneumonia atau gangguan pernapasan lainnya.

5. CT Scan Dada

CT Scan dada adalah prosedur yang menggunakan sinar-X khusus untuk mengambil gambar bagian dalam dada, termasuk paru-paru dan struktur lainnya.

Meskipun jarang dilakukan pada anak-anak karena penggunaan sinar-X yang tinggi, CT scan dapat memberikan gambaran yang sangat detail tentang kondisi paru-paru, yang membantu dokter dalam mendiagnosis pneumonia dengan lebih tepat.

6. Bronkoskopi

Bronkoskopi adalah prosedur medis yang dapat digunakan dalam diagnosis pneumonia pada anak.

Ini melibatkan penggunaan alat yang disebut bronkoskop untuk melihat ke dalam saluran udara dan paru-paru anak.

Meskipun jarang dilakukan pada anak-anak karena kebutuhan akan anestesi umum dan prosedur yang invasif, bronkoskopi dapat memberikan informasi penting jika diagnosis pneumonia sulit dipastikan dengan metode non-invasif lainnya.

7. Kultur Cairan Pleura

Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel cairan dari ruang pleura untuk dianalisis di laboratorium guna mencari tahu jenis bakteri atau virus yang menyebabkan infeksi.

Proses pengambilan sampel cairan pleura biasanya dilakukan melalui prosedur yang disebut torakosentesis.

Selama torakosentesis, seorang dokter akan menusukkan jarum ke dalam ruang pleura melalui dinding dada anak untuk mengambil sejumlah kecil cairan.

Anak mungkin akan diberikan anestesi lokal atau umum tergantung pada kebutuhan dan kondisi kesehatannya.

Keputusan untuk melakukan torakosentesis akan dipertimbangkan dengan hati-hati oleh tim medis, dengan mempertimbangkan manfaatnya dibandingkan dengan risiko dan ketidaknyamanan yang terkait dengan prosedur ini.

Karena pneumonia pada anak disebabkan oleh virus, biasanya tidak ada perawatan khusus selain...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.