23 Januari 2024

Biografi Samanhudi, Saudagar Pendiri Sarikat Dagang Islam

Lahir dari keluarga pedagang batik yang sederhana
Biografi Samanhudi, Saudagar Pendiri Sarikat Dagang Islam

Foto: Syarikatislam.id

Samanhudi, atau yang lebih dikenal dengan nama Kyai Haji Samanhudi, adalah seorang pahlawan nasional Indonesia.

Beliau lahir di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 8 Oktober 1868.

Ia adalah pendiri Sarekat Dagang Islam (SDI), sebuah organisasi massa yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta.

Samanhudi berasal dari keluarga pedagang batik. Sejak kecil, ia telah dididik untuk menjadi seorang pedagang yang jujur dan ulet.

Ia juga memiliki jiwa sosial yang tinggi dan selalu ingin membantu orang lain.

Pada tahun 1905, Samanhudi mendirikan SDI. SDI bertujuan untuk memajukan perekonomian para pedagang pribumi dan memperjuangkan hak-hak mereka.

Ingin tahu biografi dan perjuangan Samanhudi selengkapnya? Simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: Mengenal Ketua BPUPKI, Biografi Singkat dan Perannya!

Kehidupan Awal Samanhudi

Samanhudi
Foto: Samanhudi (Museum.kemdikbud.go.id)

Samanhudi lahir di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 8 Oktober 1868. Ia berasal dari keluarga pedagang batik.

Ayahnya bernama Haji Abdurrahman, seorang pedagang batik kaya raya. Ibunya bernama Nyai Siti Aminah.

Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang agamis dan taat beribadah. Ia mengenyam pendidikan agama Islam di berbagai pesantren di Jawa Tengah.

Selain itu, ia juga mengenyam pendidikan umum di Sekolah Dasar Bumiputera kelas satu di Surabaya.

Sejak kecil, Ia telah menunjukkan minatnya di dunia perdagangan. Ia sering membantu ayahnya berdagang batik.

Ia juga belajar berdagang dari para pedagang batik lainnya di Laweyan.

Semangat dagang sudah ada dalam dirinya sejak lama. Usaha batiknya berkembang pesat dengan memiliki ratusan karyawan. Rata-rata keuntungannya mencapai 800 gulden per hari.

Sebagai perbandingan, pada waktu itu seorang bupati hanya menerima pendapatan sekitar 1.000 gulden per bulan.

Tak hanya itu, pada tahun 1904, K. H. Samanhudi menunaikan ibadah haji.

Nama aslinya adalah Supandi Wiryowikoro, namun kemudian berubah menjadi Haji Samanhudi setelah menyelesaikan ibadah haji di Makkah pada tahun 1904.

Ibadah haji tidak hanya mengubah namanya, tetapi juga mengubah jalur hidupnya.

Hal ini dari seorang pengusaha batik kaya menjadi seorang aktivis Islam, menjadi salah satu pelopor dalam gerakan Islam di Indonesia.

Usaha batik yang ditekuni oleh Samanhudi dimulai dari magang dalam industri keluarganya ketika ia masih berusia 19 tahun, dan kemudian ia mampu membangun bisnis batik sendiri.

Pada usia 20 tahun, Ia menikah dengan Suginah binti Kiai Badjuri.

Setelah menikah, ia melanjutkan bisnis batik ayahnya. Ia juga mulai aktif berorganisasi di berbagai organisasi sosial dan keagamaan.

Samanhudi memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia selalu ingin membantu orang lain yang membutuhkan. Ia juga memiliki semangat nasionalisme yang tinggi.

Pada tahun 1900-an, bisnis batik milik Samanhudi sudah tersebar di berbagai kota, termasuk Tulungagung, Bandung, Purwokerto, Surabaya, Banyuwangi, dan Parakan.

Di Solo, pabrik batiknya memiliki sekitar 200 karyawan, dan pada waktu itu dia dianggap sebagai orang kaya di Solo.

Baca Juga: Biografi I Gusti Ketut Jelantik, Pahlawan Nasional dari Bali

Syarikat Islam yang sebelumnya dikenal sebagai Sarekat Islam (SI), awalnya bernama Sarekat Dagang...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb