18 Januari 2024

Profil dan Biografi Sukarni, Aktivis 'Penculik' Soekarno-Hatta

Simak perjalanan hidupnya!
Profil dan Biografi Sukarni, Aktivis 'Penculik' Soekarno-Hatta

Sukarni Kartodiwirjo adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang memiliki peran penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Ia lahir di Blitar, Jawa Timur, pada tanggal 14 Juli 1916. Sejak kecil, Sukarni sudah memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.

Ia sering mengikuti kegiatan-kegiatan pergerakan nasional, seperti organisasi Indonesia Muda dan Pemuda Sosialis Indonesia.

Pada tanggal 16 Agustus 1945, ia bersama sejumlah pemuda lainnya menculik Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok.

Tujuan penculikan ini adalah untuk mendesak Soekarno dan Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Ingin tahu biografi lengkapnya? Simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: Biografi I Gusti Ketut Jelantik, Pahlawan Nasional dari Bali

Kehidupan Awal Sukarni

Sukarni
Foto: Sukarni (Gangkecil.com)

Ia lahir dengan nama lengkap Sukarni Kartodiwirjo pada tanggal 14 Juli 1916 di Desa Sumberdiran, Garum, Blitar, Jawa Timur.

Orang tua Sukarni sehari-hari berdagang di Pasar Garum, Blitar, dan termasuk dalam keluarga berada pada masa itu.

Pendidikan Sukarni dimulai saat dia mulai bersekolah di Taman Siswa di Blitar, yang lebih dikenal dengan nama Mardisiswo.

Taman Siswa merupakan sekolah rakyat yang didirikan oleh Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara.

Semangat nasionalisme Sukarni telah ditanamkan sejak usia dini, baik dalam lingkungan keluarganya maupun di sekolah.

Selama di sekolah, ia diajar oleh seorang guru bernama Mohammad Anwar yang sangat mendukung nasionalisme dan menentang penjajahan Belanda.

Setelah lulus dari Mardisiswo, ia melanjutkan studinya di HIS Blitar, dan kemudian melanjutkan ke MULO Blitar.

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikannya di MULO, ia melanjutkan studinya ke Kweekschool atau Sekolah Guru dan Volks Universiteit atau Universitas Rakyat.

Baca Juga: Biografi Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah yang Berjasa

Menjadi Aktivis di Usia Muda

Saat berusia empat belas tahun, Sukarni aktif dalam perjuangan kemerdekaan melalui jalur politik.

Ia bergabung dengan Indonesia Muda, sebuah organisasi kepemudaan yang terkait dengan Partai Indonesia atau Partindo.

Selama berada di Indonesia Muda, ia pernah dikirim ke Bandung untuk mengikuti sekolah pengaderan. Salah satu teman sekelasnya saat pengaderan adalah Soekarno.

Inilah kali pertama Ia bertemu dengan Soekarno. Sebelum pemerintahan Belanda berakhir, Sukarni yang saat itu memimpin Indonesia Muda ditangkap oleh Belanda.

Dia kemudian diasingkan ke berbagai daerah, termasuk Balikpapan, Samarinda, dan Jakarta.

Ketika Jepang mengambil alih kekuasaan, ia termasuk di antara tokoh politik yang dibebaskan oleh Jepang.

Selama masa pemerintahan Jepang, ia bersama dengan para tokoh muda lainnya membentuk Angkatan Baru Indonesia, yang kantor pusatnya berada di Jalan Menteng 31.

Pada akhir Perang Dunia II, situasi politik di Indonesia menjadi sangat dinamis. Terdapat dua kelompok utama di kalangan pejuang, yaitu golongan tua dan golongan muda.

Baca Juga: Biografi Martha Christina Tiahahu, Pahlawan Perempuan asal Maluku

Menculik Soekarno dan Hatta

Pahlawan Nasional
Foto: Pahlawan Nasional (Historia.id)

Golongan tua yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta berkeinginan untuk mengambil langkah politik yang terencana dalam mencapai kemerdekaan, termasuk melalui mekanisme PPKI.

Di sisi lain, kelompok muda yang termasuk Sukarni ingin segera mengumumkan proklamasi kemerdekaan.

Tekanan dari kelompok muda semakin meningkat ketika mereka mendengar kabar penyerahan Jepang pada...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb