26 Maret 2024

7 Cara Hidup Stoicism untuk Jiwa yang Damai dan Bahagia

Yuk, ketahui filosofi stoicism dalam kehidupan!
7 Cara Hidup Stoicism untuk Jiwa yang Damai dan Bahagia

3. Punya Penilaian terhadap Diri Sendiri

Menulis Jurnal
Foto: Menulis Jurnal (Freepik.com/katemangostar)

Kalau dalam filosofi stoicism, seni menulis jurnal adalah hal yang penting.

Jadi, bukan hanya menceritakan kisah keseharian, Moms bisa menilai kehidupan di sebelumnya dan mempersiapkan masa yang akan datang.

Istilahnya, jurnal ini bisa dijadikan sebagai cermin diri pada waktu-waktu yang sudah pergi meninggalkan.

4. Mengamati Pikiran dan Meningkatkan Kesadaran

Dengan melatih kesadaran, kita bisa menangkap pikiran negatif atau tidak produktif dan memilih untuk tidak bereaksi terhadapnya secara impulsif.

Ini mengajarkan kita untuk merespons dengan bijak daripada bereaksi tanpa berpikir.

Kesadaran akan diri sendiri memungkinkan kita untuk mengenali kebiasaan, pola pikir, dan respons kita, sehingga kita dapat membuat perubahan positif dalam hidup kita.

5. Tidak Membuat Masalah Tambah Rumit

Prinsip lainnya yang dipegang oleh aliran stoicism adalah menyederhanakan suatu masalah.

Ingatlah bahwa hidup tidak selamanya berisi tentang keindahan dan penuh warna. Ada kalanya Moms terjatuh dan terluka.

Jadi, sepanjang proses kehidupan, jika itu baik dan bermanfaat, maka lakukanlah.

Memperumit suatu masalah adalah sumber penderitaan. Rasanya, prinsip ini perlu diterapkan zaman sekarang ya, Moms.

Banyak sekali orang yang lebih senang berdebat, padahal menyederhanakannya akan lebih membuat bahagia.

Sebaiknya jangan tunggu orang lain untuk melakukan kebaikan, tapi mulailah dari diri sendiri ya, Moms.

Daripada membalas keburukan orang lain, cobalah membalasnya dengan kebaikan.

Kalau dunia jahat kepadamu, maka jadilah baik. Sebab kebahagiaan adalah sesuatu yang diciptakan sendiri, bukan untuk ditunggu.

Baca Juga: Yuk Simak 10 Tips Menjadi Keluarga Bahagia!

6. Hidup Sesuai dengan Alam

Ini berarti menerima dan memahami hukum alam dan keterbatasan kita sebagai manusia.

Sebagai contoh, penerimaan atas proses penuaan dan kematian dapat membantu kita hidup dengan lebih damai.

7. Amor Fati: Cintai Segala Sesuatu yang Terjadi

Perasaan Bahagia
Foto: Perasaan Bahagia (Freepik.com/diana-grytsku)

Hal lain dari konsep stoicism untuk kehidupan adalah mengingatkan bahwa dunia tidak hanya berputar di sekitar kita saja.

Seperti yang dikatakan Epictetus, jika kita mengharapkan bahwa semesta akan memberikan hal-hal yang diinginkan, maka yang kita dapatkan justru kekecewaan.

Namun, saat kita menerima segala sesuatunya yang diberikan alam semesta, maka hidup akan jauh lebih damai dan bahagia.

Amor fati adalah latihan dan pola pikir yang perlu digunakan untuk mendapatkan yang terbaik dari apa pun yang terjadi.

Baik itu baik atau buruk, hal itu tidak untuk dihindari.

Sehingga seperti oksigen ke api, dimana hambatan dan kesulitan menjadi bahan bakar untuk potensi diri.

Inti dari stoicism sebenarnya sangatlah sederhana yaitu betapa kecilnya kita semua.

Demikian pula dengan segala sesuatu yang dihadapi, rintangan dan kesedihan itu semua hanyalah debu.

Pencapaian juga bisa bersifat sementara dan bisa hilang dalam sekejap.

Yuk, segera hapus segala yang berbau keburukan dan ganti dengan kebaikan, Moms! Dunia butuh lebih banyak orang baik.

Jadi, bagaimana? Moms pasti siap menjalani hidup yang lebih bahagia dengan berpegang pada stoicism ini?

  • https://plato.stanford.edu/entries/stoicism/
  • https://galihwicaksono.com/pengertian-stoic/
  • https://www.gramedia.com/best-seller/filosofi-stoicism/#Apa_itu_Filosofi_Stoicism_dan_Sejarahnya
  • https://www.orionphilosophy.com/stoic-blog/stoicism-beliefs
  • https://iep.utm.edu/stoiceth/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb