Surat Al Hadid Ayat 3: Bacaan Arab, Latin, dan Tafsirnya!
Salah satu kandungan dari surat Al Hadid ayat 3 adalah memperteguh keimanan atas keberadaan dan keesaan Allah SWT sebagai Sang Pencipta.
Kata Al-Hadid sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya ‘besi’. Surat ini terdiri atas 29 ayat, dan termasuk dalam golongan surat Makkiyah.
Diturunkan setelah Surat Az-Zalzalah, penamaan surat ini karena merujuk pada lafaz ‘al-hadid’ yang terdapat pada ayat ke-25.
Tentunya tentang keimanan ini adalah hal yang sangat penting untuk diketahui oleh umat Islam, apalagi iman kepada Allah SWT termasuk rukun iman pertama dan utama.
Baca Juga: Keutamaan Surat Al Hajj untuk Jodoh dan Doa untuk Memilih Jodoh, Masya Allah!
Surat Al Hadid Ayat 3 Beserta Latin dan Artinya
ہُوَ الۡاَوَّلُ وَ الۡاٰخِرُ وَ الظَّاہِرُ وَ الۡبَاطِنُ ۚ وَ ہُوَ بِکُلِّ شَیۡءٍ عَلِیۡمٌ
(Huwal au-walu wal-aakhiru wazh-zhaahiru wal baathinu wahuwa bikulli syai-in ‘aliimun)
Artinya: “Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Hadid: 3)
Baca Juga: 3+ Keutamaan Surat Al Mulk Lengkap dengan Bacaan dan Tafsirnya, Masya Allah!
Tafsir Surat Al Hadid Ayat 3
Ada beberapa tafsir mengenai surat Al Hadid ayat 3 yang berasal dari beberapa sumber, yakni:
1. Tafsir Kemenag
Menurut Kementrian Agama RI, pada ayat ini Allah SWT menyatakan bahwa Dialah Yang Awal, yang telah ada sebelum segala sesuatunya ada, karena Dia-lah yang menciptakannya.
Dialah Yang Maha Tinggi dari apa saja, tidak ada sesuatu pun yang lebih tinggi daripada-Nya. Dia-lah Yang Batin, Yang hakikat Zat-Nya tidak dapat digambarkan oleh akal.
Dia mengetahui semua yang tersimpan, yang tidak nyata dan segala yang tersembunyi. Dia yang paling dekat kepada apa yang telah diciptakan-Nya.
Tidak ada sesuatu pun yang lebih dekat kepada makhluk-Nya selain Dia, sebagaimana firmanNya:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ
(Wa laqad khalaqnal-insāna wa na'lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh, wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd)
Artinya: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qaf: 16)
Dalam hadis riwayat dari Abu Hurairah: “Fatimah datang kepada Rasulullah SAW meminta seorang pembantu, lalu Nabi menyuruhnya berdoa:
‘Ya Allah, Tuhan segala sesuatu, yang menurunkan kitab Taurat, Injil, dan Al-Qur'an, yang membelah biji-bijian. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan setiap sesuatu. Engkaulah yang mengaturnya.
Engkaulah Zat yang awal yang tidak ada sebelum-Mu sesuatu apa pun, Engkaulah Zat yang akhir yang tidak ada sesudah-Mu sesuatu apa pun.
Engkaulah adz-Dzahir yang tidak ada sesuatu pun di atas-Mu, dan Engkaulah al-Bathin yang tidak ada sesuatu apa pun di bawah-Mu. Lunasilah utang kami dan cukupilah kebutuhan kami.” (HR Ahmad dan Muslim)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.