Hukum dan Bahaya Ujub dalam Islam, Waspada!
Dalam Islam, akhlak mulia adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh seluruh umatnya. Oleh karena itu, seorang muslim diperintahkan untuk menjaga diri dari sifat tercela dan juga akhlak yang buruk.
Dan salah satu sifat tercela tersebut adalah sifat ujub. Namun apakah pengertian ujub itu sendiri? Simak penjelasannya di sini!
Baca Juga: Sering Tak Pede? Begini Cara Mengatasi Sifat Minder yang Bisa Dilakukan
Ujub Adalah Sifat Tercela
Foto: Orami Photo Stock
Jurnal Psikologi Terapan mencatat bahwa menurut pandangan Islam, ujub adalah anggapan atau harga diri yang berlebihan.
Ujub adalah anggapan bahwa seseorang memiliki banyak kebaikan dan memiliki lebih banyak karunia daripada yang lain, hingga melupakan penciptanya.
Dalam pandangan Islam, ujub berarti perilaku atau sifat terlalu mengagumi diri sendiri dan juga selalu membanggakan dirinya sendiri.
Ini merupakan sifat tercela yang harus dihindari setiap orang terutama umat muslim, karena bisa membuat seseorang menjadi sombong dan riya yang tidak disukai bahkan oleh sesama manusia.
Menurut Ibnul Mubarok, ujub adalah ketika seseorang merasa dirinya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Imam Al Ghazali menyebut bahwa ujub adalah bentuk kecintaan seseorang akan sesuatu yang ada pada dirinya dan merasa memilikinya sendiri, sehingga tidak menyadari bahwa itu adalah pemberian dari Allah SWT.
Oleh karena itu, ujub adalah sifat tercela meski hanya dilakukan di dalam hati. Contohnya saat seseorang seseorang merasa bangga akan kepintarannya sehingga memandang rendah orang lain.
Baca Juga: 4 Sifat Wajib Bagi Rasul yang Harus Diyakini dan Diteladani, Masya Allah!
Hukum Ujub
Foto: Orami Photo Stock
Karena itu adalah perbuatan tercela, hal tersebut harus segera dihindari oleh umat muslim. Umat Islam sudah seharusnya merasa rendah diri di hadapan Allah SWT, karena hanya Allah yang Maha Pencipta.
Seperti keterangan dari Alquran:
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ
(Wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa ilallāhi turja'ul-umụr)
Artinya: “Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan,” (QS Ali Imran: 109).
Selain itu, sifat ujub juga dapat mendatangkan mudharat dan bahaya bagi manusia. Karena itu, Allah SWT dan Rasul-Nya melarang sifat ini dimiliki oleh orang muslim. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
Artinya: “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri),” (HR Abdur Razaq).
Oleh karena itu, melihat penjelasan di atas, hukum ujub adalah haram dimiliki oleh umat Islam, dan harus segera dihindari agar tidak mendapatkan bahaya yang diakibatkannya.
Baca Juga: 5 Ciri Perempuan yang Baik Menurut Islam, Salah Satunya Memiliki Sifat Lemah Lembut!
Bahaya Sifat Ujub Beserta Contohnya
Foto: Orami Photo Stock
Tentunya ada alasan tersendiri mengapa ujub termasuk sifat yang tercela, hingga mendapat hukuman haram. Salah satunya karena sifat ini mengandung bahaya bagi yang memilikinya.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Luqman:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
(Wa lā tuṣa''ir khaddaka lin-nāsi wa lā tamsyi fil-arḍi maraḥā, innallāha lā yuḥibbu kulla mukhtālin fakhụr)
Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman: 18).
Ada beberapa bahaya saat seseorang memiliki sifat ujub, seperti:
1. Pahala Terhapus
Artinya: “Tiga hal yang membinasakan: Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri,” (HR Thabrani).
Di sini disebutkan bahwa seseorang yang membangga-banggakan perbuatan baiknya kepada orang lain, maka pahalanya tersebut akan dihapuskan.
Oleh karena itu, cukup simpan kebaikan yang dilakukan untuk diri sendiri, sehingga tetap menjadi pahala di sisi Allah SWT.
Baca Juga: Jadi Teladan untuk Bagi Umat Muslim, Simak 4 Sifat Mustahil Bagi Rasul
2. Mendatangkan Murka Allah SWT
Allah SWT sangat membenci sifat ujub, karena sifat ini seperti sedang menunggu datangnya murka dari-Nya. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Seseorang yang menyesali dosanya, maka ia menanti rahmat Allah. Sedang seseorang yang merasa ‘ujub, maka ia menanti murka Allah,” (HR Baihaqi).
3. Menjerumuskan dalam Takabur
Biasanya, ujub akan identik dengan sifat takabur. Padahal, keduanya akan menjadi alasan seseorang tidak akan masuk surga. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya sebesar biji sawi,” (HR Nasa’i).
Baca Juga: Simak 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWT, Sudah Tahukah Moms?
Cara Terhindar dari Sifat Ujub
Foto: Orami Photo Stock
Karena ujub memiliki bahaya yang luar biasa, Islam memiliki jalan keluar agar umat Islam tidak masuk dalam perangkap kesombongan tersebut.
Dalam kitab Bidâyatul Hidâyah, Imam al-Ghazali menyebut ujub sebagai penyakit kronis (ad-dâul 'idlâl). Orang yang memilikinya akan merasa muli, dan kepada orang lain kecenderungan meremehkan.
Dilansir NU Online, Imam al-Ghazali memiliki cara agar terhindar dari sifat ujub tersebut, yakni:
1. Jika Pelakunya Anak Kecil
Bila yang yang dianggap ujub adalah anak kecil, maka sebenarnya anak kecil pernah bermaksiat kepada Allah SWT.
Sementara orang yang tua adalah sebaliknya. Tak diragukan lagi, anak kecil akan lebih baik dari diri orang dewasa hingga tidak merasakannya.
2. Mengukur Diri
Bila yang melakukakknya adalah orang yang lebih tua, beranggapanlah bahwa dia beribadah kepada Allah SWT lebih dulu ketimbang orang lain, sehingga tentu orang tersebut akan lebih baik.
Hindari berprasangka terutama pada orang tua, dan ini adalah sesuatu yang lebih baik daripada terus menyangka yang tidak-tidak.
3. Pahami orang Berilmu
Jika yang dianggap ujub adalah orang yang berilmu, beranggapanlah bahwa ia telah menerima anugerah ilmu yang tidak diperoleh semua orang.
Jika sudah begini, bagiamana mungkin orang biasa sepadan dengan orang berilmu? Karena ujub adalah urusan hati, cukup terima ilmunya dan jangan menganggap perilakunya.
4. Menghadapi Orang Bodoh
Bila yang dianggap ujub adalah orang yang ‘bodoh’, beranggapanlah bahwa kalaupun dia bermaksiat maka dia berbuat atas dasar kebodohannya.
Sementara jika orang yang berilmu dan memiliki pengetahuan tentang ujub melakukannya, maka orang tersebut justru berbuat maksiat dengan bekal ilmunya.
5. Orang Kafir
Jika yang dianggap ujub adalah orang kafir, ada baiknya untuk beranggapan bahwa akhir hayat seseorang tidak ada yang tahu.
Bisa jadi orang kafir itu di kemudian hari masuk Islam lalu meninggal dunia dengan amalan terbaik. Jika begit, dia sudah keluar dari dosa-dosa masa lalu.
Dalam keterangan di atas, tampak sekali Imam al-Ghazali hendak menutup peluang timbulnya ujub dan takabur dengan menunjukkan kemungkinan-kemungkinan terburuk dalam diri manusia.
Ini juga mengajak umat muslim untuk selalu melakukan introspeksi atau muhâsabah diri, dari pada sibuk menghakimi orang lain. Ini dilakukan untuk menghindari sifat ujub yang berbahay tersebut.
- https://ojs.unimal.ac.id/jpt/article/view/2875
- https://worldquran.com/
- https://umma.id/article/share/id/1002/664463
- https://muslim.or.id/28973-ujub-tak-terasa-bisa-membatalkan-amalan.html
- https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/lima-jurus-imam-al-ghazali-agar-terhindar-dari-ujub-crqdE
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.