04 Oktober 2023

Disentri pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Disentri amoeba dan shigellosis biasanya disebabkan dari sanitasi yang buruk
Disentri pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Diagnosis Disentri pada Bayi

Bayi Sakit ke Dokter
Foto: Bayi Sakit ke Dokter (Freepik.com/freepik)

Mengutip Healthline, bila Si Kecil mengalami gejala disentri, segera temui dokter.

Jika tidak ditangani, disentri pada bayi dapat menyebabkan dehidrasi parah dan mengancam jiwa.

Saat melakukan janji temu, dokter akan meninjau gejalanya dan setiap perjalanan baru-baru ini.

Moms harus mencatat setiap perjalanan di luar negeri sebagai informasi yang dapat membantu dokter mempersempit kemungkinan penyebab gejala disentrinya.

Selain itu, perlu diketahui bahwa ada banyak kondisi yang bisa menyebabkan diare.

Jika bayi tidak memiliki gejala disentri lain, dokter akan meminta pengujian diagnostik untuk menentukan bakteri mana yang ada di dalam tubuhnya.

Ini termasuk tes darah dan tes laboratorium dari sampel tinja.

Dokter mungkin juga melakukan pengujian tambahan untuk memutuskan apakah penggunaan antibiotik bisa digunakan dan akan membantu.

Baca Juga: 13 Obat Diare Bayi, Alami dan Mudah Ditemukan

Cara Mengatasi Disentri pada Bayi

Cara Mengatasi Disentri pada Bayi
Foto: Cara Mengatasi Disentri pada Bayi (Parenting.firstcry.com)

Disentri pada bayi harus dianggap serius bila Si Kecil menderita shigellosis dan harus dirawat dengan tepat.

Ini karena Shigella menyebabkan sekitar 60% kasus disentri di fasilitas kesehatan dan hampir semua kasus penyakit parah yang mengancam jiwa.

Jika pemeriksaan mikroskopis tinja dilakukan dan trofozoit E. histolytica yang mengandung eritrosit terlihat, terapi antiamoebic juga harus diberikan.

Mengutip Rehydrate, 4 prinsip dari cara mengatasi disentri pada bayi adalah antibiotik, pemberian cairan, makanan, dan pemantauan.

Berikut ini cara mengatasi disentri pada bayi yang bisa dilakukan.

1. Terapi Antibiotik

Cara mengatasi disentri pada bayi karena shigellosis dengan antibiotik yang sesuai dapat memperpendek durasi penyakit dan mengurangi risiko komplikasi serius dan kematian.

Namun, pengobatan tersebut hanya efektif bila bakteri Shigella sensitif terhadap antibiotik yang diberikan.

Selain itu, catat bahwa penggunaan antibiotik harus dilakukan dengan resep dokter ya, Moms.

Jika pengobatan tertunda atau antibiotik diberikan yang tidak sensitif terhadap Shigella, bakteri dapat menyebabkan kerusakan yang luas pada usus.

Kondisi ini memasuki sirkulasi umum yang menyebabkan septikemia, dan kadang-kadang syok septik.

Komplikasi disentri pada bayi ini lebih sering terjadi pada anak-anak yang kekurangan gizi dan bisa berakibat fatal.

Karena sensitivitas antibiotik dari strain virus yang menginfeksi Shigella tidak diketahui untuk setiap kasus, penting untuk menggunakan antibiotik oral yang diketahui sensitif terhadap sebagian besar Shigella di area tersebut.

Biasanya, penggunaan antibiotiknya dengan kotrimoksazol, sebagai pilihan yang umum, tetapi ampisilin efektif di beberapa area.

Meskipun pengobatan dianjurkan selama 5 hari, namun seharusnya ada perbaikan yang berarti setelah 2 hari, yaitu berkurangnya demam, nyeri, serta darah feses.

Jika ini tidak terjadi, antibiotik harus dihentikan dan penggunaan obat lain digunakan.

Meskipun bakteri lain, seperti C. jejuni dan Salmonella, dapat menyebabkan disentri pada bayi, penyakit ini biasanya relatif ringan dan sembuh sendiri.

Anak kecil penderita disentri sebaiknya tidak dirawat secara rutin untuk amoebiasis.

Pengobatan hanya boleh diberikan bila E. histolytica trofozoit yang mengandung sel darah merah dalam tinja atau bila tinja masih berdarah setelah pengobatan berturut-turut dengan 2 antibiotik yang biasanya efektif untuk Shigella.

Pengobatan untuk disentri amuba adalah metronidazol. Jika disentri pada bayi disebabkan oleh E. histolytica, perbaikan akan terjadi dalam 2–3 hari setelah memulai pengobatan.

Baca Juga: Konsumsi Antibiotik Saat Bayi Dapat Menimbulkan Alergi Di Kemudian Hari?

2. Pemberian Cairan

Cara mengatasi disentri pada bayi yang terjadi harus dievaluasi untuk tanda-tanda dehidrasi dan dirawat dengan memberikan cairan cukup.

Semua pasien disentri harus diberikan air dan minuman lain selama sakit, terutama jika mereka demam.

Dalam studi di International Journal of Infection, dehidrasi lebih mungkin terjadi pada anak di bawah 1 tahun.

Terutama yang berusia di bawah 6 bulan, bayi yang berhenti menyusui karena sakit, atau anak dengan diare dan muntah yang parah, dan dianjurkan untuk rehidrasi melalui oral atau intravena (IV).

Moms bisa memberikan air minum ataupun ASI dan susu formula. Saat bayi dehidrasi juga bisa diberikan minuman elektrolit yang aman untuk bayi.

Ini akan membantu meningkatkan cairan di dalam tubuhnya. Beberapa bayi memerlukan perawatan medis saat dehidrasi.

Jika Si Kecil terlihat lesu dan mengalami gejala dehidrasi yang terlihat semakin parah walaupun sudah diberikan cairan, Moms perlu memeriksakan bayi ke dokter.

3. Makanan

Anak penderita disentri harus terus makan, agar kerusakan nutrisi selama sakit dapat dicegah atau diminimalkan.

Namun, cara mengatasi disentri pada bayi dengan makan mungkin sulit pada kasus anoreksia.

Pemberian makanannya bisa dilakukan dengan melanjutkan menyusui, berikan makanan kecil yang sering setidaknya 6 kali sehari.

Dorong anak untuk makan, pilih makanan kaya energi dan gizi yang disukai Si Kecil.

Berikan 1 kali makan ekstra sehari dengan menggunakan makanan yang sama setidaknya selama 2 minggu setelah diare berhenti.

4. Tetap Pantau Kondisinya

Kebanyakan kasus disentri menunjukkan perbaikan dalam 2 hari setelah memulai pengobatan dengan antibiotik yang efektif.

Pasien-pasien ini harus menyelesaikan pengobatan 5 hari, dan tidak perlu tindak lanjut khusus.

Langkah terakhir dalam cara mengatasi disentri pada bayi, Si Kecil harus dipantau dengan cermat, terutama anak-anak yang tidak menunjukkan perbaikan yang jelas dalam 2 hari, dan yang diketahui berisiko tinggi meninggal atau komplikasi lain.

Anak-anak berisiko tinggi yaitu bayi kurang gizi, mereka yang tidak disusui, dan siapa saja yang mengalami dehidrasi, harus sering dipantau sebagai pasien rawat jalan atau dirawat di rumah sakit.

Penderita disentri pada bayi dengan gizi kurang harus dirawat di rumah sakit secara rutin.

Jika Si Kecil tidak menunjukkan perbaikan setelah 2 hari pertama pengobatan antibiotik, harus diberikan antibiotik yang berbeda.

Baca Juga: 5 MPASI yang Baik Dikonsumsi Saat Bayi Diare

Tidak hanya dengan obat, Moms bisa melakukan beberapa cara mengatasi disentri pada anak yang alami.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb