Ini Penyebab Pemilik Down Syndrome Face Terlihat Mirip
Mengapa down syndrome face pada setiap anak memiliki kekhasan dan kemiripan satu sama lain, ya, Moms?
Melalui artikel ini, akan dijelaskan mengenai penyebabnya.
Down syndrome adalah kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21, yang dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas.
Kelainan yang berdampak pada pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental ini memiliki ciri-ciri sangat khas.
Misalnya, tinggi badan yang relatif pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongoloid.
Maka, sering juga dikenal dengan mongolisme.
Umumnya, hampir semua pemilik down syndrome memiliki down syndrome face yang serupa.
Berikut ini informasi seputar down syndrome face, jangan sampai terlewat, Moms!
Baca Juga: Sindrom Patau, Kelainan Genetik Langka yang Dikenal sebagai Trisomi 13
Gejala Down Syndrome
Selain ciri down syndrome face, melansirJournal of Medical Imaging, beberapa gejala bahwa anak mengalami down syndrome adalah:
- Ukuran kepala lebih kecil (mikrosefalus).
- Bagian belakang kepala datar.
- Sudut mata luar naik ke atas.
- Bentuk telinga kecil atau tidak normal.
- Lidah pecah-pecah.
Dari segi intelektual, anak down syndrome juga mungkin mengalami keterlambatan bicara dan memiliki memori yang tidak terlalu baik.
Tingkat kecerdasan (IQ) mereka pun bisa berkurang akibat kondisi ini.
Meski begitu, dampaknya dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga sedang.
Baca Juga: 7+ Terapi Anak Autis untuk Si Kecil, Salah Satunya Terapi Kemampuan Sosial!
Serba-serbi Down Syndrome Face
Down syndrome merupakan kondisi kromosom yang berhubungan dengan kecacatan intelektual, penampilan wajah yang khas, dan nada otot lemah (hypotonia) pada masa kanak-kanak.
World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat lebih dari 8 juta anak mengidap down syndrome di seluruh dunia.
WHO juga memprediksi kasus baru terus bermunculan, yakni sekitar 3.000-5.000 bayi lahir dalam kondisi ini setiap tahunnya.
Semua individu dengan down syndrome mungkin memiliki berbagai cacat lahir.
Sekitar setengah dari semua anak yang terkena penyakit ini dilahirkan dengan cacat jantung.
Adapun kelainan pencernaan, seperti penyumbatan usus, kurang umum terjadi.
Selain itu, seseorang dengan down syndrome memiliki peningkatan risiko pengembangan beberapa kondisi medis.
Sekitar 15% di antaranya memiliki kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme).
Kelenjar tiroid adalah organ berbentuk kupu-kupu di leher bagian bawah yang menghasilkan hormon.
Pemilik down syndrome face juga memiliki peningkatan risiko masalah pendengaran dan penglihatan.
Baca Juga: Mengenal Down Syndrome dari Ciri hingga Deteksi Dini
Selain itu, sebagian kecil anak-anak dengan penyakit ini juga mengembangkan kanker sel pembentuk darah (leukemia).
Seseorang dengan down syndrome sering mengalami penurunan kemampuan berpikir secara bertahap (kognisi) seiring bertambahnya usia.
Down syndrome juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer, gangguan otak yang berakibat pada hilangnya memori secara bertahap, penilaian, dan kemampuan untuk berfungsi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.