22 April 2024

Manfaat Floxifar, Obat Ampuh untuk Atasi Ragam Infeksi

Termasuk golongan antibotik
Manfaat Floxifar, Obat Ampuh untuk Atasi Ragam Infeksi

Tahukah Moms tentang obat Floxifar? Floxifar adalah antibotik yang mengandung bahan aktif berupa ciprofloxacin.

Obat ini hadir dalam ukuran 500 miligram, biasa digunakan untuk mengatasi berbagai jenis infeksi.

Mulai dari infeksi saluran kemih (ISK), infeksi saluran pernapasan, dan infeksi kulit serta jaringan lunak.

Namun, obat ini termasuk obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.

Selain itu, obat ini juga tidak disarankan untuk bumil, busui, anak, dan remaja karena berisiko menimbulkan efek samping.

Sebelum mengonsumsinya, pelajari dosis dan aturan minum floxifar pada ulasan berikut ini yuk, Moms!

Baca Juga: Sanmag, Obat Antasida untuk Turunkan Asam Lambung Berlebih

Dosis Penggunaan Floxifar

Infeksi Saluran Kemih
Foto: Infeksi Saluran Kemih (Mydr.com.au)

Floxifar termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.

Waktu penggunaannya adalah dikonsumsi sebelum atau setelah makanan.

Mengenai dosis obat, Moms dapat menyesuaikannya dengan gangguan kesehatan yang dialami, seperti berikut:

Servisitis dan uretritis gonore

  • Dewasa: Sebanyak 500 miligram sebagai dosis tunggal.

Mencegah meningitis

  • Dewasa: Sebanyak 500 miligram sebagai dosis tunggal.

Infeksi saluran pernapasan, infeksi tulang, dan infeksi kulit serta jaringan lunak

  • Intensitas ringan hingga sedang: Sebanyak 500 miligram, 2 kali per hari.
  • Intensitas berat: Sebanyak 750 miligram, 2 kali sehari.

Prostatitis

  • Dewasa: Sebanyak 500-750 miligram, 2 kali sehari. Maksimal konsumsi selama 6 minggu.

Infeksi tulang dan sendi

  • Dewasa: Sebanyak 500-750 miligram, 2 kali sehari. Maksimal konsumsi selama 3 bulan.

Sistitis tanpa komplikasi

  • Dewasa: Sebanyak 250-500 miligram, 2 kali sehari selama 3 hari.

Sistitis dengan komplikasi

  • Dewasa: Sebanyak 500 miligram, 2 kali sehari selama 7 hari.
  • Anak-anak: Sebanyak 10-20 miligram per kilogram berat badan. Diminum 2 kali sehari selama 10-21 hari.

Fibrosis kistik

  • Anak-anak: Sebanyak 20 miligram per kilogram berat badan. Diminum 2 kali sehari selama 10-14 hari. Dosis maksimal penggunaan 750 miligram per dosis.

Baca Juga: Kenali Psidii, Obat Herbal dengan Ekstrak Daun Jambu Biji

Siapa Saja yang Tidak Boleh Mengonsumsi Floxifar?

Ilustrasi Reaksi Alergi Floxifar (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Reaksi Alergi Floxifar (Orami Photo Stock)

Floxifar dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dan anak-anak di atas usia 1 tahun.

Namun, kandungan ciprofloxacin dalam obat ini terkadang tidak cocok untuk sebagian orang lho, Moms.

Melansir dari National Health Service UK, berikut beberapa kelompok orang yang tidak disarankan untuk menggunakan ciprofloxacin:

  • Memiliki alergi terhadap ciprofloxacin atau obat lain
  • Pernah mengalami efek samping serius terkait penggunaan ciprofloxacin atau antibiotik lain
  • Mengalami diare ketika mengonsumsi antibiotik sebelumnya
  • Menderita aneurisma aorta perut atau masalah lain dengan aorta
  • Memiliki detak jantung yang cepat, berdebar, atau tidak teratur
  • Memiliki infeksi jantung, penyakit jantung bawaan, atau penyakit katup jantung
  • Memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
  • Menderita rheumatoid arthritis, penyakit Behcet atau gangguan jaringan ikat seperti sindrom Marfan
  • Memiliki masalah dengan tendon
  • Menderita epilepsi atau masalah kesehatan lain yang berisiko mengalami kejang
  • Memiliki masalah dengan ginjal
  • Menderita diabetes, karena ciprofloxacin dapat memengaruhi gula darah

Baca Juga: Orphen (Obat Alergi): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Cara Menyimpan Obat Floxifar

Sama halnya dengan penggunaan obat lainnya, floxifar juga harus disimpan dengan cara yang benar.

Begini cara penyimpanan yang disarankan:

  • Obat seharusnya disimpan di dalam suhu ruangan. Jangan menyimpan pada kulkas atau tempat yang terkena paparan sinar matahari langsung.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
  • Obat tidak boleh disimpan dalam freezer atau dibekukan.
  • Obat tidak boleh disimpan di tempat yang terjangkau oleh anak-anak maupun hewan peliharaan.
  • Obat harus dibuang jika sudah habis masa berlakunya. Namun, pelajari lebih lanjut tentang cara aman membuang produk obat agar tidak mencemari lingkungan.
  • Obat tidak boleh dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga karena berisiko mencemari lingkungan.
  • Obat tidak boleh dibuang pada toilet atau saluran pembuangan air.

Jika masih bingung dengan cara membuang obat yang aman, Moms bisa tanyakan pada apoteker secara langsung saat membeli obat, ya.

Baca Juga: Claritin (Obat Alergi): Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb