17 Juni 2022

Ketahui Obat Binotal: Dosis, Peringatan, Efek Samping

Bekerja dengan menghancurkan bakteri dalam tubuh
Ketahui Obat Binotal: Dosis, Peringatan, Efek Samping

Binotal adalah golongan obat resep yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.

Beberapa penyakit yang bisa ditangani dengan obat ini seperti infeksi telinga, hidung dan tenggorokan, radang saluran bronkial, paru-paru, saluran kemih, dan penyakit menular seksual (gonore).

Obat bekerja dengan menghancurkan pertumbuhan bakteri di dalam tubuh untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit tersebut.

Moms bisa melihat ulasan lebih lanjut di bawah ini sebelum mengonsumsinya!

Baca juga: Kenali Psidii, Obat Herbal dengan Ekstrak Daun Jambu Biji

Dosis dan Aturan Minum Binotal

ISK - istockphoto
Foto: ISK - istockphoto (istockphoto)

Foto: Infeksi Saluran Kemih (Istockphoto)

Binotal adalah golongan obat keras yang memiliki kandungan ampicillin sebanyak 500 miligram dan 1000 miligram.

Berkaitan dengan jumlah yang tepat, Moms bisa menyesuaikan dengan kondisi kesehatan dan tingkat keparahan penyakit yang dialami.

Obat yang efektif mengatasi infeksi bakteri ini wajib dikonsumsi sesuai aturan dan jangan sampai melebihi dosis.

Berikut ini dosis penggunaan yang disarankan.

Tifus

Sebanyak 1-2 gram, diminum 4 kali sehari.

Gunakan selama 2 minggu untuk mengatasi infeksi akut dan 4-12 minggu untuk mengatasi infeksi carrier bawaan.

Gonore

Sebanyak 2 gram yang dikombinasikan dengan 1 gram probenecid.

Obat digunakan sebagai dosis tunggal.

Infeksi Saluran Kemih

Sebanyak 500 miligram, diminum 3 kali sehari.

Baca juga: Silex, Obat dari Ramuan Herbal untuk Mengencerkan Lendir

Peringatan Sebelum Menggunakan Obat

obat-darah-tinggi.jpg
Foto: obat-darah-tinggi.jpg

Foto: Minum Obat (Orami Photo Stock)

Melansir dari Tablewise, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan binotal.

Berikut ini beberapa di antaranya.

1. Reaksi Alergi

Penderita reaksi alergi memiliki risiko tinggi mengalami efek samping binotal.

Penderita bisa saja mengalami reaksi alergi serius dan fatal seperti ruam kulit, gatal-gatal, bintik-bintik merah atau ungu pada kulit, dan sesak napas.

Reaksi alergi tersebut dapat mengancam jiwa jika telat diatasi.

Karena hal tersebut, sebaiknya obat tidak digunakan pada penderita.

2. Mononukleosis

Mononukleosis adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr.

Pengidap kondisi tersebut mungkin mengalami peningkatan insiden ruam kulit, gatal-gatal, dan pruritus.

3. Kanker Darah

Pasien dengan kanker darah (leukemia akut atau jangka panjang yang berasal dari limfoid) berada pada peningkatan risiko saat menggunakan obat.

Pasien-pasien ini mungkin mengalami ruam kulit, pruritus, dan gatal-gatal. Penggunaan obat harus dihindari pada pasien tersebut.

4. Penggunaan Jangka Panjang

Pasien yang menggunakan obat dalam jangka panjang berada pada peningkatan risiko efek samping.

Pasien-pasien ini mungkin mengalami peningkatan pertumbuhan bakteri (organisme yang tidak peka).

Berikut ini efek penggunaan jangka panjang obat:

5. Disfungsi Ginjal

Pasien dengan kelainan fungsi ginjal berada pada peningkatan risiko saat menggunakan obat.

Dosis harus disesuaikan dengan baik pada pasien tersebut.

6. Interaksi dengan Binotal

Ketika Moms mengonsumsi dua atau lebih obat secara bersamaan, hal tersebut dapat mengubah cara kerja obat dan meningkatkan risiko efek samping.

Dalam istilah medis, kondisi ini disebut sebagai interaksi obat. Berikut ini beberapa kondisi yang bisa saja dialami:

7. Tes Glukosa Urine

Saat minum obat bersama dengan tes glukosa urin, hasil positif palsu dapat terjadi akibat penggunaan obat.

Metode glukosa oksidase enzimatik harus digunakan untuk menguji keberadaan glukosa dalam urin.

8. Agen Antigout

Obat berinteraksi dengan agen antigout seperti probenesid, yang digunakan untuk mengobati nyeri, kemerahan, dan nyeri pada persendian.

Penggunaan obat dengan probenesid dapat menurunkan ekskresi binotal ginjal yang dapat menyebabkan peningkatan kadar obat dalam darah.

9. Kontrasepsi Oral

Mungkin ada interaksi obat dengan kontrasepsi oral, yang digunakan untuk mencegah kehamilan.

Ketika obat digunakan dengan kontrasepsi oral, itu dapat menurunkan efek kontrasepsi oral.

Segera ambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

10. Obat Bakteriostatik

Binotal dapat berinteraksi dengan obat bakteriostatik, yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Penggunaan binotal dengan obat bakteriostatik dapat mengganggu aktivitas penghancuran bakteri (aksi bakterisida) dari obat.

11. Allopurinol

Instruksi khusus perlu diikuti saat minum obat ini bersama dengan allopurinol, yang digunakan untuk mengobati nyeri, kemerahan, dan nyeri sendi.

Pasien yang menggunakan binotal dengan allopurinol mungkin memiliki peningkatan risiko reaksi alergi kulit.

Interaksi Binotal berdasarkan Tingkat Keparahan

single-tablet
Foto: single-tablet (https://www.aidsmap.com/sites/default/files/styles/aidsmap_medium_crop/public/2020-07/single-tablet.png?itok=TyUWN6uq)

Foto: Obat (Orami Photo Stock)

Interaksi juga bisa dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu serius, sedang, dan rendah.

Berikut ini penjelasannya masing-masing.

Serius

Obat-obatan yang telah disebutkan dapat berinteraksi ketika diminum bersama dengan allopurinol, sehingga dapat menyebabkan efek berbahaya pada tubuh.

Sedang

Obat-obatan berikut dapat berinteraksi ketika diminum bersama dan dapat meningkatkan risiko efek berbahaya.

Silakan berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi obat-obatan ini bersama-sama:

Efek samping Binotal

mual - istockphoto
Foto: mual - istockphoto (istockphoto)

Foto: Mual (Istockphoto)

Melansir dari Healthline, berikut ini sejumlah efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan binotal.

Efek samping umum

Efek samping umum yang bisa saja dialami meliputi::

Jika efek ini ringan, gejalanya mungkin akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu.

Bila gejala justru berubah menjadi semakin parah atau tidak kunjung membaik, segera bicarakan dengan dokter.

Efek samping serius

Hubungi dokter segera jika memiliki efek samping serius, seperti reaksi alergi. Gejalanya bisa meliputi:

  • Gejala seperti flu, seperti demam dan nyeri tubuh
  • Ruam merah atau ungu yang terasa menyakitkan yang menyebar
  • Lecet yang dapat menyebabkan kerusakan kulit

Diare yang berlangsung setelah berhenti minum obat. Gejalanya meliputi:

  • Diare dengan atau tanpa kram perut
  • Diare disertai demam

Baca juga: Sanmag, Obat Antasida untuk Turunkan Asam Lambung Berlebih

Obat memengaruhi setiap orang secara berbeda.

Jadi, pastikan untuk mendiskusikan terlebih dulu dengan dokter tentang penggunaan obat dan gangguan kesehatan yang dialami.

  • https://www.healthline.com/health/drugs/ampicillin-oral-capsule#side-effects
  • https://www.tabletwise.net/brazil/binotal-tablet

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb