Aturan Pakai Yusimox, Antibiotik untuk Infeksi Bakteri
Yusimox adalah nama merek obat yang mengandung amoxicillin.
Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi berbagai jenis infeksi.
Saat Moms atau Dads mengalami infeksi, mungkin dokter akan meresepkan antibiotik ini.
Nah, sebelum digunakan, pahami lebih dahulu aturan pakainya sebagai berikut agar lebih aman.
Mari simak informasi lengkap mengenai Yusimox di artikel ini, yuk Moms!
Baca Juga: 8 Resep dan Cara Membuat Infused Water yang Mudah, Segar!
Manfaat Yusimox
Yusimox adalah salah satu merek dagang dari amoxicillin yang beredar di pasaran.
Dokter biasanya meresepkan obat ini untuk mengobati berbagai infeksi berikut ini.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan Streptococcus.
- Infeksi pada saluran pernapasan akibat Streptococcus pneumoniae atau Staphylococcus bukan penghasil penisilinase.
- Infeksi pada saluran reproduksi dan kemih oleh E. coli.
Semua infeksi yang disebutkan ini, terjadi ketika bakteri di area tertentu berkembang biak dengan subur.
Hal ini menyebabkan jumlah bakteri menjadi lebih banyak daripada seharusnya dan memicu terjadinya infeksi bakteri.
Baca Juga: Aturan Minum Termorex Plus untuk Redakan Gejala Flu Si Kecil
Dosis dan Aturan Pakai Yusimox
Setiap orang dapat diresepkan dosis yang berbeda-beda.
Ini bergantung usia, keparahan kondisi, dan berat badan.
Meski begitu, dokter mungkin menggunakan aturan ini dalam meresepkan obat.
- Dewasa dan anak >20 kg: 250-500 mg, tiap 8 jam.
- Anak dengan berat badan >20 kg:
- 20-40 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi, tiap 8 jam.
Antibiotik ini tersedia dalam bentuk kaplet, sirup kering, dan sirup kering forte.
Untuk sediaan forte, artinya kandungan obatnya lebih kuat dibandingkan sediaan biasa.
Dokter mungkin akan meresepkan sediaan forte, jika obat sebelumnya kurang ampuh dalam mengatasi infeksi.
Baca Juga: Mengenal Infeksi Sinus: Gejala, Penyebab, dan Cara Obatinya
Penggunaan obat ini harus persis sama dengan arahan dokter atau aturan pakai yang tertera di label kemasan obat.
Untuk sediaan forte, diminum seperti pil atau tablet biasanya dengan bantuan segelas air.
Namun untuk sediaan serbuk kering, Moms perlu mencampurnya lebih dahulu dengan air.
Obat ini paling baik diminum setelah makan, agar tidak memicu masalah pencernaan setelah obat diminum.
Jangan mengurangi dosis atau menambahkan dosis tanpa sepengetahuan dokter.
Jangan pula berhenti menggunakan obat, walaupun kondisinya sudah merasa lebih baik.
Tidak menyelesaikan pengobatan ini secara tuntas, bisa meningkatkan risiko terjadinya resistensi antibiotik.
Artinya, bakteri menjadi kebal terhadap obat sehingga obat tidak lagi ampuh.
Selama minum obat ini, sebaiknya membuat pengingat waktu minum selanjutnya yang diberi jeda delapan jam.
Hal ini dilakukan agar tidak melewatkan dosis.
Obat ini dikontraindikasikan untuk orang yang memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik betalaktam.
Selain itu, bagi ibu hamil dan menyusui ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter. Sebab, tablet ini dapat terserap ke dalam ASI.
Baca Juga: 19 Cara Menyusui yang Benar agar Bayi Kenyang dan Ibu Nyaman
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.