Obat Bronkris untuk Batuk Berdahak, Ketahui Dosis dan Efek Sampingnya
Obat batuk ada banyak jenis dan mereknya. Untuk mengatasi batuk berdahak, Bronkris bisa jadi salah satu pilihan.
Bronkris adalah obat golongan mukolitik, dengan kandungan bahan aktif Bromhexine HCL.
Sebagai obat batuk berdahak, bronkris dapat membantu mengencerkan dahak di saluran pernapasan.
Obat ini dapat dibeli di apotek dan tersedia dalam bentuk tablet serta sirup. Lebih lanjut mengenai Bronkris yuk, simak pembahasannya, Moms!
Baca juga: Dexamethasone: Manfaat, Cara Kerja, Dosis, dan Efek Samping
Manfaat Bronkris
Foto: Orami Photo Stock
Seperti disebutkan tadi, Bronkris adalah obat yang bermanfaat untuk mengatasi batuk berdahak.
Hal ini karena Bronkris mengandung Bromhexine HCL yang merupakan obat jenis mukolitik atau ekspektoran.
Mukolitik adalah obat yang bekerja dengan cara mengencerkan dahak di saluran pernapasan. Oleh karena itu, obat ini bisa digunakan untuk mengobati batuk berdahak.
Selain itu, penelitian baru-baru ini juga mengungkapkan Bromhexine HCL yang terkandung dalam Bronkris dapat menjadi obat untuk infeksi COVID-19.
Misalnya penelitian pada 2020 di Journal of Infectious Diseases and Epidemiology.
Penelitian tersebut menemukan penggunaan Bromhexine off label bisa dilakukan untuk mencegah perburukan kondisi pasien COVID-19 dewasa dan lansia.
Studi yang lebih baru di jurnal Clinical and Translational Science juga menemukan hal serupa.
Disebutkan, Bromhexine HCL berpotensi memiliki efek menguntungkan pada pasien COVID-19. Terutama bagi mereka yang mengalami cedera paru atau hati.
Meski begitu, penelitian lebih lanjut mengenai efek obat ini pada infeksi COVID-19 masih diperlukan.
Baca juga: Obat Pilek (Paratusin): Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya
Dosis dan Cara Penggunaan Bronkris
Foto: Orami Photo Stock
Dosis Bronkris pada setiap orang bisa jadi berbeda-beda, tergantung usia dan tingkat keparahan kondisi.
Agar lebih pasti, diperlukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Namun secara umum, berikut ini dosis Bronkris untuk anak-anak dan orang dewasa:
1. Bronkris Tablet
- Anak usia 2-5 tahun: ¼ tablet, 2 kali sehari
- Anak usia 5-10 tahun: ½ tablet, 3 kali sehari
- Dewasa dan anak usia > 10 tahun: 1 tablet, 3 kali sehari
2. Bronkris Sirup
- Anak usia 2-5 tahun: 1 sendok takar (5 mL), 2 kali sehari
- Anak usia 6-11 tahun: 2 sendok takar (10 mL), 3 kali sehari
- Dewasa dan anak usia > 12 tahun: 2-4 sendok takar (10-20 mL), 3 kali sehari
Penjelasan lebih lanjut mengenai dosis juga tertera di label kemasan obat.
Untuk Bronkris tablet, sebaiknya jangan menggerus atau menghancurkannya, karena dapat memengaruhi efektivitas obat.
Untuk Bronkris sirup, pastikan untuk mengocok botol obat terlebih dahulu sebelum diminum.
Gunakan juga sendok takar yang tersedia dalam kemasan obat. Hindari penggunaan sendok makan atau sendok teh, karena berisiko tidak tepat takarannya.
Simpanlah Bronkris di suhu ruangan tidak lebih dari 25 derajat Celsius.
Jauhkan dari sinar matahari langsung, tempat lembap, dan jangkauan anak-anak. Hindari juga menyimpan Bronkris di freezer atau membekukannya.
Efek Samping dan Interaksi Obat Bronkris
Foto: Orami Photo Stock
Setiap obat memiliki risiko efek samping, tak terkecuali Bronkris. Beberapa efek samping yang umum terjadi ketika menjalani pengobatan dengan Bronkris adalah:
- Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, perut kembung, dan diare
- Pusing dan sakit kepala
- Berkeringat
- Ruam kulit
- Urtikaria atau biduran
- Sering buang air kecil di malam hari
Baca juga: Roverton Obat Batuk Berdahak, Ketahui Dosis dan Efek Sampingnya
Selain itu, ada juga risiko efek samping berupa reaksi alergi parah (anafilaktik) akibat Bronkris. Jika mengalaminya, segera cari pertolongan medis terdekat.
Berikut ini beberapa gejala reaksi alergi parah yang bisa terjadi:
- Gatal-gatal
- Kesulitan bernapas
- Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
Meski ada risiko efek samping, perlu diketahui bahwa tidak semua orang mengalaminya.
Selama mengonsumsi Bronkris sesuai dosis yang ditetapkan dokter, risiko efek samping bisa diminimalisir.
Namun, jika Moms khawatir mengenai efek samping tertentu dari obat ini, konsultasikanlah lebih lanjut pada dokter atau apoteker tempat membeli obat.
Perlu diketahui juga bahwa Bronkris dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain yang mungkin sedang dikonsumsi.
Interaksi ini dapat memengaruhi cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius.
Beberapa obat yang tidak boleh digunakan bersamaan dengan Bronkris adalah:
- Amoxicillin
- Cefuroxime
- Erythromycin
- Doxycycline
Nah, itulah pembahasan mengenai Bronkris, mulai dari manfaat, dosis, hingga risiko efek sampingnya. Semoga informasinya bermanfaat ya, Moms!
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/bronkris?type=basic&lang=id
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/bromhexine
- https://www.clinmedjournals.org/articles/jide/journal-of-infectious-diseases-and-epidemiology-jide-6-135.php?jid=jide
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7719397/
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-7256/bromhexine-hcl-bulk/details
- https://www.drugbank.ca/drugs/DB09019
- https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Bromhexine-hydrochloride
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.