Eduseries

Di Orami, Moms dan Dads akan menemukan banyak artikel seputar parenting yang membahas lengkap permasalahan pengasuhan anak dan membangun keluarga.

Berikut ini beberapa artikel parenting yang bermanfaat yang dapat Moms temukan.

1. Membangun Hubungan dengan Keluarga Pasangan

Bicara soal parenting tidak hanya persoalan mengasuh anak saja, tapi juga bagaimana membangun hubungan dengan keluarga pasangan.

Hubungan ibu mertua dan menantu perempuan identik dengan hubungan yang kurang harmonis. Apa sebenarnya yang menjadi penyebabnya?

Yang Menyebabkan Hubungan Ibu Mertua dan Menantu Perempuan Kurang Harmonis

Salah satu penyebab kurang harmonisnya hubungan ibu mertua dengan menantu perempuan adalah ketika mertua perempuan memiliki harapan menantu perempuan akan menjalani biduk rumah tangga dan pengasuhan anak dengan standar, nilai, dan cara-cara yang ia percayai baik dan benar.

Keinginan yang tidak realistis ini membuat menantu perempuan tertekan dan tentunya dapat berdampak dengan hubungan suami istri serta ketakutan selalu dikritik dalam mendidik dan mengasuh anak.

Penyebab lainnya:

  • Ibu mertua dianggap terlalu ikut campur.
  • Menantu perempuan merasa diserang secara personal oleh ibu mertua.
  • Menantu perempuan merasa kurang dilibatkan.

Yang Bisa Diupayakan untuk Membangun Hubungan Harmonis dengan Keluarga Pasangan.

Ini yang dapat Moms lakukan untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan keluarga suami.

  • Usaha untuk Mulai Membangun Hubungan

Mulai dari hal yang sederhana seperti mengetahui makanan kesukaannya, mengajaknya ikut serta saat berlibur, atau memberinya kejutan.

  • Mengendalikan Respons Pribadi

Bersikap responsif dan bukan reaktif adalah kunci menjaga hubungan dengan keluarga pasangan.

Ketika konflik terjadi, cerna dulu informasi yang diterima sebelum buru-buru menjawab.

  • Menyeleksi yang Kita Dengar (Selective Hearing)

Kita tidak dapat mengendalikan kalimat yang keluar dari mulut orang lain, apalagi jika kalimat itu tidak benar atau tidak sesuai dengan pemahaman Moms.

Untuk itu, Moms perlu menolerasi, artinya menghormati pilihan atau ucapan seseorang (dalam hal ini adalah mertua Moms), tapi bukan berarti Moms menyetujui.

  • Sepakat untuk Sehati dengan Pasangan
  • Berdamai dengan Kondisi

2. Aturan Penggunaan Gadget untuk Anak

Hal seputar parenting lainnya yang cukup membuat orang tua bingung adalah perihal pemberian gadget pada anak.

Berikut ini aturan penggunaan gadget dari AAP (American Academy of Pedatrics):

  • <18 bulan tidak direkomendasikan menggunakan gawai selain video chatting
  • 18-24 bulan pilih program aplikasi yang berkualitas dan dampingi anak saat menggunakan gawai untuk membantu mereka memahami hal yang dilihat.
  • 2-5 tahun batasi penggunaan gawai 1 jam sehari dengan program berkualitas, tetap dampingi anak saat menggunakan gawai untuk membantu memahami apa yang dilihat dan bagaimana penyampaiannya di dunia nyata.
  • >6 tahun tetapkan batas waktu yang konsisten menggunakan gawai. Pastikan penggunaan gawai tidak mengganggu waktu tidur, aktivitas fisik, dan kegiatan lain yang penting untuk perkembangan anak.
  • Tentukan waktu dan lokasi tanpa gawai.
  • Ajarkan anak cara menjaga keamanan dan etika di dunia digital termasuk menghargai orang lain secara online dan offline.

Bolehkah Anak Main Gadget Setiap Hari?

Anak boleh bermain gadget setiap hari, asalkan:

  • Sudah menyelesaikan tanggung jawabnya, seperti mengerjakan PR, mandi, makan, dan aktivitas harian lainnya.
  • Susun kesepakatan dengan anak tentang berapa lama dan jam berapa waktu main gadget-nya, misalnya satu jam, setelah semua beres maksimal sampai jam 9 malam.
  • Seimbangkan waktu anak dengan kegiatan non-gadget, seperti olahraga, membaca, mengobrol dengan keluarga, dan permainan kreatif lainnya. Dampingi anak supaya ia semangat untuk melakukan aktivitas-aktivitas ini.

3. Mengajarkan Disiplin pada Anak

Melatih anak disiplin juga menjadi tantangan tersendiri untuk para orang tua.

Untuk mengajarkan disiplin pada anak, Moms perlu tahu karakteristik anak Moms yang umumnya termasuk pada generasi alpha.

Memahami Anak Generasi Alpha

Istilah generasi alpha dikemukakan oleh Mark Mc. Crindle melalui tulisan di Business Insider, untuk sebutan anak-anak yang lahir di tahun 2011 – 2025.

Generasi ini disebut paling akrab dengan teknologi digital sehingga mereka disebut juga sebagai digital native.

Anak dari generasi ini memiliki karakteristik sebagai generasi yang memiliki pola pikir yang terbuka, sehingga mereka menjadi individu yang memiliki keberanian untuk menyuarakan kebutuhannya sejak usia muda.

Generasi alpha juga digambarkan tidak mudah untuk puas dalam menerima pandangan dan pendapat tertentu sehingga mereka banyak bertanya dan kritis ketika suatu aturan ditetapkan.

Sayangnya, karakteristik itu yang kemudian sering disalah artikan sebagai sikap yang “membangkang” atau sulit diatur oleh orang tua.

Haruskah Menjadi Orang Tua Galak agar Anak Disiplin?

Sikap galak tidak akan bisa membuat anak nurut atau mengikuti aturan.

Sebab, sikap galak justru akan melibatkan tarik-menarik kekuatan (adu kuat) antara orang tua dan anak daripada memberikan ruang pertumbuhan kontrol diri pada anak.

Kontrol diri atau pengendalian diri justru muncul ketika anak memiliki pemahaman yang benar mengenai pentingnya suatu tatanan atau aturan.

Dampak Orang Tua Galak terhadap Anak

Orang tua yang galak biasanya memiliki tuntutan yang tinggi terhadap anaknya dan kurang bisa menoleransi kesalahan yang dilakukan seorang anak.

Seolah anak harus patuh mengikuti seluruh tata aturan tanpa ada cela.

Padahal, mengingat karakter anak-anak generasi alpha, sikap patuh dan super nurut tentunya akan sulit untuk didapatkan dengan mudah.

Belum lagi dengan kemampuan berpikir anak yang masih dalam tahap perkembangan awal, sehingga pasti akan sulit bagi anak untuk mengikuti seluruh tata aturan secara sempurna.

Di bawah ini adalah beberapa ciri dari orang tua yang galak dan efeknya kepada anak:

  • Sering mengkritik anak, jarang memuji
  • Banyak marah, kasar dan teriak dalam mengasuh anak
  • Kaku dan sulit menerima perubahan

Tips Menerapkan Disiplin Tanpa Menjadi Galak

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh Moms and Dads untuk membuat anak berhasil menyesuaikan diri dengan aturan yang diterapkan di rumah:

  • Tentukan aturan yang ingin diterapkan dengan konsisten.
  • Hindari memberikan aturan yang mustahil dilakukan oleh anak.
  • Orang tua mengikuti aturan yang sama.
  • Gunakan bahasa yang padat, singkat, dan mudah dicerna
  • Kelola emosi dengan baik
  • Dekatkan hati melalui bahasa kasih

Itulah Moms beberapa hal yang bisa Moms dapatkan di kumpulan artikel parenting yang ada di Orami Magazine. Tentu ada banyak hal lainnya yang dapat Moms temukan dan menjadi inspirasi sehari-hari.

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb