
Dalam kasus yang umum terjadi, cedera bahu dapat dipicu oleh aktivitas harian sederhana, seperti mengangkat tas atau melakukan pekerjaan rumah tangga.
Bahu sendiri adalah sendi yang mudah digerakkan, tetapi tidak stabil. Otot, ligamen, dan tendon pada bahu harus bekerja bersama agar sendi tetap stabil.
Kelemahan pada salah satunya akan memicu ketidakstabilan yang berujung pada cedera bahu. Berikut ini serba serbi cedera bahu lebih lanjut!
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Cedera Engkel, Catat Moms!
Foto: Sakit Bahu (Freepik.com/master1305)
Cedera bahu dapat terjadi pada siapa saja. Dilansir dari Cleveland Clinic, gejalanya ditandai dengan beberapa kondisi berikut ini:
Selain dari tampilan fisiknya, gejala yang dirasakan oleh penderita adalah nyeri bahu dan sulit untuk digerakkan.
Bukan itu saja, otot di sekitar area yang terkena juga terasa tegang, bahkan bisa saja mengalami mati rasa dari leher hingga jari tangan.
Bahu adalah sendi yang memberikan jangkauan gerak terluas di dalam tubuh. Sendi pada bahu memungkinkan lengan berputar ke segala arah.
Sejumlah gejala tersebut rentan terjadi saat melakukan aktivitas olahraga dalam intensitas berat atau melakukan gerakan berulang.
Rasa sakit dan intensitas keparahannya sendiri biasanya berkembang secara bertahap, dan memicu komplikasi serius jika tidak segera diatasi.
Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika mengalami sejumlah gejala yang disebutkan. Apalagi, jika gejala tidak membaik dalam waktu berhari-hari.
Baca juga: Cedera Otot: Gejala, Penyebab, dan Langkah Mengatasinya
Foto: Bahu Sakit (Freepik.com/master1305)
Dilansir dari University of Michigan Health, cedera adalah penyebab paling umum dari nyeri bahu. Jenis yang pertama adalah cedera mendadak.
Cedera ini disebabkan karena terjatuh pada lengan dalam posisi terlentang, tekanan langsung ke bahu, dan bahu menekuk tidak normal.
Jika terkena saraf dan pembuluh darah, kondisi tersebut memicu mati rasa, kesemutan, kelemahan, terasa dingin, atau memar.
Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab cedera mendadak:
Jenis selanjutnya adalah cedera akibat penggunaan bahu berlebihan. Gejalanya terjadi secara bertahap akibat penggunaan bahu secara berlebihan.
Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab cedera:
Cedera bahu juga dipicu oleh penyebab lain, seperti:
Jika setelah mengalami beberapa kondisi tersebut bahu terasa sakit, atau muncul gejala lainnya, bisa jadi bahu mengalami cedera.
Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan guna memastikan kondisi yang Moms alami, agar langkah penanganan dapat dengan tepat dilakukan.
Baca juga: Moms, Ketahui 12 Manfaat Pemanasan Sebelum Olahraga
Foto: Istirahat (Freepik.com/gpointstudio)
Pada intensitas ringan, cedera bahu dapat diatasi secara mandiri di rumah.
Langkah tersebut bertujuan untuk meredakan rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan cedera.
Dilansir dari NYU Langone Health, berikut ini sejumlah langkah perawatan mandiri yang dapat dilakukan di rumah
Langkah pertama dilakukan dengan mengompres dingin. Caranya dapat dilakukan dengan membungkus es menggunakan handuk.
Tempelkan selama 15-20 menit di bagian yang terkena, sebanyak 3-4 kali sehari.
Setelah nyeri dan bengkaknya mereda, selanjutnya kompres menggunakan handuk yang sudah direndam air hangat.
Kompres kedua dilakukan selama 20 menit. Tujuannya adalah mengendurkan otot-otot yang tegang di area bahu.
Setelah melakukan kompres, istirahatkan bahu dalam beberapa saat.
Jangan mengangkat beban berat atau melakukan gerakan berulang hingga bahu benar-benar membaik.
Jika dirasa terlalu nyeri untuk digerakkan, sebaiknya istirahatkan seharian. Jangan terlalu lama mengistirahatkan, karena justru dapat melemahkan otot yang cedera.
Untuk mengurangi rasa sakit seketika, Moms dapat mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas di apotik, seperti paracetamol.
Segera hentikan pemakaian obat setelah rasa sakitnya mereda.
Jika cedera bahu dirasa sangat parah, segera periksakan diri ke dokter untuk melakukan pengobatan lebih lanjut.
Langkah pengobatan cedera bahu dalam intensitas parah dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini:
Setelah prosedur operasi dilakukan, fisioterapi diperlukan untuk mengembalikan jangkauan gerak penderita.
Selain itu, fisioterapi bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan stabilitas sendi, sehingga penderita dapat beraktivitas seperti biasanya.