11 Contoh Cerpen Anak Singkat untuk Mendidik Karakter Anak
Membacakan cerpen anak bisa memberikan banyak manfaat, lho, Moms.
Di samping memperluas kemampuannya berbahasa, anak juga dapat memetik nilai-nilai berharga dari cerpen tersebut.
Dengan hal ini, Si Kecil diharapkan bisa menjadi pribadi yang lebih baik saat dewasa nanti.
Yuk, cari tahu contoh cerpen anak yang bisa dibacakan untuk Si Kecil.
Cek di bawah ini, ya, Moms!
Baca Juga: Ini Cerita Roro Jonggrang yang Bisa Moms Ceritakan pada Anak
Contoh Cerpen Anak Singkat yang Mendidik
Selain menambah wawasan, cerpen anak juga membantu Si Kecil mengembangkan nilai-nilai positif dalam kehidupan.
Berikut ini rekomendasi cerpen anak yang bisa Moms bacakan untuk Si Kecil.
1. Sentuhan Emas
Pada zaman dahulu, ada seorang raja bernama Midas.
Raja tersebut menolong seorang satir, yakni manusia setengah hewan.
Atas kebaikannya ini, Raja meminta imbalan kepada Dewa Dionysus.
Imbalannya adalah apa pun yang disentuhnya akan berubah menjadi emas.
Dewa melihat bahwa permintaan Raja dapat mencelakakan dirinya.
Namun, Raja tidak peduli, dan Dewa pun mengabulkan keinginanannya tersebut.
Setelah dikabulkan, Raja merasa sangat senang. Ia pun menyentuh apa saja yang ada di sekelilingnya.
Seketika itu pula, benda-benda tersebut berubah menjadi emas.
Setelah seharian terus mengubah benda menjadi emas, Raja mulai merasa lapar.
Ia pun meminta orang-orang di istana menyiapkan makanan yang enak dan mewah.
Sayangnya, ketika Raja mengambil sepotong ayam, makanan itu berubah menjadi emas.
Ia pun tidak bisa memakannya.
Tidak hanya ayam, satu per satu makanan yang disentuhnya berubah menjadi emas.
Raja pun kesal dan berkata: "Aku sangat lapar! Bagaimana aku bisa makan kalau seperti ini!"
Putri Raja yang kecewa melihat perilaku tersebut mencoba memeluk sang ayah untuk menenangkannya.
Namun, apa daya, sang Putri juga berubah menjadi emas.
Raja pun sangat menyesal dengan keserakahannya.
Dari cerpen anak ini, Si Kecil dapat memahami bahwa keserakahan bukanlah sifat yang baik untuk diikuti.
Baca juga: 6 Cara Bermain Rubik untuk Anak-Anak dan Manfaatnya
2. Mawar yang Sombong
Dahulu kala, di sebuah padang pasir yang jauh, ada sekuntum bunga mawar yang begitu bangga dengan kecantikannya.
Bunga ini hanya memiliki satu keluhan, yaitu dirinya tumbuh di sebelah kaktus yang jelek.
Setiap hari, mawar yang indah akan menghina dan mengejek penampilan kaktus tersebut.
Sementara itu, kaktus tetap diam meski dirinya diejek dan diolok-olok oleh sang mawar.
Pada suatu musim panas yang terik, gurun menjadi kering. Tidak ada air yang tersisa untuk tanaman.
Mawar di kala itu membutuhkan banyak air agar tidak layu dan tetap cantik.
Sayangnya, kelopaknya yang indah mulai mengering dan kehilangan warna suburnya.
Mawar merasa bahwa ini adalah akhir dari dirinya.
Tak lama kemudian, datang seekor burung gereja yang mencelupkan paruhnya ke dalam kaktus untuk minum.
Melihat hal tersebut, Mawar dengan malu bertanya kepada kaktus, "Kaktus, apakah aku boleh meminta airmu?"
Kaktus yang baik hati langsung menyetujuinya.
Kebaikan Kaktus membuat Mawar menyesal telah mengejek dan mengoloknya.
Pada akhirnya, mereka berdua pun menjadi sahabat dan bisa melewati segala kesulitan saat musim panas.
Pada cerpen anak yang satu ini, Si Kecil dapat memahami bahwa berbuat sombong bukanlah perilaku terpuji.
Di sisi lain, Kaktus memberikan contoh untuk selalu menolong orang lain yang sedang membutuhkan.
3. Kegagalan Rubah
Suatu hari, seekor rubah menjadi sangat lapar saat dia pergi mencari makanan.
Ia mencari-cari, mulai dari tempat yang tinggi hingga rendah.
Akan tetapi, ia tidak dapat menemukan sesuatu yang bisa dimakan.
Akhirnya, saat perutnya keroncongan, ia tersandung tembok petani.
Di bagian atas dinding, ia melihat anggur terbesar dan terlezat, yang baru pertama kali ia temukan dalam hidupnya.
Anggur itu memiliki warna ungu yang bersinar. Hal ini semakin menggugah nafsu makan sang Rubah.
Untuk mencapai buah anggur, rubah harus melompat tinggi di udara.
Saat melompat, ia membuka mulutnya agar bisa langsung mengonsumsi buah anggur.
Sayangnya, ia malah meleset. Rubah mencoba lagi, tetapi gagal. Percobaannya ini sudah dilakukan berulang kali.
Akhirnya, rubah memutuskan untuk menyerah dan pulang ke rumah.
Sambil berjalan, ia bergumam, "Aku yakin anggur itu asam."
Kira-kira, apa nilai yang bisa dipetik dari cerpen anak ini, ya, Moms?
Ternyata, nilai kehidupan yang dipetik dari cerpen anak ini adalah: jangan meremehkan apa yang tidak bisa kita miliki.
Pasalnya, tidak ada hasil yang didapat dengan cara mudah, apalagi jika itu milik orang lain.
Baca juga: 10 Manfaat Membaca Dongeng untuk Anak, Apa Saja?
4. Keledai dan Penjual Garam
Alkisah, cerpen anak ini hiduplah seorang penjual garam yang menggunakan keledai untuk membawa garamnya.
Garam tersebut ditempatkan dalam sebuah kantong tas, yang kemudian diletakkan di atas punggung si keledai.
Banyaknya garam yang dibawa membuat keledai merasa keberatan.
Hingga suatu ketika keledai membawa banyak garam pada punggungnya dengan cuaca yang panas.
Keledai itu membawa garam dengan melewati sungai, dan tanpa sengaja, tas garam yang dibawanya jatuh, sehingga hampir setengah garam menjadi larut ke air sungai.
Kemudian sang keledai mengambil dan meletakkan tas pada punggungnya kembali. Si keledai, kaget merasakan tasnya menjadi sangat ringan.
Akhirnya keledai melakukan trik tersebut ketika disuruh oleh si penjual garam.
Penjual yang mengerti hal tersebut merasa rugi karena garam yang dibawanya menjadi berkurang dalam jumlah yang banyak dan menjadi tersisa sedikit.
Karena merasa dirugikan akhirnya penjual garam memainkan trik agar keledai tidak lagi menipunya.
Keesokan harinya, penjual garam memasukkan tas katun yang tebal ke dalam kantong yang dibawa oleh keledai. Tanpa merasa curiga, keledai pun berjalan melewati sungai.
Saat itu keledai juga melakukan hal yang sama, ia kembali masuk ke dalam air untuk memperingan beban yang ia bawa.
Karena di dalam kantongnya berupa tas katun, akhirnya air pun terserap oleh tas katun yang dibawanya.
Bukannya bertambah ringan, beban yang dibawa oleh keledai malah bertambah berat, dan keledai merasa sangat lelah.
Akhirnya untuk hari berikutnya karena takut menjadi berat, akhirnya keledai tidak pernah memainkan trik yang sama.
Penjual garam pun menjadi senang karena ia tidak lagi mengalami kerugian garam.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.