01 Desember 2023

Disleksia pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Disleksia merupakan gangguan belajar yang ditandai kesulitan membaca, menulis, dan bicara
Disleksia pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

5. Mengikuti Komunitas

Mengatasi disleksia pada anak bisa dengan bergabung kelompok atau komunitas dengan disleksia.

Ini dapat membantu Moms untuk berhubungan dengan orang tua yang anaknya menghadapi ketidakmampuan belajar serupa.

Kelompok pendukung dapat memberikan informasi yang berguna dan dukungan emosional.

Menurut Sistem Kesehatan Universitas Michigan, disleksia termasuk salah satu gangguan belajar yang paling umum.

Asosiasi Disleksia Internasional memperkirakan bahwa antara 15 hingga 20 persen populasi Amerika menunjukkan gejala disleksia.

Gejala-gejala ini termasuk membaca lambat atau tidak akurat, ejaan yang buruk, penulisan yang buruk, atau kecenderungan mencampurkan kata-kata yang serupa.

Meski begitu, anak yang mengalami disleksia perlu perawatan khusus yang tepat agar bisa mengatasi kekurangannya di kemudian hari.

Dampak Disleksia Jangka Panjang

Anak Sulit Belajar
Foto: Anak Sulit Belajar (Orami Photo Stock)

Mengutip dalam Mayo Clinic, disleksia dapat menyebabkan sejumlah masalah pada jangka panjang anak, termasuk:

1. Kesulitan belajar

Karena membaca adalah keterampilan dasar, anak penderita disleksia kemungkinan mengalami kesulitan dalam belajar, terutama mengikuti progress teman-temannya.

2. Masalah sosial

Jika tidak diobati, disleksia dapat menyebabkan gangguan perilaku, kecemasan, agresi, dan penarikan diri dari teman, orang tua, serta percaya diri berkurang.

3. Masalah saat dewasa

Ketidakmampuan membaca dan memahami dapat menghalangi seorang anak untuk mencapai potensinya seiring dengan pertumbuhannya.

Ini dapat memiliki konsekuensi pendidikan, sosial dan ekonomi jangka panjang.

4. Menderita ADHD

Anak-anak dengan disleksia mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD).

ADHD dapat menyebabkan kesulitan mempertahankan perhatian serta hiperaktif dan perilaku impulsif, yang dapat membuat disleksia lebih sulit untuk diobati.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Kadar Asam Urat Normal Wanita

Apa yang Harus Orang Tua Lakukan?

Komunikasi Orang Tua dan Anak
Foto: Komunikasi Orang Tua dan Anak (Usatoday.com)

Moms, ketika anak mengalami hal ini, sebaiknya berikan dukungan dan tidak memaksa anak agar bisa seperti anak pada umumnya.

Berikut yang sebaiknya orang tua lakukan ketika anak mengalami kondisi ini.

  • Membicarakan kondisi anak dengan guru atau kepala sekolah untuk mendiskusikan cara yang paling tepat untuk membantu anak mengikuti pelajaran di sekolah.
  • Ajarkan membaca sejak dini dan secara mendetail.
  • Gunakan balok huruf untuk membantu anak mengenal huruf dan membaca.
  • Jadikan kegiatan membaca menyenangkan agar anak tetap semangat untuk membaca.
  • Bangun kepercayaan diri anak dengan memberikan pujian dan reward setiap kemajuan belajar diperolehnya.
  • Fokus pada kemampuan fonologi untuk meningkatkan kemampuan baca dan tulis anak.
  • Dukungan moral dan emosional sangat penting untuk membantu anak berhasil dalam pembelajarannya.

Baca Juga: Sakit Kepala Sampai ke Mata, Ini Kata Dokter Spesialis

Nah, itulah fakta penyakit disleksia yang perlu Moms tahu. Jika buah hati atau orang terdekat menderitanya, bantu dan jangan dihakimi ya, Moms.

Jika Moms dan Dads melihat gejala gangguan kemampuan belajar balita pada Si Kecil, segera konsultasikan dugaan tersebut kepada dokter anak, psikolog anak, atau spesialis gangguan belajar.

Semakin awal gejala disleksia balita diidentifikasi, orang tua dapat memberi bantuan yang tepat dalam membantu anak belajar.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2528651/
  • https://dyslexia.yale.edu/dyslexia/signs-of-dyslexia/
  • https://dyslexiaida.org/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dyslexia/diagnosis-treatment/drc-20353557
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dyslexia/symptoms-causes/syc-20353552

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb