9 Efek Samping Berhubungan saat Haid Terakhir, Wajib Tahu!
Menstruasi sudah mau selesai, apakah lantas boleh berhubungan seksual? Ketahui efek samping berhubungan saat haid terakhir dari sisi kesehatan.
Perempuan yang sedang datang bulan atau haid memang sebaiknya membatasi diri dalam melakukan aktivitas tertentu, salah satunya berhubungan seks.
Selain tidak nyaman, risiko lain yang lebih fatal adalah bisa menyumbat aliran darah yang menuju jantung.
Mari simak efek samping berhubungan saat haid terakhir dari segi kesehatan, yuk!
Baca Juga: 6 Fakta tentang Keadaan Janin saat Berhubungan Intim
Efek Samping Berhubungan saat Haid Terakhir
Berhubungan saat haid menjadi salah satu pertanyaan yang kerap membingungkan. Apakah efek samping berhubungan saat haid terakhir?
Perlu Moms ketahui, efek berhubungan saat haid terakhir adalah kemungkinan munculnya rasa nyeri.
Darah dapat mengenai pasangan serta akan bercecer, terutama jika Moms mengalami aliran darah yang cukup deras.
Jika Moms berhenti mengeluarkan darah haid pada hari ke-6, dan berhubungan saat menstruasi hampir selesai, dan berovulasi pada hari ke-11, kemungkinan sperma dari hari ke-6 akan menunggu di saluran tuba untuk pembuahan.
Peluang untuk hamil tepat setelah menstruasi meningkat setiap hari setelah pendarahan berhenti.
Jika Moms mencoba untuk hamil, inilah saat yang tepat untuk berhubungan seks.
Nemun, perlu diketahui beberapa kemungkinan efek samping berhubungan saat haid terakhir berikut ini.
1. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Efek samping berhubungan saat haid terakhir lainnya yakni berisiko terkena Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti HIV atau hepatitis.
Virus ini hidup dalam darah, dan dapat menyebar melalui kontak dengan darah haid yang terinfeksi.
Menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks dapat mengurangi risiko penularan atau tertular IMS.
Jika Moms ingin tetap berhubungan saat haid terakhir, gunakan kondom untuk mencegah terjadinya IMS.
Mungkin Moms tidak dapat tertular IMS selama menstruasi, tetapi berisiko untuk menularkannya ke pasangan melalui darah menstruasi.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention, berikut adalah masalah yang mungkin terjadi akibat efek samping berhubungan saat haid terakhir yang berkaitan dengan infeksi.
- IMS dan masalah yang disebabkan oleh perubahan flora normal vagina, seperti infeksi jamur dan vaginosis bakterial.
- Sementara infeksi jamur juga dapat terjadi tanpa melakukan aktivitas seksual, orang mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi jamur karena perubahan hormonal selama suatu periode.
- Hubungan seks juga dapat menyebarkan infeksi jamur, menyebabkan kepala penis meradang. Kondisi ini disebut balanitis.
Baca Juga: Bolehkah Berhubungan Intim Saat Hamil? Ketahui Aturannya!
2. Terjadinya Ovulasi
American Pregnancy Association memaparkan, efek berhubungan saat haid terakhir adalah kecil kemungkinan untuk hamil.
Itu karena waktu ovulasi masih cukup jauh ketika berhubungan saat haid belum selesai.
Namun, ada pengecualian. Ini berlaku untuk wanita yang memiliki siklus 28 hingga 30 hari atau lebih.
Jika Moms memiliki siklus yang lebih pendek, katakanlah setiap 21 hingga 24 hari, itu berarti berovulasi lebih awal dalam siklus.
Karena sperma dapat hidup di dalam diri tubuh hingga 5 hari.
Moms dapat berhubungan seks menjelang akhir haid dan kemudian hamil 4 atau 5 hari kemudian dengan ovulasi lebih dini.
Mengutip Kids Health, efek samping berhubungan saat haid terakhir yang mungkin terjadi yang berkaitan dengan proses ovulasi seperti:
- Akan mengalami pendarahan yang berasal dari ovulasi. Ovulasi adalah pelepasan telur bulanan. Ini adalah waktu di mana dia kemungkinan besar akan hamil jika dia berhubungan seks.
- Ovulasi terjadi sebelum pendarahan dari menstruasi berhenti.
- Ovulasi terjadi dalam beberapa hari setelah menstruasi telah selesai. Sperma bisa membuahi sel telur selama 3 hari. Jadi, jika Moms berhubungan seks pada hari terakhir haid dan berovulasi dalam beberapa hari berikutnya, sperma mungkin masih membuahi sel telur.
3. Penyumbatan Pembuluh Darah
Sebaiknya hubungan seks dilakukan ketika haid atau datang bulan sudah benar-benar bersih.
Tidak adanya bercak darah yang keluar menandakan sudah tidak ada celah pada pembuluh darah di dinding rahim.
Dengan demikian hal ini mencegah terjadinya emboli udara yaitu gelembung udara yang masuk ke pembuluh darah serta bisa menyumbat pembuluh-pembuluh darah pada organ-organ vital, antara lain jantung dan paru-paru.
Gelembung udara bisa masuk ke aliran darah karena saat menstruasi terdapat pembuluh darah yang terbuka akibat meluruhnya dinding rahim.
Celah yang terbuka ini bisa dimasuki gelembung udara, yang terbentuk ketika terjadi penetrasi oleh penis ke liang vagina.
Hal ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi pada organ tersebut bahkan bisa memicu kematian.
4. Endometriosis
Saat orgasme, rahim akan berkontraksi sehingga darah kotor dari menstruasi bisa masuk lagi ke dalam perut melalui sel telur.
Kondisi ini bisa menyebabkan timbulnya endometriosis pada tubuh perempuan.
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang biasanya melapisi dalam rahim tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium, tuba falopi, atau di sekitar rahim.
Hal ini bisa menyebabkan nyeri pelvis yang signifikan, terutama selama menstruasi.
Saat berhubungan seksual, terutama dengan penetrasi yang dalam, tekanan atau gerakan dapat memicu rasa sakit atau kram yang lebih intens pada wanita dengan endometriosis karena adanya jaringan ini yang meradang.
Seks tidak menyebabkan endometriosis, tetapi bagi mereka yang sudah memiliki kondisi ini, aktivitas seksual saat haid bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan menyakitkan.
5. Luka di Mulut Rahim
Hubungan seksual saat dinding rahim meluruh biasanya akan menimbulkan luka.
Sperma maupun darah kotor yang tidak steril bisa masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
Infeksi yang terjadi akibat hubungan seks saat haid bisa memicu trauma pada mulut rahim.
Salah satu akibatnya adalah rasa sakit dan mulas, serta keluarnya cairan putih kehijauan atau kecokelatan setiap hari.
Baca Juga: Kecanduan Seks: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
6. Infeksi Jamur Vagina
Infeksi jamur vagina, seperti infeksi jamur Candida, bisa menjadi masalah yang mengganggu bagi banyak wanita.
Salah satu faktor risiko yang mungkin menyebabkan infeksi jamur vagina akibat efek samping berhubungan saat haid terakhir
Ketika seorang wanita sedang haid, lingkungan vagina menjadi lebih asam dan kadar pH-nya cenderung lebih rendah.
Hal ini bisa mengganggu keseimbangan flora bakteri normal di vagina, yang kemudian memicu pertumbuhan jamur Candida yang berlebihan.
Selain itu, saat haid, ada kemungkinan terjadi kerusakan pada jaringan vagina karena gesekan atau aktivitas fisik selama menstruasi.
Sehingga memberikan celah bagi jamur untuk tumbuh dan menyebabkan infeksi.
Selain itu, faktor lain yang berperan dalam meningkatkan risiko infeksi jamur vagina adalah penggunaan tampon atau pembalut yang tidak tepat, paparan kelembaban yang berlebihan, sistem kekebalan tubuh yang lemah, serta gaya hidup yang kurang sehat.
Penting untuk diingat bahwa infeksi jamur vagina bukanlah penyakit menular seksual.
Tetapi, aktivitas seksual saat haid dapat menjadi faktor pemicu bagi beberapa wanita yang rentan terhadap infeksi jamur.
Jika Moms mengalami gejala seperti gatal, nyeri, atau keluarnya cairan yang tidak normal dari vagina, sebaiknya segera konsultasikan dengan profesional medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
7. Vagina Kering
Vagina kering setelah berhubungan saat haid terakhir bisa menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan bagi sebagian wanita.
Saat periode menstruasi mendekati akhir, tingkat hormon estrogen menurun, dan ini dapat menyebabkan berkurangnya produksi lendir alami di vagina.
Kurangnya pelumas alami ini membuat gesekan selama berhubungan seksual lebih tidak nyaman dan bahkan menyebabkan rasa sakit.
Permasalahan vagina kering tidak hanya berdampak pada tingkat kenyamanan fisik, tetapi juga bisa berpengaruh pada aspek psikologis hubungan seksual.
Rasa tidak nyaman dan ketidaknyamanan selama berhubungan seksual dapat mengurangi gairah dan keinginan untuk beraktivitas seksual.
Ini dapat mempengaruhi keintiman dalam hubungan.
Baca Juga: 11 Perubahan Vagina saat Hamil, Bengkak hingga Flek!
8. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi medis yang dapat terjadi pada wanita setelah berhubungan seksual saat haid terakhir.
Pada saat haid mendekati akhir, area sekitar uretra, yaitu saluran yang menghubungkan kandung kemih ke luar tubuh, menjadi lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri dari lingkungan sekitar.
Selama berhubungan seksual, gerakan gesekan bisa menyebabkan bakteri dari daerah genital atau anus masuk ke dalam uretra.
Bakteri tersebut akhirnya dapat naik ke saluran kemih dan menyebabkan infeksi.
Gejala ISK yang umum meliputi sering buang air kecil, rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil, dan perasaan ingin buang air kecil meskipun jumlah urine yang keluar sedikit.
Infeksi saluran kemih yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi ginjal.
Sehingga penting untuk segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala ISK setelah berhubungan seksual saat haid terakhir.
Untuk mencegah ISK setelah berhubungan saat haid terakhir, ada beberapa langkah yang dapat diambil.
Misalnya, buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk membilas bakteri yang mungkin masuk ke dalam uretra.
Baca Juga: Abortus Imminens, Pendarahan Vagina sebelum Kehamilan 20 Minggu
9. Pelvic Inflammatory Disease (Infeksi Radang Panggul)
Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau penyakit radang panggul adalah infeksi pada organ reproduksi wanita, termasuk rahim, tuba falopi, dan ovarium.
Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui vagina dan leher rahim ke dalam rahim.
PID bisa menjadi salah satu penyakit yang muncul akibat berhubungan seks saat menstruasi.
Sebab selama menstruasi, serviks (pintu rahim) sedikit terbuka untuk memudahkan darah keluar.
Hal ini bisa memudahkan bakteri, termasuk yang dapat menyebabkan PID, untuk masuk ke dalam rahim dan organ reproduksi lainnya.
Selain itu, menstruasi juga menyebabkan perubahan pada pH vagina, yang bisa mengganggu keseimbangan bakteri normal dan membuat lingkungan lebih mendukung untuk bakteri patogen.
Nah, melihat banyaknya efek samping berhubungan saat haid terakhir, maka sebaiknya suami-istri menunggu hingga benar-benar selesai masa menstruasi.
Setelahnya baru lakukan hubungan seksual seperti biasa.
Hubungan seks 2–3 kali seminggu juga baik untuk meningkatkan angka kehamilan bagi sang istri.
Selain itu, merangsang tubuh untuk menghasilkan sperma dengan jumlah dan kualitas yang lebih banyak dan lebih bagus.
- https://americanpregnancy.org/can-i-get-pregnant-if/can-you-get-pregnant-on-your-period/
- https://www.cdc.gov/nchhstp/newsroom/docs/factsheets/STD-Trends-508.pdfhttps://kidshealth.org/
- https://www.health.com/condition/menstruation/period-sex
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.