29 September 2022

18 Penyebab Vagina Gatal dan Cara Mengatasinya, Simak yuk!

Salah satu penyebabnya adalah gigitan serangga
18 Penyebab Vagina Gatal dan Cara Mengatasinya, Simak yuk!

Pernahkah Moms mengalami vagina gatal? Awas, jangan dianggap sepele!

Faktanya, vagina gatal bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Apabila tidak segera diatasi, Moms juga akan lebih berisiko mengalami komplikasi.

Waspada, komplikasi akibat vagina gatal bisa menurunkan kualitas hidup sepenuhnya, lho.

Lantas, apa penyebab vagina gatal yang sebenarnya? Bagaimana cara mengatasinya?

Yuk, cari tahu selengkapnya lewat ulasan di bawah ini, Moms!

Baca Juga: 6 Pilihan KB yang Paling Aman dalam Mencegah Kehamilan dan Minim Efek Samping

Bibir Kemaluan Gatal dan Bentol Seperti Digigit Semut

Vagina Gatal
Foto: Vagina Gatal (Istockphoto.com)

Gatal di vagina merupakan keluhan yang bisa terjadi akibat menopause, paparan zat iritan, atau infeksi.

Vagina gatal juga bisa disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS).

Dalam kasus yang jarang terjadi, gatal pada vagina dapat berkembang karena stres atau kanker vulva.

Moms harus menghubungi dokter atau ginekolog jika rasa gatalnya parah atau disertai keluhan lainnya.

Dokter dapat menentukan penyebab gatal pada vagina melalui pemeriksaan dan pengujian.

Dokter juga dapat merekomendasikan perawatan yang tepat untuk mengatasi keluhan yang satu ini.

Menurut dr. Devy Amelia, Sp.KK Dokter Spesialis Kulit & Kelamin RS Pondok Indah – Pondok Indah dan J-Clinic, gatal pada vagina bisa disebabkan oleh infeksi jamur dan bakteri.

"Vagina gatal dapat disebabkan iritasi, infeksi jamur atau bakteri, eksim, stres, menopause, dan penyakit menular seksual (PMS)," jelas dr. Devy Amelia.

Vagina gatal juga bisa disertai dengan bentol. Nah, pada kasus ini, keluhan tersebut mungkin disebabkan oleh gigitan serangga.

"Penyebab bibir kemaluan gatal dan bentol biasanya karena gigitan serangga, eczema (eksim), atau jenis alergi lain," tutur dr. Devy Amelia.

Selain karena gigitan serangga, dermatitis seboroik, biang keringat, fluktuasi hormonal, psoriasis, erupsi obat, atrofi vagina, alergi atau iritan juga berisiko membuat bibir kemaluan bentol dan gatal.

Apabila bibir kemaluan bentol dan gatal serta tidak kunjung sembuh, sebaiknya Moms segera periksa ke dokter untuk mencegah perburukan kondisi.

"Jika rasa gatal pada vagina berkelanjutan sebaiknya berkonsultasi langsung ke dokter spesialis kulit dan kelamin atau ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan agar dapat ditangani secara tepat dan tuntas," kata dr. Devy Amelia.

Baca Juga: 17 Cara Menghilangkan Bau Vagina, Mudah dan Ampuh!

Penyebab Vagina Gatal yang Harus Diwaspadai

Vagina Terkena Infeksi Jamur
Foto: Vagina Terkena Infeksi Jamur (Istockphoto.com)

Agar lebih jelas lagi, berikut ini penyebab vagina gatal yang mesti Moms waspadai.

Segera berobat ke dokter apabila mengalami salah satu gejalanya, ya!

1. Infeksi Jamur

Penyebab vagina gatal seringkali dikaitkan dengan infeksi jamur.

Riset yang dilakukan Mayo Clinic menyebutkan bahwa ternyata 3 dari 4 wanita setidaknya pernah mengalami infeksi jamur pada vagina sebanyak 1 kali dalam seumur hidup.

Meskipun tidak termasuk penyakit menular seksual, tetapi salah satu penyebab infeksi jamur adalah kontak mulut ke vagina yang terjadi pada saat seks oral.

Cegahlah infeksi jamur dengan mengganti celana dalam secara teratur agar daerah vagina tidak lembap.

2. Iritasi Akibat Mencukur atau Waxing

Bagi Moms yang memilih untuk waxing atau mencukur bulu kemaluan, waspadalah terhadap bahaya iritasi.

Setelah mencukur maupun waxing, kulit sekitar area vagina menjadi lebih sensitif.

Seperti yang dilansir oleh Young Women’s Health, gatal dapat terjadi ketika bulu pubik kembali tumbuh.

Untuk mencegah hal ini terjadi, pastikan alat bercukur maupun alat waxing aman ya, Moms!

Baca Juga: Mengenal KB Steril, Prosedur Kontrasepsi yang Efektif Cegah Kehamilan

3. Alergi Akibat Produk Bahan Sehari-hari

Ternyata, penyebab vagina gatal bisa karena produk sehari-hari yang kita pakai, lho!

Reaksi alergi bisa terjadi karena adanya kontak kulit sekitar vagina dengan produk yang Moms gunakan sehari-hari.

Cleveland Clinic menyebutkan alergi dapat disebabkan oleh tisu toilet, pembalut, maupun material celana dalam yang Moms pakai.

Vagina gatal dapat pula dialami oleh Moms yang alergi terhadap kondom berbahan lateks.

4. Penyakit dan Kelainan Kulit

Tak hanya itu, penyakit dan kelainan kulit juga salah satu pemicu gatal pada area vagina.

Menurut Harvard Health Publishing, beberapa kondisi kulit yang bisa jadi penyebab vagina gatal, antara lain:

  • Eksim: kondisi peradangan kulit yang menyebabkan bercak merah, retakan tipis, dan kerak yang sangat gatal.
  • Psoriasis: kondisi di mana sel-sel kulit baru diproduksi terlalu cepat sehingga menimbulkan kulit bersisik dan gatal.
  • Lichen Sclerosus: kondisi inflamasi kulit yang biasanya terjadi pasca menopause. Menurut penelitian, 1 dari 30 wanita mengalaminya setelah menopause.

5. Ketidakseimbangan pH

Vagina Sakit
Foto: Vagina Sakit (Istockphoto.com)

Penyebab vagina gatal lainnya adalah karena pH yang tidak seimbang.

Ketidakseimbangan pH membuat bakteri dan jamur berkembang di area kemaluan sehingga mengakibatkan gatal.

Dilansir dari Medical News Today, ketidakseimbangan pH disebabkan oleh menopause atau saat menstruasi.

Hal ini dapat dicegah dengan selalu rajin membersihkan vagina dengan air bersih agar pH tetap seimbang dan teratur mengganti pembalut ya, Moms.

Baca Juga: Waspada 12 Penyebab Vagina Sakit yang Wajib Mom Ketahui!

6. Bacterial Vaginosis (BV)

Bacterial vaginosis merupakan infeksi karena tidak seimbangnya jumlah bakteri baik dan bakteri jahat yang ada pada vagina.

Rata-rata perempuan dengan umur 15-44 tahun yang mengalami gatal pada vagina disebabkan oleh bacterial vaginosis.

Kondisi tersebut tidak selalu menimbulkan gejala. Gejala yang muncul biasanya berupa:

  • Gatal pada vagina dan keluarnya cairan yang tidak normal dan berbau busuk.
  • Warna cairan mungkin tipis dan abu-abu kusam atau putih. Dalam beberapa kasus, mungkin juga berbusa.
  • Keputihan yang lebih encer daripada kental (kebalikannya terjadi pada infeksi jamur)

Bacterial vaginosis diobati dengan antibiotik oral, gel antibiotik vagina, atau krim.

Jika tidak diobati, vaginosis bakterial dikaitkan dengan kelahiran prematur, infeksi setelah operasi, dan penyakit radang panggul.

Lakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan vagina dan hindari produk-produk yang memicu iritasi.

Baca Juga: 13 Cara Merapatkan Vagina Karena Sering Berhubungan, Mudah!

7. Penyakit Menular Seksual

Penyebab vagina gatal dapat pula dipicu oleh penyakit menular seksual. Beberapa infeksi yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual, antara lain chlamydia, ghonorrhea, dan trichomoniasis.

Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit menular seksual dapat dicegah dengan:

  • Tidak melakukan hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti.
  • Menggunakan kondom dengan benar.
  • Setia pada pasangan.
  • Menerima vaksin HPV (human papillomavirus).

8. Faktor Menopause

Ketika menopause, tubuh mengalami ketidakseimbangan hormon yang dapat memicu terjadinya vaginal atrophy.

Vaginal atrophy merupakan kondisi penipisan, pengeringan, dan peradangan yang terjadi pada vagina saat tubuh kekurangan hormon estrogen.

Kondisi ini dapat dicegah dengan menjaga gaya hidup tetap sehat saat menopause.

Usia rata-rata untuk menopause pada wanita adalah sekitar 51 tahun, tetapi dapat terjadi lebih awal atau lebih lambat.

Wanita yang merokok cenderung mengalami menopause lebih awal dibandingkan wanita yang tidak merokok.

Baca Juga: 13 Cara Merapatkan Vagina Karena Sering Berhubungan, Mudah!

9. Stres dan Gangguan Kecemasan

Keadaan mental seperti stres dan gangguan kecemasan dapat berpengaruh langsung terhadap kesehatan tubuh Moms, lho.

Dilansir dari Calm Clinic, stres dan gangguan kecemasan dapat memicu ketidakseimbangan bakteri pada vagina sehingga menyebabkan gatal.

Kurangi stres dengan perbanyak relaksasi dan rekreasi ya, Moms!

Kanker vulva adalah jenis kanker yang terjadi pada area permukaan luar alat kelamin wanita.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb