Eksploitasi Anak di Indonesia: Hukum, Jenis, dan Dampaknya
Eksploitasi anak merupakan bentuk penyelewengan hak dari anak-anak, yang setiap tahunnya selalu terjadi di seluruh dunia.
Diketahui, ada banyak jenis eksploitasi anak yang bisa terjadi tanpa disadari.
Sering dikenal sebagai perdagangan anak, hal ini juga bagian dari jenis kekerasan yang bisa terjadi di mana saja.
Tujuan dari perdagangan anak bisa bermacam-macam, mulai dari penipuan, penampungan, ataupun pemerasan.
Bagaimana dengan hukum dan pasal yang mengatur eksploitasi anak di Indonesia? Cari tahu di bawah ini!
Baca Juga: 10 Sifat Ekstrovert, Mudah Bosan Tapi Seru dan Bisa Dicurhati!
Apa Itu Eksploitasi Anak?
Eksploitasi anak adalah kondisi saat pelaku (orang dewasa) berusaha mengambil keuntungan dari seorang anak demi keuntungan pribadi.
Mengutip Terre des Hommes International Federation, diperkirakan terdapat 168 juta anak yang dipekerjakan. Lebih dari setengahnya, yaitu sekitar 85 juta, melakukan pekerjaan berbahaya.
Satu sampai dua juta anak juga dipaksa melakukan eksploitasi seksual dan pornografi per tahun.
Akibatnya, anak-anak tersebut mengalami trauma serius, penyakit, dan kecanduan alkohol serta obat-obatan terlarang.
Salah satu bentuk eksploitasi anak untuk melakukan tindak kriminal, yaitu ketika mereka yang masih di bawah umur dipaksa menjual narkoba untuk orang yang lebih tua.
Pelaku sering mengiming-imingkan anak dengan uang tunai atau barang-barang yang ingin mereka miliki.
Namun, kenyataannya akan sangat berbeda. Anak biasanya berakhir mendapatkan perlakukan yang buruk, kelaparan, bahkan terancam nyawanya.
Baca Juga: Moms, Kenali Hak dan Kewajiban Anak di Sekolah
Mengenal Tanda-Tanda Eksploitasi Anak
Ada beberapa tanda yang mungkin mengindikasikan terjadinya eksploitasi pada anak, sehingga Moms harus mewaspadainya.
Beberapa tanda dari perdagangan anak di bawah umur, antara lain:
- Menerima hadiah atau uang yang tidak terduga atau tidak jelas asalnya
- Menggunakan ponsel mereka secara diam-diam
- Memiliki teman yang jauh lebih tua
- Dijemput dari sekolah oleh orang asing
- Menunjukkan tanda-tanda melukai diri sendiri
- Sering menghilang dari sekolah dan rumah
Eksploitasi anak yang juga sering terlihat, yakni bekerja meski masih di bawah umur produktif.
Misalnya, dengan meminta-minta uang di jalanan, atau berjualan dengan paksaan untuk meraih target tertentu.
Eksploitasi seperti ini menjadi hal yang mesti diatasi demi meningkatkan kualitas dan hak anak yang sepatutnya.
Baca Juga: 17 Rekomendasi Alat Tulis Sekolah yang Bikin Anak Semangat Belajar
Contoh Eksploitasi Anak
Ada berbagai tindakan dan contoh eksploitasi anak yang bisa dikenali.
Mulai dari memberi pekerjaan rumah tangga untuk anak, memaksa mereka menjadi tentara, perekrutan, dan keterlibatan Si Kecil dalam konflik bersenjata.
Ada pun contoh eksploitasi dalam hal seksual dan pornografi.
Ada pula pihak yang memaksa anak untuk melakukan kegiatan kriminal.
Hal tersebut termasuk pada penjualan dan distribusi narkotika serta keterlibatan anak dalam pekerjaan berbahaya lainnya.
Eksploitasi juga terjadi ketika anak-anak bekerja dalam kondisi berbahaya atau tidak sehat.
Kondisi tersebut adalah ketika anak di bawah umur dibayar rendah atau dituntut melakukan kerja paksa bahkan perbudakan.
Anak dapat dieksploitasi oleh anak-anak lain seusianya maupun orang dewasa.
Penelitian menunjukkan bahwa sejumlah besar anak yang dieksploitasi telah dianiaya oleh teman sebayanya.
Sering kali, anak-anak yang telah dieksploitasi tidak mendapatkan hak yang seharusnya dimiliki.
Baca Juga: Rekomendasi Aksesori Meja Belajar agar Anak Makin Semangat Belajar
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.