Pahami Manfaat, Dosis, hingga Efek Samping Erythromycin
Erythromycin adalah jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.
Biasanya, Moms dan Dads akan diresepkan obat ini ketika mengalami infeksi kulit.
Obat ini tidak akan efektif digunakan untuk mengobati berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti pilek.
Ingin tahu lebih dalam mengenai obat antibiotik ini? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Fungsi Erythromycin
Foto: Pet Place.
Erythromycin adalah antibiotik untuk mengobati infeksi kulit, penyakit difteri, dan infeksi saluran pernapaan, seperti bronkitis, pneumonia, dan pertusis (batuk rejan).
Kadang, obat ini juga diresepkan dokter untuk mengobati penyakit sifilis, infeksi telinga, infeksi saluran kemih, dan mencegah terjadinya demam rematik berulang.
Obat ini termasuk dalam kelas obat antibiotik makrolida, yang cara kerjanya adalah menghentikan pertumbuhan bakteri.
Dokter umumnya meresepkan antibiotik ini jika infeksi yang dialami seseorang cukup serius.
Baca juga: 7 Bahan Antibiotik Alami yang Bisa Moms Coba di Rumah
Dosis Erythromycin
Foto: Orami Photo Stock.
Setiap orang yang mengalami infeksi, dapat diresepkan dosis yang berbeda-beda. Ini tergantung dengan usia, penyakit yang dihadapi, dan keparahannya.'
Lebih jelasnya, berikut penjelasan dosis erythromycin yang biasanya direkomendasikan dosis.
Pencegahan infeksi setelah operasi, mengobati infeksi saluran napas, infeksi kulit, dan infeksi lainnya
- Dewasa: 1–2 g per hari yang dibagi dalam 2-4 kali pemberian. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 4 g per hari untuk infeksi parah.
- Anak-anak: 30–50 mg/kgBB yang dibagi dalam 2-4 kali pemberian. Dosis dapat digandakan jika infeksi yang diderita parah.
Mengobati infeksi saluran kemih
- Dewasa: 500 mg, 4 kali sehari, digunakan selama 7 hari.
Meredakan batuk rejan
- Dewasa: 500 mg, 4 kali sehari, digunakan selama 14 hari.
- Anak-anak: 40–50 mg/kgBB, 4 kali sehari, digunakan selama 14 hari.
Perawatan jerawat karena bakteri
- Dewasa: dioleskan ke area kulit yang terinfeksi 1–2 kali sehari.
Baca juga: Antibiotik untuk Keputihan, Bisa Mengatasi Infeksi Akibat Bakteri
Bentuk sediaan antibiotik ini pun bervariasi, yakni tablet, kapsul, kaplet, sirup, dan krim oles. Obat ini hanya bisa digunakan jika dokter meresepkan.
Moms dan Dads tidak boleh menggunakan obat ini melebihi dosis, mengurangi dosis, atau berhenti menggunakannya tanpa izin dari dokter sekalipun merasa kondisi sudah membaik.
Ini karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa menyebabkan bakteri menjadi kebal dengan obat sehingga menimbulkan kondisi resistensi antibiotik.
Resistensi antibiotik nantinya membuat pengobatan jadi lebih sulit jika Moms atau Dads kembali terinfeksi penyakit yang sama, karena obat ini sudah tidak lagi mempan untuk melawan bakteri.
Antibiotik ini paling baik diminum saat perut kososng, setidaknya 30 menit atau 2 jam sebelum makan.
Minumlah obat ini di waktu yang sama secara rutin. Jika dosis terlewat, jangan menggandakan dosis di waktu minum obat selanjutnya.
Bila obat yang digunakan dalam bentuk tablet, kapsul, atau kaplet, sebaiknya telah utuh. Hindari membelah, mengunyah. atau menghancurkan obat.
Jadi, gunakan obat ini persis dengan intruksi dokter maupun apoteker.
Baca juga: Tentang Antibiotik Cefadroxil Monohydrate: Manfaat, Dosis, hingga Harganya
Efek Samping Erythromycin
Foto: Orami Photo Stock.
Seperti obat lainnya, erythtromycin juga bia menimbulkan efek samping, seperti diare, mual, ketidaknyamanan perut, kehilangan nafsu makan, muntah, kelemahan, gangguan penglihatan dan pendengaran.
Beberapa efek samping mungkin memerlukan bantuan medis segera. Beri tahu dokter jika Moms dan Dads mengalami salah satu dari kondisi berikut ini:
- Diare parah, persisten atau berdarah disertai sakit perut atau demam.
- Masalah hati misalnya menguningnya kulit atau mata, urin gelap, tinja berwarna terang (jaundice).
- Kelemahan otot.
- Detak jantung tidak normal.
- Ruam dengan pengelupasan kulit atau melepuh pada bibir, mulut atau mata disertai demam.
Begitu juga jika menegalami ruam, sesak napas, wajah bengkak, mata, lidah atau tenggorokan.
Kondisi ini merupakan reaksi alergi, yang artinya tubuh sangat sensitif dengan kandungan obat erithromycin.
Penggunaan obat perlu dihentikan jika tubuh menunjukkan reaksi alergi antibiotik.
Baca juga: Kenali Patch Test, Prosedur Medis untuk Cek Alergi
Untuk mencegah terjadinya efek samping parah, Moms dan Dads perlu memberi tahu dokter mengenai kondisi tubuh saat itu, terutama jika punya masalah kesehatan di bawah ini.
- Penyakit hati.
- Miastenia gravis (gangguan kelemahan otot).
- Gangguan irama jantung.
- Kadar kalium atau magnesium rendah.
Beri tahu juga jika Moms dan Dads menggunakan obat antidepresan, obat migrain, obat untuk masalah lambung dan obat untuk kolesterol tinggi.
Jika sedang menggunakan obat-obatan tersebut, kemungkinan besar dokter tidak akan meresepkan erithromycin.
Ini karena dikhawatirkan menggunakan obat yang berbeda secara bersamaan ini bisa menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Moms juga perlu memberi tahu dokter jika saat itu sedang hamil atau menyusui.
Beberapa jenis antibiotik kurang aman dikonsumsi oleh ibu hamil, sehingga penting untuk memberitahukan kondisi ini pada dokter.
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682381.html
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3959-15/erythromycin-oral/erythromycin-base-erythromycin-stearate-oral/details
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/erythromycin?mtype=generic
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.