Pengertian Food Estate dengan Kelebihan dan Kekurangan
Kekurangan Food Estate
Meskipun program food estate memiliki potensi untuk meningkatkan produksi pangan dan ketahanan pangan.
Ada beberapa kekurangan dan tantangan yang seringkali terkait dengan pendekatan ini:
1. Dampak Lingkungan
Skala besar pengembangan pertanian dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan, seperti deforestasi, degradasi tanah, dan kehilangan keanekaragaman hayati.
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara besar-besaran juga dapat merusak ekosistem lokal.
2. Konflik Penggunaan Lahan
Program food estate seringkali memerlukan konversi lahan yang luas, yang dapat menyebabkan konflik penggunaan lahan.
Terutama jika lahan tersebut sebelumnya digunakan untuk keperluan lain atau merupakan habitat penting bagi flora dan fauna.
3. Ketergantungan pada Sumber Daya Air
Proyek skala besar ini bisa sangat bergantung pada sumber daya air.
Jadi, bisa menimbulkan masalah di daerah dengan ketersediaan air terbatas atau di mana penggunaan air untuk pertanian bersaing dengan kebutuhan domestik dan industri.
4. Masalah Sosial dan Hak Atas Tanah
Pengembangan food estate bisa menimbulkan masalah sosial, termasuk penggusuran komunitas lokal dan masalah hak atas tanah.
Ini dapat mengarah pada ketidakstabilan sosial dan menimbulkan pertanyaan tentang keadilan distribusi manfaat dari program tersebut.
5. Keberlanjutan Jangka Panjang
Ada kekhawatiran bahwa intensifikasi pertanian yang tinggi mungkin tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Terutama jika tidak ada praktik manajemen sumber daya yang baik dan pertimbangan terhadap aspek keberlanjutan.
6. Biaya Tinggi
Implementasi dan pemeliharaan infrastruktur untuk proyek food estate dapat memerlukan investasi awal yang sangat besar dan biaya operasional yang tinggi.
7. Ketergantungan pada Teknologi Impor
Program ini kadang-kadang bergantung pada teknologi pertanian impor, yang dapat menciptakan ketergantungan dan mengurangi kemampuan lokal untuk inovasi dan adaptasi.
8. Kualitas Nutrisi
Fokus pada produksi skala besar dapat mengarah pada monokultur, yang berpotensi mengurangi keragaman nutrisi dalam suplai pangan.
Baca Juga: 3 Cara Budidaya Rumput Azolla untuk Pertanian dan Peternakan
Alasan Food Estate Disebut Gagal
Dalam debat Cawapres semalam, Cak Imin dan Mahfud MD menyebut food estate sebagai program gagal dan merusak lingkungan.
Mengapa demikian? Berikut beberapa alasan food estate disebut gagal oleh Cak Imin dan Mahfud MD.
1. Merugikan Petani
Food estate dianggap merugikan petani karena tidak memperhatikan kepentingan petani dalam pengembangan proyek.
2. Meninggalkan Masyarakat Adat
Proyek ini juga meninggalkan masyarakat adat dan memicu konflik agraria.
3. Merusak Lingkungan
Food estate telah disebut merusak lingkungan, seperti yang diketahui dari proyek food estate Ketapang, Kalimantan Barat, yang juga tidak menghasilkan kemajuan dan merusak lingkungan.
4. Konflik Agraria
Kegiatan ini juga menyebabkan konflik agraria, seperti yang diketahui dari proyek di Merauke, Papua, yang mengakibatkan konflik agraria.
5. Peningkatan Produktivitas Tanah
Cak Imin mengatakan bahwa produktivitas pangan harus digerakkan secara masif melalui peningkatan tanah-tanah pertanian punya rakyat, diorganisir dengan manajemen bisnis raksasa pangan nasional.
Baca Juga: Profil Didit Hediprasetyo, Anak Prabowo yang Jadi Desainer
Itulah informasi seputar food estate. Bagaimana tanggapan Moms?
- https://indonesiabaik.id/infografis/food-estate
- https://dppp.bangkaselatankab.go.id/post/detail/1110-apa-itu-food-estate
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.