22 Januari 2024

Pengertian Food Estate dengan Kelebihan dan Kekurangan

Disebut gagal di Debat Cawapres
Pengertian Food Estate dengan Kelebihan dan Kekurangan

Foto: Freepik

Food estate adalah proyek yang digencarkan oleh Presiden Jokowi. Proyek ini dengan mengolah jutaan hektare lahan untuk lumbung pangan Indonesia.

Nah, istilah ini menjadi sorotan usai disebut oleh calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai proyek yang gagal.

Menurut Cak Imin, program food estate atau lumbung pangan harus dihentikan lantaran merugikan petani hingga memicu konflik agraria.

Di sisi lain, cawapres Gibran Rakabuming Raka mengakui bahwa program food estate ada yang gagal, tapi ada juga yang berhasil.

Lantas, apa itu food estate yang kembali disorot? Yuk, cari tahu di bawah ini, Moms.

Baca Juga: Profil 3 Anak Cak Imin, Ada yang Bekerja sebagai Jurnalis

Apa Itu Food Estate?

Food Estate
Foto: Food Estate (Indonesiabaik.id)

Food estate adalah istilah populer dari kegiatan usaha budidaya tanaman skala luas (>25 hektare).

Kegiatan ini dilakukan dengan konsep pertanian sebagai sistem industrial yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), modal, serta organisasi, dan manajemen modern.

Kegiatan usaha ini diarahkan kepada sistem agribisnis yang berakar kuat di pedesaan berbasis pemberdayaan masyarakat adat atau lokal.

Komoditi prioritas yang dikembangakan dalam food estate ini adalah:

Mengutip dari Indonesia Baik, kegiatan ini bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia jangka panjang.

Dengan begitu, pemerintah merencanakan program food estate di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua.

Selain di Papua, pembangunan food estate juga akan dilakukan di wilayah:

  • Kalimantan Barat (120.000 ha)
  • Kalimantan Tengah (180.000 ha)
  • Kalimantan Timur (10.000 ha)
  • Maluku (190.000 ha)

Baca Juga: Profil Titiek Soeharto, Mantan Istri Prabowo Subianto

Kelebihan Food Estate

Food Estate
Foto: Food Estate (Freepik)

Food estate, yang merupakan inisiatif untuk meningkatkan produksi pangan melalui pengembangan skala besar di bidang pertanian, memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. Peningkatan Produksi Pangan

Dengan mengoptimalkan lahan pertanian secara besar-besaran, food estate dapat meningkatkan produksi pangan secara signifikan.

Ini membantu dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan.

2. Penggunaan Teknologi Pertanian Modern

Program ini seringkali melibatkan penerapan teknologi pertanian terkini yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Seperti, irigasi modern, penggunaan pupuk dan pestisida yang lebih efektif, serta teknik tanam yang inovatif.

3. Ketahanan Pangan

Dengan meningkatnya produksi pangan domestik, food estate berperan penting dalam meningkatkan ketahanan pangan suatu negara.

Terutama dalam menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, bencana alam, atau gangguan pasokan global.

4. Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan food estate seringkali melibatkan pembangunan atau peningkatan infrastruktur pertanian, seperti sistem irigasi, jalan, dan fasilitas penyimpanan.

Semua hal tersebut dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi sektor pertanian.

5. Dampak Ekonomi Positif

Program ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan bagi petani dan masyarakat lokal, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah pertanian.

6. Pengembangan Wilayah

Food estate dapat menjadi katalis untuk pengembangan wilayah, khususnya di daerah terpencil atau kurang berkembang, melalui peningkatan akses ke layanan dan infrastruktur.

7. Keberlanjutan dan Praktik Pertanian Berkelanjutan

Bila dikelola dengan baik, program ini dapat mendorong penerapan praktik pertanian yang berkelanjutan.

Jadi, dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memastikan penggunaan sumber daya secara efisien.

Baca Juga: 3 Manfaat Tanaman Porang dan Cara Budidayanya, Simak yuk!


Kekurangan Food Estate

Food Estate
Foto: Food Estate

Meskipun program food estate memiliki potensi untuk meningkatkan produksi pangan dan ketahanan pangan.

Ada beberapa kekurangan dan tantangan yang seringkali terkait dengan pendekatan ini:

1. Dampak Lingkungan

Skala besar pengembangan pertanian dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan, seperti deforestasi, degradasi tanah, dan kehilangan keanekaragaman hayati.

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara besar-besaran juga dapat merusak ekosistem lokal.

2. Konflik Penggunaan Lahan

Program food estate seringkali memerlukan konversi lahan yang luas, yang dapat menyebabkan konflik penggunaan lahan.

Terutama jika lahan tersebut sebelumnya digunakan untuk keperluan lain atau merupakan habitat penting bagi flora dan fauna.

3. Ketergantungan pada Sumber Daya Air

Proyek skala besar ini bisa sangat bergantung pada sumber daya air.

Jadi, bisa menimbulkan masalah di daerah dengan ketersediaan air terbatas atau di mana penggunaan air untuk pertanian bersaing dengan kebutuhan domestik dan industri.

4. Masalah Sosial dan Hak Atas Tanah

Pengembangan food estate bisa menimbulkan masalah sosial, termasuk penggusuran komunitas lokal dan masalah hak atas tanah.

Ini dapat mengarah pada ketidakstabilan sosial dan menimbulkan pertanyaan tentang keadilan distribusi manfaat dari program tersebut.

5. Keberlanjutan Jangka Panjang

Ada kekhawatiran bahwa intensifikasi pertanian yang tinggi mungkin tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.

Terutama jika tidak ada praktik manajemen sumber daya yang baik dan pertimbangan terhadap aspek keberlanjutan.

6. Biaya Tinggi

Implementasi dan pemeliharaan infrastruktur untuk proyek food estate dapat memerlukan investasi awal yang sangat besar dan biaya operasional yang tinggi.

7. Ketergantungan pada Teknologi Impor

Program ini kadang-kadang bergantung pada teknologi pertanian impor, yang dapat menciptakan ketergantungan dan mengurangi kemampuan lokal untuk inovasi dan adaptasi.

8. Kualitas Nutrisi

Fokus pada produksi skala besar dapat mengarah pada monokultur, yang berpotensi mengurangi keragaman nutrisi dalam suplai pangan.

Baca Juga: 3 Cara Budidaya Rumput Azolla untuk Pertanian dan Peternakan

Alasan Food Estate Disebut Gagal

Dalam debat Cawapres semalam, Cak Imin dan Mahfud MD menyebut food estate sebagai program gagal dan merusak lingkungan.

Mengapa demikian? Berikut beberapa alasan food estate disebut gagal oleh Cak Imin dan Mahfud MD.

1. Merugikan Petani

Petani
Foto: Petani (Istockphoto.com)

Food estate dianggap merugikan petani karena tidak memperhatikan kepentingan petani dalam pengembangan proyek.

2. Meninggalkan Masyarakat Adat

Proyek ini juga meninggalkan masyarakat adat dan memicu konflik agraria.

3. Merusak Lingkungan

Food estate telah disebut merusak lingkungan, seperti yang diketahui dari proyek food estate Ketapang, Kalimantan Barat, yang juga tidak menghasilkan kemajuan dan merusak lingkungan.

4. Konflik Agraria

Kegiatan ini juga menyebabkan konflik agraria, seperti yang diketahui dari proyek di Merauke, Papua, yang mengakibatkan konflik agraria.

5. Peningkatan Produktivitas Tanah

Cak Imin mengatakan bahwa produktivitas pangan harus digerakkan secara masif melalui peningkatan tanah-tanah pertanian punya rakyat, diorganisir dengan manajemen bisnis raksasa pangan nasional.

Baca Juga: Profil Didit Hediprasetyo, Anak Prabowo yang Jadi Desainer

Itulah informasi seputar food estate. Bagaimana tanggapan Moms?

  • https://indonesiabaik.id/infografis/food-estate
  • https://dppp.bangkaselatankab.go.id/post/detail/1110-apa-itu-food-estate

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb