19 Juli 2024

Khutbah Jumat Bulan Muharram: Puasa di Bulan Muharram

Bisa menambah ilmu dan wawasan baru Moms
Khutbah Jumat Bulan Muharram: Puasa di Bulan Muharram

Foto: Freepik

Khutbah Jumat bulan Muharram tentu harus Dads ketahui karena umat Islam di Indonesia sudah memasuki bulan Muharram.

Sebagai umat muslim, mengetahui peristiwa di bulan ini tentu merupakan hal penting, ya.

Mengetahui hal ini juga bisa meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dan keyakinan terhadap Islam.

Untuk itu, yuk, simak khutbah salat Jumat di bawah ini, seperti mengutip dari NU Online.

Baca Juga: Begini Hukum Salat Jumat Bagi Wanita, Dicatat Moms!

Khutbah Jumat Bulan Muharram

Pastikan direnungkan juga, ya Dads.

Tema: Amaliah Puasa di Bulan Muharram

Khutbah Jumat
Foto: Khutbah Jumat (Freepik.com)

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ : اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. 

Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat Asyhurul Hurum. Bulan yang dimuliakan.

Yang tiga bulan berurutan, dan yang satu bulan terpisah.

Yang berurutan adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram.

Sedangkan yang terpisah adalah bulan Rajab. Allah berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi;

di antaranya ada empat bulan haram.” “Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu;

dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Dalam kitab Al-Lisan disebutkan bahwa bulan pertama dalam kalender Islam dinamakan Muharram.

Orang Arab menamakannya demikian karena mereka tidak memperbolehkan peperangan selama bulan ini.

Muharram juga dikenal sebagai Syahrullah Muharram, dengan penyandaran pada lafal Jalalah untuk menghormatinya, seperti Ka’bah yang disebut sebagai Baitullah.

Dalam Kitab I’anatut Thalibin diterangkan banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram. Antara lain:

  1. Diterimanya taubat Nabi Adam setelah diturunkan dari surga.
  2. Diangkatnya Nabi Idris ke tempat yang tinggi.
  3. Diturunkannya Nabi Nuh dari kapal, setelah banjir besar.
  4. Diselamatkannya Nabi Ibrahim dari kobaran api raja Namrud.
  5. Diturunkannya kitab Taurat pada Nabi Musa as. 
  6. Dikeluarkannya Nabi Yusuf dari penjara.
  7. Disembuhkannya kebutaan Nabi Ya’qub  dengan wasilah pakaian Nabi Yusuf Disembuhkannya Nabi Ayyub dari sakit kulit yang berkepanjangan.
  8. Dikeluarkannya Nabi Yunus dari perut ikan Nun.
  9. Terbelahnya lautan bagi Bani Israil yang melarikan diri dari kejaran Firaun Mesir. 
  10. Diampuninya Nabi Daud dari kelalaiannya.
  11. Nabi Sulaiman diberi kekuasaan berupa kerajaan.
  12. Diangkatnya Nabi Isa ke langit setelah dikepung bangsa Romawi.
  13. Diampuninya kesalahan Nabi Muhammad saw yang telah lewat dan yang akan datang.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. 

Terdapat banyak amaliah utama di bulan Muharram. Yang paling penting adalah puasa. Sahabat Abu Hurairah meriwayatkan:

قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «أفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ: شَهْرُ الله المُحَرَّمُ، وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ: صَلاَةُ اللَّيْلِ». رواه مسلم

Artinya: "Nabi saw bersabda, puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada Syahrullah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat lail." (HR. Muslim).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. 

Puasa yang sangat dianjurkan pada bulan Muharram adalah puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.

Puasa ini mengampuni dosa satu tahun yang telah lewat, seperti yang disebutkan dalam hadis Rasulullah saw.

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ. رواه مسلم

Artinya: "Puasa Arafah diganjar oleh Allah berupa terleburnya dosa setahun yang telah lalu dan setahun sesudahnya.

Sedangkan puasa Asyura diganjar oleh Allah berupa terleburnya dosa setahun yang telah lalu." (HR. Muslim).

Hadis ini menunjukkan besarnya anugerah Allah kepada kita. Bagaimana puasa satu hari bisa melebur dosa satu tahun.

Dalam kitab Al-MajmuSyarah Al-Muhadzdzab, Imam Nawawi menjelaskan, bahwa dosa yang diampuni saat puasa Asyura adalah dosa-dosa kecil.

Bila tidak didapati dosa kecil pada diri seseorang yang puasa Asyura , maka ganjaran puasanya dicatat sebagai amal kebaikan yang meningkatkan derajatnya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Diriwayatkan pula betapa Rasulullah memberi perhatian lebih terkait pelaksanaan puasa Asyura.

Disebabkan keagungan puasa ini. Sahabat Ibnu Abbas menyatakan dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari:

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

Artinya: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah sangat menekankan puasa kecuali pada hari Asyura dan pada bulan Ramadhan." 

Sejarah puasa Asyura tercatat dalam Hadits Imam Al-Bukhari.

Saat Rasulullah hijrah ke Madinah, dia melihat kaum Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram untuk menghormati penyelamatan Bani Israil oleh Allah.

Nabi Musa juga berpuasa sebagai ungkapan syukur. Rasulullah kemudian menganjurkan umat Islam untuk ikut berpuasa Asyura.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Puasa tanggal 9 Muharram disebut puasa Tasu'a. Ketika Rasulullah menganjurkan puasa Asyura, para sahabat menyebut bahwa hari tersebut dimuliakan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.

Mendengar hal ini, Nabi bersabda:

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Artinya: "Tahun depan insyaallah aku akan berpuasa juga pada tanggal sembilan Muharram." 

Sahabat Ibnu Abbas menyatakan bahwa keinginan Rasulullah untuk berpuasa Tasu’a ini tidak terlaksana, karena kewafatan Rasulullah. (HR. Muslim)

Khutbah Jumat memiliki 12 syarat yang harus terpenuhi. Apa saja, Dads?

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.