06 Agustus 2023

Segala Hal yang Perlu Diketahui Tentang Galaksi Bima Sakti

Ketahui selengkapnya tentang galaksi bima sakti di sini!
Segala Hal yang Perlu Diketahui Tentang Galaksi Bima Sakti

Seperti telah Moms dan Dad ketahui bahwa kita tinggal di sebuah sistem yang bernama Sistem Tata Surya. Nah, Tata Surya tersebut berada dalam sebuah galaksi yang bernama Galaksi Bima Sakti.

Apa itu Galaksi Bima Sakti, dan sebesar apa?

Untuk mengetahui lebih banyak tentang galaksi Bima Sakti, simak pembahasannya berikut ini, ya!

Nama Galaksi Bima Sakti

galaksi bima sakti
Foto: galaksi bima sakti (nationalgeographic.com)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Bimasakti atau Bima Sakti adalah gugusan bintang yang beribu-ribu banyaknya sehingga terlihat seperti lajur cahaya di langit.

Bima Sakti juga dapat diartikan sebagai galaksi yang didalamnya terdapat Tata Surya dengan matahari dan planet-planet yang mengitarinya.

Asal nama Bima Sakti sendiri berasal dari bahasa Jawa, tepatnya dari gambaran tokoh pewayangan Bima yang sedang dililit naga.

Soekarno adalah orang yang pertama kali mencetuskan penggunaan nama Bima Sakti tersebut.

Menurut beliau, pusat hitam pada Galaksi Bima Sakti menggambarkan bayangan hitam dengan aura yang cemerlang yang mirip dengan sosok pewayangan bernama Bima.

Sedangkan citra gelap terangnya adalah menggambarkan keadaan saat Bima tengah bertarung dengan naga yang membelit tubuhnya tersebut.

Baca Juga: Ini 7 Benda Langit yang Ada di Tata Surya, Yuk Cari Tahu!

Proses Terbentuknya Galaksi Bima Sakti

Galaksi Bima Sakti yang menjadi rumah bagi kita memiliki sejarah asal-usul yang misterius.

Para astronom meyakini bahwa galaksi ini telah mulai terbentuk lebih dari 13 miliar tahun yang lalu dan awalnya jauh lebih kecil dari ukurannya saat ini.

Namun, bagaimana Bima Sakti tumbuh menjadi begitu besar seperti sekarang ini?

Salah satu teori yang menarik adalah bahwa proses "kanibalisme" galaksi telah berperan selama ribuan tahun dalam pertumbuhannya.

Meski begitu, para astronom masih belum sepenuhnya yakin tentang bagaimana galaksi ini terbentuk karena usia awal alam semesta sangat sulit untuk diamati secara langsung.

Beberapa observatorium, seperti James Webb Space Telescope, telah dirancang untuk mempelajari zaman-zaman awal tersebut dengan lebih akurat.

Namun, para ilmuwan telah mengumpulkan beberapa petunjuk mengenai proses terbentuknya Galaksi Bima Sakti.

Galaksi ini kemungkinan memulai kehidupannya sebagai gumpalan materi kecil yang memiliki kerapatan sedikit lebih besar dari rata-rata kosmik.

Mayoritas dari gumpalan ini terdiri dari materi gelap, sebuah bentuk materi yang tidak berinteraksi dengan cahaya.

Kepadatan yang sedikit lebih tinggi membuat gumpalan ini memiliki tarikan gravitasi yang lebih kuat dibandingkan dengan sekitarnya.

Akibatnya, ia mulai menarik lebih banyak materi gelap ke dalam rumpunnya, memberinya gravitasi lebih kuat, menarik lebih banyak lagi materi gelap, dan seterusnya.

Gumpalan materi kecil yang kemudian menjadi Galaksi Bima Sakti tidak berdiri sendiri.

Ia dikelilingi oleh beberapa gumpalan materi gelap yang berdekatan.

Seiring berjalannya waktu, gumpalan materi gelap pertama tumbuh cukup besar untuk menarik materi normal.

Hingga kemudian terkumpul menjadi kantong padat dan membentuk bintang-bintang pertama.

Gumpalan ini tetap ada hingga saat ini di dalam dan sekitar Bima Sakti, dan dikenal sebagai gugus bola.

Baca juga: 10 Ciri-Ciri Planet Jupiter, Punya Lautan dan Banyak Satelit

Gugus bola ini mengandung bintang-bintang tertua di galaksi, beberapa bahkan berusia hampir 13 miliar tahun.

Jadi, meskipun asal-usul Galaksi Bima Sakti masih menyimpan misteri, para astronom telah mengembangkan teori menarik mengenai proses terbentuknya.

Dengan adanya gumpalan materi gelap kecil yang berkembang menjadi gugus bola yang mengandung bintang-bintang tertua.

Galaksi kita ini telah mengalami perjalanan panjang selama lebih dari 13 miliar tahun.

Isi Galaksi Bima Sakti

galaksi bima sakti
Foto: galaksi bima sakti (starwalk.space)

Pada 1610, astronom Italia Galileo Galilei menggunakan teleskop untuk mempelajari Bima Sakti.

Ia menemukan bahwa Bima Sakti tersusun atas bintang-bintang redup dalam jumlah yang luar biasa banyak.

Kemudian pada 1750, Thomas Wright seorang astronom Inggris berspekulasi bahwa Bima Sakti adalah sebuah badan berputar dari bintang-bintang yang diikat oleh gaya gravitasi dan berjumlah besar, mirip dengan tata surya namun skala yang jauh lebih besar.

Pada 1785 William Herschel mencoba menggambarkan Bima Sakti dengan tata surya terletak dengan pusatnya.

Hingga pada 1930, Robert Julius Trumpler menghitung dan menyempurnakan gambaran terkini galaksi seperti sekarang ini.

Hingga kini, diyakini bahwa selain berisi Matahari dan planet-planet lain, Galaksi Bima Sakti juga berisi 200 miliar sampai 400 miliar bintang lainnya, lho.

Namun, bintang yang dapat manusia lihat hanya sekitar 2.500 bintang saja.

Bintang ini pun tidak selalu tetap, karena banyak bintang yang hilang melalui supernova (ledakan bintang mati).

Meskipun seperti itu, Galaksi Bima Sakti terus tetap melahirkan ratusan bintang lainnya.

Salah satu bintang yang kita ketahui adalah Matahari. Matahari termasuk dalam bintang karena dapat memancarkan cahayanya sendiri.

Ia terbuat dari awan debu yang berputar dan menggumpal membentuk protobintang matahari. Berbeda dengan planet yang terlahir dari sisa-sisa materi pembentuk matahari.

Matahari kita berada di tepian Bima Sakti, tepatnya berada di salah satu lengan galaksi yang diberi nama lengan Orion.

Jaraknya adalah sekitar 27.700 tahun cahaya dari pusat galaksi.

Semua objek yang berada di Bima Sakti mengorbit di sekeliling pusatnya dengan waktu 225-250 juta tahun untuk satu kali putaran orbit.

Galaksi Bima Sakti juga memiliki Halo, yaitu fenomena optis yang berupa lingkaran cahaya.

Namun, Halo yang dimiliki Bima Sakti bukanlah sejenis cahaya konvensional dan sebenarnya tidak dapat dilihat.

Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Planet Merkurius, Planet Terdekat dengan Matahari

Galaksi Bima Sakti berbentuk spiral yang besar, seperti dua buah piring cekung dengan bagian...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb