07 Maret 2023

Hernia, Benjolan yang Tidak Parah tetapi Bisa Mematikan

Jika menemukan benjolan di tubuh, sebaiknya Moms mencari tahu penyebabnya
Hernia, Benjolan yang Tidak Parah tetapi Bisa Mematikan

Hernia adalah celah atau ruang di jaringan kuat yang menahan otot pada tempatnya.

Kondisi ini sering dianggap benjolan biasa. Padahal, hernia terjadi ketika lapisan dalam otot perut melemah sehingga mengakibatkan tonjolan atau robekan.

Dengan cara yang sama seperti ban dalam mendorong ban yang rusak, kondisi tersebut membuat lapisan dalam perut terdorong melalui area dinding perut yang lemah.

Hal tersebut menyebabkan terbentuknya balon kecil seperti kantung.

Kondisi tersebut dapat memungkinkan lingkaran usus atau jaringan perut mendorong ke dalam kantung.

Hernia bisa terjadi pada pria maupun wanita. Bahkan seseorang mungkin dilahirkan dengan kondisi bawaan atau berkembang dari waktu ke waktu (didapat).

Area umum hernia biasa terjadi adalah selangkangan (inguinal), pusar (umbilical), dan tempat operasi sebelumnya (insisional).

Hernia sering tidak berbahaya dan bebas rasa sakit, tetapi kadang-kadang hernia dapat membawa ketidaknyamanan dan rasa sakit.

Sebagian besar kondisi tersebut tidak langsung mengancam jiwa. Namun, kondisi ini juga tidak akan hilang dengan sendirinya.

Terkadang dokter memerlukan pembedahan untuk mencegah komplikasi berbahaya akibat hernia.

Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang kondisi tersebut agar Moms lebih waspada!

Baca Juga: Kaitan Hernia dan Disfungsi Seksual, Benarkah Memicu Kemandulan pada Pria?

Jenis Hernia

Apa Itu Hernia?
Foto: Apa Itu Hernia? (mountelizabeths.com.sg)

Jika Moms berpikir bahwa setiap hernia adalah sesuatu yang sama atau sejenis, maka Moms salah.

Menurut U.S. National Library of Medicine, terdapat beberapa jenis hernia dan berikut adalah penjelasan masing- masing.

1. Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis adalah jenis yang paling umum.

Ini terjadi ketika usus mendorong melalui titik lemah atau robekan di dinding perut bagian bawah, seringkali di kanalis inguinalis.

Tipe ini juga lebih sering terjadi pada pria.

Hernia inguinalis biasanya ditemukan di selangkangan.

Pada pria, ini adalah area di mana korda spermatika lewat dari perut ke skrotum atau dimana tali tersebut menahan testis.

Pada wanita, hernia inguinalis mengandung ligamen yang membantu menahan rahim pada tempatnya.

Namun, tipe ini lebih sering terjadi pada pria karena testis turun melalui kanalis inguinalis segera setelah lahir.

Baca Juga: 4 Jenis Hernia yang Sering Menyerang Wanita

2. Hernia Hiatus

Hernia hiatus terjadi ketika bagian perut menonjol melalui diafragma ke dalam rongga dada.

Diafragma adalah lembaran otot yang membantu sesera bernapas dengan berkontraksi dan menarik udara ke paru-paru.

Ini memisahkan organ-organ di perut dari yang ada di dada.

Jenis hernia ini paling sering terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun.

Jika seorang anak memiliki kondisi seperti ini, biasanya disebabkan oleh cacat lahir bawaan.

Hernia hiatus hampir selalu menyebabkan refluks gastroesofageal, yaitu ketika isi lambung bocor ke belakang ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar.

3. Hernia Umbilikalis

Hernia umbilikalis dapat terjadi pada anak-anak dan bayi.

Ini terjadi ketika usus mereka menonjol melalui dinding perut mereka di dekat pusar.

Moms mungkin melihat tonjolan di atau dekat pusar anak Moms, terutama saat mereka menangis.

Hernia umbilikalis adalah satu-satunya yang sering hilang dengan sendirinya.

Karena otot-otot dinding perut menjadi lebih kuat, biasanya pada saat anak berusia 1 atau 2 tahun.

Jika keluhan belum hilang pada usia 5 tahun, pembedahan dapat digunakan untuk menghilangkannya.

Orang dewasa juga dapat mengalami hernia umbilikalis.

Hernia ini dapat terjadi dari ketegangan berulang pada perut karena hal-hal seperti obesitas, kehamilan, atau cairan di perut (asites).

4. Hernia Ventral

Hernia ventral terjadi ketika jaringan menonjol melalui lubang di otot perut.

Seseorang mungkin memperhatikan bahwa ukuran hernia ventral berkurang saat dia berbaring.

Meskipun hernia ventral dapat hadir sejak lahir, itu lebih sering didapat di beberapa titik selama hidup seseorang.

Faktor umum dalam pembentukan hernia ventral termasuk hal-hal seperti obesitas, aktivitas berat, dan kehamilan.

Hernia ventral juga dapat terjadi di lokasi sayatan bedah.

Ini disebut hernia insisional dan dapat terjadi karena jaringan parut bedah atau kelemahan otot perut di tempat pembedahan.

Baca Juga: 6 Jenis Hernia pada Anak dan Cara Mengatasinya

Gejala Hernia

Gejala Hernia
Foto: Gejala Hernia (familydoctor.org)

Gejala yang paling umum dari hernia adalah tonjolan atau benjolan di daerah yang terkena.

Misalnya, dalam kasus hernia inguinalis, Moms mungkin melihat benjolan di kedua sisi tulang kemaluan tempat selangkangan dan paha bertemu.

Moms bisa saja menemukan bahwa benjolan itu hilang saat Moms berbaring.

Karena Moms akan lebih mungkin merasakan hernia melalui sentuhan saat berdiri, membungkuk, atau batuk.

Ketidaknyamanan atau rasa sakit di daerah sekitar benjolan juga sangat mungkin terjadi.

Beberapa jenis, seperti hernia hiatus, dapat memiliki gejala yang lebih spesifik.

Hernia jenis ini dapat mencakup hal-hal seperti mulas, kesulitan menelan, dan nyeri dada.

Dalam banyak kasus, hernia tidak memiliki gejala.

Moms bahkan mungkin tidak tahu menderita hernia kecuali jika itu muncul selama pemeriksaan fisik rutin atau pemeriksaan medis untuk masalah yang tidak terkait.

Baca Juga: Hernia Skrotalis, Penyakit yang Rentan Menyerang Para Dads

Penyebab Hernia

Penyebab Hernia
Foto: Penyebab Hernia (verywellhealth.com)

Hernia disebabkan oleh kombinasi kelemahan otot dan ketegangan.

Tergantung pada penyebabnya, hernia dapat berkembang dengan cepat atau dalam jangka waktu yang lama.

Beberapa penyebab umum kelemahan atau ketegangan otot yang dapat menyebabkan keluhan tersebut, yaitu:

  • Kondisi bawaan yang terjadi selama perkembangan di dalam rahim dan hadir sejak lahir
  • Penuaan
  • Kerusakan akibat cedera atau operasi
  • Batuk kronis atau gangguan paru obstruktif kronik (PPOK)
  • Olahraga berat atau mengangkat beban berat
  • Kehamilan, terutama saat memiliki kehamilan ganda
  • Sembelit, yang menyebabkan seseorang mengejan saat buang air besar
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Cairan di perut atau asites

Selain penyebab hernia di atas, terdapat juga hal-hal tertentu yang dapat meningkatkan risiko terkena hernia. Beberapa faktor tersebut yaitu:

  • Riwayat hernia pribadi atau keluarga
  • Bertambahnya usia
  • Kehamilan
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Sembelit kronis
  • Batuk kronis (kemungkinan karena peningkatan tekanan perut yang berulang)
  • Fibrosis kistik
  • Merokok (menyebabkan melemahnya jaringan ikat)
  • Lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah.

Baca Juga: Benjolan Pada Alat Vital Si Kecil, Waspadai Hernia pada Bayi

Diagnosis Hernia

Diagnosis Hernia
Foto: Diagnosis Hernia (medicalnewstoday.com)

Untuk mendiagnosis hernia pada seseorang, dokter terlebih dahulu akan melakukan pemeriksaan fisik.

Selama pemeriksaan ini, dokter mungkin mencari atau merasakan benjolan di daerah perut atau benjolan di selangkangan yang membesar saat seseorang berdiri, batuk atau mengejan.

Dokter kemudian akan memeriksa riwayat kesehatan. Mereka mungkin menanyakan berbagai pertanyaan terkait hernia, termasuk hal-hal seperti:

  1. Kapan pertama kali benjolan terlihat
  2. Apakah mengalami gejala lain
  3. Apakah ada penyebab khusus mengapa hal itu bisa terjadi
  4. Bagaimana keseharian gaya hidup
  5. Apakah pekerjaan yang dilakukan melibatkan angkat berat? Apakah berolahraga dengan keras? Apakah memiliki riwayat merokok
  6. Apakah penderita memiliki riwayat hernia pribadi atau keluarga
  7. Apakah penderita pernah menjalani operasi di area perut atau selangkangan

Dokter juga kemungkinan akan menggunakan rontgen untuk membantu menegakkan diagnosis.

Ini dapat mencakup seperti USG perut, CT Scan, dan Gastrografin atau sinar-X barium, yang merupakan serangkaian gambar sinar-X saluran pencernaan untuk melihat keluhan.

Baca Juga: Ada Benjolan di Payudara, Apakah Terkena Kanker Payudara?

Cara Mengobati Hernia

Cara Mengatasi Hernia
Foto: Cara Mengatasi Hernia (healthgrades.com)

Penting untuk mengenali setiap perubahan pada tubuh dan segera berobat ke dokter jika curiga memiliki gejala hernia.

Hernia yang tidak diobati tidak akan hilang dengan sendirinya.

Dokter dapat menilai keluhan pasien dan menentukan cara terbaik untuk mengobatinya.

Hernia dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, lho, Moms!

Penting bagi Moms untuk mencari cara mengobati hernia sesegera mungkin, terutama jika mengalami gejala mual atau muntah, demam, atau nyeri mendadak.

Perawatan medis sedari dini dan perubahan gaya hidup dapat meminimalkan gejala hernia.

Namun, operasi adalah satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan sebagai cara mengobati hernia secara efektif.

Ada berbagai jenis operasi yang tersedia dan ahli dapat menyarankan yang paling tepat untuk kondisi pasien.

Umumnya, prognosis untuk operasi sangat baik. Tetapi, hal tersebut tetap bergantung pada sifat hernia, gejala, dan kesehatan secara keseluruhan.

Dalam beberapa kasus, keluhan juga mungkin kambuh kembali meski sebelumnya telah diobati.

Baca Juga: Perhatikan, Moms, Ternyata Ini Hal yang Menyebabkan Hernia pada Bayi

Itulah beberapa penjabaran terkait hernia. Hal yang terpenting adalah mendapatkan pengobatan sesegera mungkin.

Jika tidak diobati, lipatan jaringan atau usus kecil yang tercekik akan terputus dari suplai darahnya. Ini bisa menjadi gangren dalam beberapa jam.

Saat jaringan mati, bagian ini melepaskan racun berbahaya ke dalam aliran darah. Hal tersebut dapat menyebabkan sepsis dan akhirnya kematian, lho!

  • https://medlineplus.gov/ency/article/000960.htm

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb