05 February 2025

Hernia pada Bayi: Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya

Simak penjelasan lengkapnya menurut dokter spesialis

Tahukah Moms bahwa hernia umbilikalis bisa dialami oleh Si Kecil juga? Hernia pada bayi biasanya ditandai dengan benjolan di sekitar pusar.

Berbagai faktor risiko bisa jadi penyebab kondisi ini, namun tenang Moms, ini tidak membahayakan kok.

Benjolan pada pusar ini bisa terjadi karena otot di sekitar perut atau pusar tidak menutup dengan sempurna.

Makanya bagian dari usus atau jaringan lemak menyodok area di sekitar pusar bayi sehingga terjadilah hernia pada bayi.

Mari cari tahu penyebab dan cara mengobatinya di bawah ini.

Gejala Umum Hernia pada Bayi

Bayi Rewel
Foto: Bayi Rewel (Orami Photo Stocks)

Gejala yang mungkin dirasakan Si Kecil yang menderita hernia adalah, antara lain:

1. Muncul Benjolan

Hernia pada bayi, biasanya orang tua menjumpai adanya benjolan di sekitar paha, kemaluan atau buah zakar bayi. Biasanya ini terjadi ketika hernia inguinalis.

Sedangkan pada hernia umbilikalis, pusar bayi akan tampak seperti bodong atau lebih menonjol dibandingkan normal pusar.

Benjolan ini muncul terutama saat bayi menangis, batuk, bersin dan hilang sendiri ketika bayi tenang.

2. Gangguan Pencernaan

Akibat adanya benjolan yang ada di sekitar lipat paha maupun pusar, tak jarang menyebabkan masalah pencernaan pada Si Kecil.

Beragam kondisi yang bisa terjadi seperti perut kembung, terasa kencang ketika dipegang hingga muntah.

Biasanya bayi akan lebih mudah rewel yang disertai dengan penurunan nafsu makan.

Tak jarang mereka juga mengalami sembelit pada bayi dan ditemukannya darah pada BAB.

3. Demam

Meski ini terbilang jarang, namun sebagian anak mengalami demam saat terjadi hernia pada bayi.

Tetapi, jika bayi mengalami demam dan tampak ada kemerahan di sekitar benjolannya mungkin ini tanda infeksi yang terjadi akibat hernia tersebut.

Segera bawa anak ke dokter untuk tindakan lebih lanjut, ya.

4. Bayi Gelisah

Bayi tampak gelisah, rewel dan menangis dapat menjadi tanda bahwa ada yang salah dengan tubuhnya.

Hernia pada bayi umumnya tidak menyebabkan nyeri, tetapi pada kondisi tertentu apabila ada bagian yang terjepit maka timbul keluhan nyeri hebat dan rasa yang tidak nyaman.

Jika Moms menemukan benjolan di lipatan paha atau di sekitar pusar, ada baiknya segera ke dokter anak untuk konfirmasi diagnosis dan mendapatkan terapi.

Kondisi hernia pada bayi akan terlihat lebih jelas ketika bayi sedang tertawa, menangis, ingin buang air kecil, atau batuk.

Sedangkan ketika bayi sedang istirahat atau tidur, hernia akan terlihat menyusut.

Saint Luke's Hospital memaparkan, ada beberapa kategori bayi yang berisiko terkena hernia, yaitu"

  • Bayi prematur, karena otot perut belum berkembang sempurna
  • Anak laki-laki, karena hernia mudah terbentuk di ruang sekitar testis
  • Bayi dengan penyakit paru-paru, karena sering tegang untuk bernapas

Anak usia sekolah lebih rentan terhadap komplikasi dari hernia mereka.

Dalam beberapa kasus, ini juga terjadi pada orang dewasa. wanita yang mengalami hernia pusar yang belum diperbaiki mungkin mengalami kekambuhan atau nyeri saat mereka hamil ketika dewasa.

Gejala Khusus Hernia pada Bayi

Menurut dr. Yessi Eldiyani, Sp. B. A., Subsp. D. A. (K) Dokter Spesialis Bedah Anak Subspesialis Bedah Digestif Anak, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, ada 2 gejala hernia pada bayi yang harus dikhawatirkan.

Gejala yang harus dikhawatirkan antara lain:

  • Gejala akibat terjadinya jepitan usus di saluran hernia (terdapat benjolan yang disertai dengan warna kemerahan, anak mengalami muntah, perut kembung, serta tidak bisa BAB)
  • Gejala yang muncul akibat jepitan pembuluh darah (nyeri hebat, warna kemerahan/ kehitaman pada benjolan).

Nah, hernia pada bayi yang umum dialami pada bayi adalah jenis hernia inguinalis dan hernia umbilikalis.

"Jenis hernia inguinalis pada bayi harus dioperasi karena berisiko menyebabkan jepitan pada usis dan/atau pembuluh darah," jelas dr. Yessi Eldiyani.

Jika hernia pada bayi tidak dioperasi, maka berisiko menyebabkan jepitan atau sumbatan yang dapat mengganggu pergerakan dan perjalanan makanan dalam usus.

Jepitan pada pembuluh darah dan usus berisiko menyebabkan kematian usus.

Penyebab Hernia pada Bayi

Hernia pada Bayi
Foto: Hernia pada Bayi

Mengutip dalam Healthy Children, hernia adalah kondisi ketika organ pada tubuh berada di luar posisi yang semestinya.

Hal ini karena otot-otot mengalami kelainan sehingga tidak kuat menahan organ tersebut.

"Hernia pada bayi biasanya disebabkan karena adanya kegagalan penutupan prosesus vaginalis saat dalam kandungan.

Akibat tidak menutupnya prosesus vaginalis pada bayi, organ dari rongga perut dapat keluar menonjol melalui lubang tersebut," jelas dr. Robert Soetandio, Sp.A, M.Si.Med, Dokter Spesialis Anak, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Hernia tampak seperti tonjolan di bawah kulit. Pada bayi laki-laki, tonjolan di skrotum merupakan jenis hernia pada bayi yang paling umum.

Ini terjadi karena saluran persisten antara skrotum dan perut yang biasanya menutup saat janin sedang berkembang. Hernia dapat bergerak kembali ke perut melalui saluran tersebut.

Moms mungkin pernah mendengar bahwa cara dokter memotong tali pusar bisa jadi penyebab hernia pada bayi ini. Namun, anggapan itu hanyalah mitos.

Jenis Hernia pada Bayi

Hernia
Foto: Hernia

Hernia pada bayi dibedakan dalam dua jenis, yakni hernia umbilikalis dan hernia inguinalis.

Jenis hernia pada bayi umumnya adalah hernia umbilikalis (organ rongga perut keluar dari pusar) dan hernia inguinalis (organ rongga perut bawah mencuat ke daerah sekitar alat kelamin).

"Keduanya tidak berbahaya, namun apabila tidak ditanggulangi dapat berdampak buruk," tambah dr.Robert.

1. Hernia Umbikalis

Jenis hernia pada bayi ini umum terjadi. Apabila bayi memiliki hernia umbilikalis, Moms tidak perlu khawatir, karena hernia jenis ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya.

Sementara itu, bayi yang menderita obesitas dan batuk yang terus-menerus dan lama juga berisiko mengalami hernia umbilikalis.

Dari faktor ibu, kehamilan dengan lebih dari satu janin (kembar dua, tiga, atau lebih) juga berisiko membuat bayi lahir dengan risiko hernia umbilikalis.

Namun apabila tonjolan itu tidak hilang hingga Si Kecil berusia 5 tahun, maka kemungkinan tindakan operasi harus dipilih.

Mengutip dalam Stanford Children's Health, dalam kebanyakan kasus, hernia pada bayi mungkin disarankan operasi jika mengalami gejala seperti di bawah ini:

  • Menjadi lebih besar seiring bertambahnya usia
  • Tidak bisa didorong kembali ke perut
  • Masih ada setelah usia 3 tahun

Terapi untuk hernia sendiri secara spesifik adalah operasi.

Tindakan operasi ini bertujuan untuk menutup lubang dari prosesus vaginalis yang terbuka, sehingga mencegah keluarnya kembali bagian organ.

Prosedur operasi juga harus dipertimbangkan apabila tonjolan itu menyebabkan nyeri, diiringi oleh pembengkakan yang parah, atau teksturnya berubah

menjadi keras.

Selama operasi untuk hernia umbilikalis, anak akan diberi anestesi.

Potongan atau sayatan kecil dibuat di sekitar pusar. Lingkaran usus dimasukkan kembali ke perut.

Otot-otot tersebut kemudian dijahit menjadi satu. Anak-anak yang menjalani operasi hernia pusar mungkin bisa pulang pada hari yang sama.

2. Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis kerap terjadi pada bayi laki-laki. Bahkan, penelitian yang diterbitkan pada jurnal Global Pediatric Health menemukan, hernia inguinalis pada bayi 4 hingga 10 kali lebih sering terjadi pada laki-laki.

Berbeda hernia pada bayi dengan tipe inguinalis. Jenis ini tidak dapat hilang tanpa bantuan operasi.

Pembedahan diperlukan untuk mengobati hernia pada bayi jenis inguinalis.

Operasi dilakukan untuk menghindari tonjolan bertambah besar, bertekstur keras, dan menghitam.

Apabila dibiarkan, hal ini dapat merusak jaringan pada tubuh secara permanen.

Dalam banyak kasus, pembedahan dilakukan segera setelah hernia inguinalis ditemukan. Itu karena usus bisa tersangkut di saluran inguinalis.

Saat ini terjadi, suplai darah ke usus bisa terputus dan usus bisa rusak.

Ketika orangtua merasa ciri-ciri hernia terlihat pada bayi, maka dapat langsung membawa Si Kecil ke rumah sakit.

Dokter spesialis anak akan memastikan apakah tonjolan tersebut merupakan hernia atau bukan

Dampak Hernia pada Bayi

Anak Periksa ke Dokter
Foto: Anak Periksa ke Dokter

Hernia pada bayi ini biasanya tidak menimbulkan efek yang berbahaya.

Mengutip Nation Wide Children's sekitar 80 persen hernia umbilikal akan sembuh dengan sendirinya.

Tetapi, jika hernia tidak tertutup saat anak menginjak usia 4 tahun, ia mungkin harus menjalani perawatan medis.

Dokter pun biasanya akan menunggu hingga anak mencapai usia tersebut sebelum melakukan tindakan medis.

Namun, kita bisa langsung memeriksakan bayi ke dokter bila:

  • Bayi merasakan sakit di area sekitar pusar yang menonjol
  • Bayi muntah yang disertai dengan benjolan yang membesar
  • Benjolan di pusar menjadi lebih besar atau berubah warna
  • Pusar akan terasa sangat sakit ketika ditekan

Dokter akan memeriksa hernia pada bayi secara fisik dan memastikan apakah benjolan bisa kembali dimasukkan ke dalam perut (reducible) atau sudah ajeg pada tempatnya (incarcerated).

Jika sudah ajeg, kondisi ini lebih serius karena mungkin membuat kerusakan permanen pada jaringan di dalam perut atau menghambat aliran darah.

Dokter bisa merekomendasikan pemeriksaan X-ray atau ultrasound di area perut untuk memastikan tidak ada komplikasi akibat hernia pada bayi.

Cara Mengobati Hernia pada Bayi

Bayi Baru Lahir
Foto: Bayi Baru Lahir

Cara pengobatan hernia pada bayi yang biasa dilakukan oleh dokter adalah dengan prosedur operasi.

Tindakan ini termasuk tindakan yang sederhana dan memerlukan waktu sebentar saja, yaitu 20-30 menit dengan anak diberikan bius total.

Area yang terbuka biasanya ditutup dengan jahitan.

Namun, jika hernia berukuran sedikit besar, jahitan juga akan ditopang dengan alat khusus untuk memperkuat area di sekitar bekas operasi hernia.

Perawatannya pun tidak memerlukan waktu lama, biasa pasien hernia diperbolehkan pulang satu hari setelah operasi.

Jika Si Kecil mengeluhkan rasa kebas atau tidak nyaman, merupakan hal yang normal.

Anak bisa mandi dengan normal, mulai 48 jam (dua hari) setelah operasi hernia pada bayi.

Ada beberapa pengobatan alami dalam pemulihan setelah operasi hernia pada bayi. Yuk coba!

1. Minyak Kelapa dan Minyak Zaitun

Minyak Kelapa
Foto: Minyak Kelapa (Orami Photo Stock)

Minyak kelapa dan minyak zaitun dianggap sangat efektif dalam mengurangi terjadinya hernia pada bayi.

Dianjurkan agar secara teratur memijat perut anak dengan kelapa atau minyak zaitun 5 hingga 6 kali sehari.

Journal of Tropical Pediatrics menemukan bahwa mengoleskan minyak kelapa murni pada bayi baru lahir prematur juga membantu memperbaiki dan memperkuat kulit mereka.

Ini dapat melakukan hal yang sama untuk hernia pada bayi sebagai minyak pijat dan pelembab.

2. Buah Beri

Secara tidak langsung, buah beri dapat mengurangi gejala hernia pada bayi.

Melansir dari OC Robotics Surgery, konsumsi makanan berserat tinggi, termasuk buah beri, dapat mendukung kesehatan pencernaan dan membantu mencegah sembelit.

Hal ini sangat penting karena mengejan dapat memperburuk masalah hernia.

3. Sayuran Hijau

Sayuran Hijau
Foto: Sayuran Hijau (Mybalancemeals.com)

Sayuran hijau segar seperti brokoli, capsicum, mentimun, dan bayam memiliki kandungan serat, vitamin dan mineral yang tinggi yang dapat membantu pemulihan hernia pada bayi.

Melansir dari Lybrate, makanan berserat tinggi seperti sayuran hijau dapat membantu menjaga kelancaran buang air besar.

Hal ini mengurangi ketegangan pada rongga perut, yang secara teoritis dapat meminimalkan ketidaknyamanan yang terkait dengan hernia.

Makanan yang Harus Dihindari

Berikut beberapa jenis makanan yang perlu dihindari saat Si Kecil mengalami hernia:

  • Makanan Olahan: Melansir Pristyn Care, biasanya makanan olahan mengandung kadar tinggi garam, gula, dan lemak tidak sehat, yang dapat memicu peradangan dan penambahan berat badan, sehingga memperburuk gejala hernia.
  • Makanan Tinggi Lemak: Contohnya adalah daging merah, gorengan, dan produk susu berlemak penuh, yang dapat memicu peradangan dan sebaiknya dihindari.
  • Karbohidrat Olahan: Melansir dari Lybrate, makanan berbahan dasar tepung putih, seperti roti putih dan kue kering, dapat menyebabkan sembelit, yang dapat meningkatkan risiko ketegangan saat buang air besar.
  • Makanan Asam: Melansir dari Web MD, buah-buahan seperti jeruk dan lemon, serta produk berbasis tomat, dapat mengiritasi saluran pencernaan, terutama pada bayi dengan hernia hiatus.
  • Makanan Pedas: Rempah-rempah tertentu dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut dan sebaiknya dihindari dalam pola makan bayi.
  • Kafein: Terkandung dalam cokelat dan beberapa minuman, kafein dapat memperparah gangguan pencernaan dan sebaiknya dihindari.
  • Makanan Penghasil Gas: Sayuran seperti kacang-kacangan dapat menyebabkan gas dan kembung, meningkatkan ketidaknyamanan pada bayi dengan hernia.
  • Makanan Manis: Makanan tinggi gula dapat menyebabkan kenaikan berat badan, yang dapat menambah tekanan pada perut, sehingga perlu dibatasi.

Untuk meminimalisir kemungkinan komplikasi, batasi aktivitas anak selama masa pemulihan.

Bila anak sudah sekolah, ia direkomendasikan untuk meliburkan diri selama 1-2 minggu pascaoperasi.

Jika hasil operasi sudah benar-benar pulih, biasanya dokter akan memperbolehkan Si Kecil untuk kembali beraktivitas normal.

Jika anak mengalami demam tinggi, pendarahan atau infeksi berbau busuk dari daerah sekitar sayatan, hubungi dokter yang melakukan operasi segera.

Itu dia Moms penyebab dan cara mengobati hernia pada bayi.

Jika Moms masih ragu apakah benjolan itu hernia atau bukan, segera konsultasi ke dokter ya.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6291872/
  • https://academic.oup.com/tropej/article/66/2/129/5525291
  • https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/700childrens/2017/06/umbilical-hernia-when-should-you-worry
  • https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=inguinal-and-umbilical-hernia-90-P01998
  • https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Inguinal-Hernia.aspx
  • https://ocroboticsurgery.com/managing-your-ventral-hernia-the-role-of-diet-and-foods-to-avoid
  • https://www.lybrate.com/topic/top-12-remedies-that-can-cure-inguinal-hernia-without-surgery/88a1c9261d2f6a14dffd40a6d98f1e2d
  • https://www.webmd.com/digestive-disorders/hiatal-hernia-diet-tips

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.