19 September 2022

Hernia Inguinalis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

Berisiko membahayakan nyawa jika tak segera ditangani
Hernia Inguinalis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

Hernia inguinalis adalah penonjolan organ (usus dan jaringan dalam perut) ke area inguinal (selangkangan).

Kondisi ini merupakan salah satu jenis hernia yang paling sering terjadi dan umumnya dialami oleh pria.

Pada pria, organ atau jaringan yang menonjol biasanya berasal dari jaringan lemak atau usus kecil.

Sementara pada wanita, penonjolan berasal dari organ reproduksi wanita, seperti indung telur (ovarium) atau saluran indung telur (tuba falopi).

Seperti apa gejala dan penyebabnya? Simak selengkapnya pada ulasan berikut ini, ya Moms!

Baca Juga: Antrain, Obat Penurun Demam dan Mengatasi Nyeri Intensitas Ringan

Gejala Hernia Inguinalis

Hernia Inguinalis
Foto: Hernia Inguinalis (Istockphoto.com)

Gejala hernia inguinalis yang kerap dikeluhkan pria antara lain:

  • Tonjolan di area selangkangan yang tampak jelas saat berdiri, batuk, atau mengejan.
  • Muncul sensasi rasa terbakar atau sakit pada tonjolan.
  • Rasa sakit atau tidak nyaman di selangkangan, terutama saat membungkuk, batuk, atau mengangkat benda.
  • Kelemahan atau sensasi rasa tertekan di area selangkangan.
  • Rasa sakit dan pembengkakan di sekitar testis saat tonjolan turun ke skrotum.

Penyakit ini bisa terjadi pada bayi baru lahir dan anak-anak akibat melemahnya dinding perut.

Hal ini ditandai dengan bayi rewel atau terlihat terlalu mengejan saat buang air besar.

Mereka juga dapat mengalami penurunan nafsu makan.

Pada anak yang lebih besar, tonjolan terlihat ketika batuk, mengejan saat buang air besar, atau berdiri dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Posisi Tidur untuk Penderita Hernia Berdasarkan Letaknya

Jika tonjolan tidak masuk ke dalam saat ditekan, ini bisa menjadi indikasi bahwa tonjolan tersebut telah terperangkap di dinding perut.

Kondisi ini membahayakan karena bisa memotong aliran darah ke jaringan yang terperangkap.

Fatalnya, kondisi tersebut bisa menyebabkan kematian jika tidak diatasi dengan penanganan yang tepat.

Gejala hernia inguinalis lainnya yang dapat dialami oleh bayi dan anak-anak, termasuk:

  • Mual atau mual
  • Demam tinggi
  • Tonjolan hernia berubah warna menjadi merah atau ungu
  • Ketidakmampuan untuk buang air besar atau kentut

Jika tonjolan berubah warna dan memicu rasa sakit berlebihan, segera konsultasikan ke dokter.

Penyebab dan Faktor Pemicu Hernia Inguinalis

Adapun penyebab utama dari hernia, yaitu:

  • Peningkatan tekanan di dalam perut
  • Melemahnya dinding perut
  • Terlalu mengejan saat buang air besar atau buang air kecil
  • Melakukan aktivitas fisik berat
  • Kehamilan
  • Batuk atau bersin jangka panjang (kronis)

Baca Juga: Anelat, Suplemen Asam Folat yang Baik Dikonsumsi Bumil dan Busui

Pada kebanyakan kasus, kelemahan dinding perut terjadi sejak dalam kandungan.

Penyakit ini kemudian berkembang atau memburuk akibat penuaan, aktivitas fisik yang berat, atau batuk kronis.

Melemahnya dinding perut juga bisa terjadi pasca prosedur operasi atau cedera perut akibat kecelakaan.

Sementara faktor pemicu yang dapat meningkatkan risiko penyakit, meliputi:

  • Berjenis kelamin pria. Pria berisiko 8 kali lebih besar terkena hernia ketimbang wanita.
  • Lansia. Otot perut melemah seiring bertambahnya usia.
  • Termasuk ke dalam golongan ras berkulit putih.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi yang sama.
  • Batuk kronis akibat merokok.
  • Sembelit kronis yang menyebabkan mengejan saat buang air besar.
  • Kehamilan. Kondisi ini dapat melemahkan otot-otot perut dan menyebabkan peningkatan tekanan di dalam perut.
  • Kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
  • Pernah mengalami hernia inguinalis sebelumnya.

Baca Juga: Bedak Caladine, Bolehkah untuk Area Wajah dan Selangkangan?

Diagnosis Hernia Inguinalis

Hernia Inguinalis
Foto: Hernia Inguinalis (Istockphoto.com)

Hernia inguinalis paling sering didiagnosis melalui riwayat medis dan pemeriksaan fisik.

Dokter akan melakukan sesi tanya jawab terkait dengan gejala hernia yang dialami oleh penderita.

Selama pemeriksaan, dokter akan meraba area perut guna merasakan tonjolan di selangkangan atau daerah skrotum.

Penderita juga diminta untuk berdiri dan batuk agar tonjolan hernia tampak di permukaan kulit.

Penanganan Hernia Inguinalis

Jika tidak mengganggu aktivitas, dokter biasanya hanya memantau perkembangan gejala yang dialami.

Dalam kasus yang parah, cara mengobati hernia inguinalis dilakukan dengan prosedur pembedahan.

Hal ini bertujuan untuk mencegah komplikasi dan kekambuhan penyakit di kemudian hari.

Ada dua jenis operasi utama untuk menangani hernia inguinalis, yaitu:

1. Operasi Terbuka

Hernia Inguinalis
Foto: Hernia Inguinalis (Istockphoto.com)

Pada operasi terbuka, sayatan dibuat melalui kulit di area selangkangan.

Kemudian, dokter akan memindahkan tonjolan ke dalam perut dan menutup dinding perut dengan jahitan.

Jika sayatannyanya besar, dokter akan menggunakan jaring sintetis (buatan) untuk memperkuat penutupan.

Baca Juga: Bayi Lahir dengan Kelamin Ganda (Interseks), Haruskah Operasi?

2. Laparoskopi

Jenis operasi ini dilakukan dengan membuat beberapa sayatan kecil di area yang terkena.

Selanjutnya, laparoskop (tabung panjang dengan kamera di sisi ujungnya) dimasukkan ke dalam perut.

Di tengah tabung ini dilengkapi dengan pisau untuk dan teropong tipis dengan kamera kecil.

Dibandingkan prosedur operasi terbuka, waktu pemulihan setelah laparoskopi cenderung lebih cepat.

Komplikasi Hernia Inguinalis

Tekanan hernia yang ada pada jaringan yang melemah dapat memicu komplikasi, berupa obstruksi usus kecil.

Jika bagian dari usus kecil mengalami herniasi dan terperangkap serta terjepit, ini berisiko menyebabkan penyumbatan.

Akibatnya, penderita akan kesulitan untuk bisa buang air besar atau mengeluarkan gas (kentut).

Lebih lanjut, penderita akan mengalami sakit perut yang parah, mual, dan muntah.

Tak hanya itu, komplikasi lainnya adalah terputusnya dari suplai darah menuju hernia yang terjepit.

Ini dapat menyebabkan peradangan dan infeksi jaringan, yang berujung pada kematian jaringan (gangren).

Baca Juga: Hepamax, Obat yang Digunakan untuk Menjaga Fungsi Hati

Pencegahan Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis yang disebabkan oleh cacat bawaan tidak dapat dicegah.

Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi ketegangan otot, yaitu:

  • Menjaga berat badan ideal
  • Konsumsi makanan tinggi serat guna melancarkan buang air besar, sehingga tidak perlu mengejan
  • Hindari mengangkat benda berat
  • Berhenti merokok

Itulah penjelasan lengkap mengenai hernia inguinalis. Sebisa mungkin cegah penyakit dengan beberapa langkah yang disebutkan, ya!

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/inguinal-hernia/symptoms-causes/syc-20351547
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16266-inguinal-hernia
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hernias/inguinal-hernia
  • https://www.webmd.com/digestive-disorders/inguinal-hernia

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb