09 April 2024

Begini Hukum Mengingkari Hadis bagi Umat Muslim, Wajib Tahu!

Simak penjelasannya di sini, yuk Moms!
Begini Hukum Mengingkari Hadis bagi Umat Muslim, Wajib Tahu!

Di kalimat terakhir dikatakan bahwa apa yang diberikan Rasul, yakni termasuk hadis, maka wajib diterima umatnya.

Baca Juga: 15 Hadis dan Ayat Alquran tentang Cinta, Maknanya Indah!

Mengenal Tingkatan Hadis dan Ciri-Cirinya

Mengenal Tingkatan Hadis dan Ciri-Cirinya
Foto: Mengenal Tingkatan Hadis dan Ciri-Cirinya (Freepik.com)

Selain tahu bagaimana hukum mengingkari hadis, Moms dan Dads juga harus tahu tingkatan dan ciri hadis yang harus dipatuhi.

Dengan demikian, dapat diketahui lebih jelas wajib atau tidaknya sebuah hadis diamalkan dengan baik.

1. Hadis Shahih

Hadis shahih adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi (periwayat) yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung-sambung, dan tidak janggal.

Syarat-syarat hadis yang shahih adalah:

  • Rawinya bersifat adil, memelihara ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat, menjauhi dosa yang kecil sekali pun, dan tidak mengikuti mazhab yang bertentangan.
  • Dhabith atau punya ingatan yang sempurna.
  • Sanadnya tiada putus (bersambung-sambung). Artinya tiap-tiap rawi dapat saling bertemu dan menerima langsung dari yang memberi hadis.
  • Hadis tidak memiliki penyakit yang dapat menodai shahihnya suatu hadis.
  • Tidak bertentangan dengan satu hadis yang diriwayatkan oleh rawi maqbul dengan hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang lebih rajin.

2. Hadis Hasan

Menurut bahasa Arab, Hasan bermakna indah. Sementara itu, secara istilah Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Nukhbatul Fikar punya definisi sendiri mengenai hadis hasan.

Hadis hasan adalah hadis yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

  • Hadisnya diriwayatkan oleh orang yang adil.
  • Hadisnya diriwayatkan oleh perawi yang ingatannya kurang kuat.
  • Muttashil atau sanadnya bersambung-sambung sanadnya).
  • Tidak cacat dan tidak punya keganjilan.

Menurut sebagian ulama, hadis hasan dapat menjadi hujjah atau sumber hukum. Sebab, jenis hadis ini cuma memiliki satu perbedaan dengan hadis sahih.

Perbedaannya adalah kurang dhabitnya salah satu perawi. Hadis hasan juga bisa menjadi hadis shahih lighairihi karena didukung oleh hadis lain yang punya makna sama.

Namun, jika hadisnya sendiri memang sudah sahih, hadist hasan disebut dengan hadis sahih lidzatihi.

Bila sebuah hadits hasan li dzatihi diriwayatkan kembali dari jalan yang lain dan keadaannya kuat, maka bisa naik derajat menjadi derajat shahih.

3. Hadis Dhaif

Terdapat hadis hadis dhaif yang memiliki kualitas paling rendah.

Hadis dhaif tidak banyak digunakan sebagai hujjah oleh ulama. Oleh sebab itu, kemungkinan tidak apa bila mengingkari hadis yang bukan shahih.

Hadis dhaif ditandai dengan pada putusnya sanad, ketidakadilan perawi, dan kesalahan periwayatan.

Hal-hal tersebut memengaruhi apakah dhaifnya sebuah hadis dianggap sangat lemah atau tidak.

4. Hadis Maudhu

Hadis maudhu' adalah hadis palsu yang disusun oleh individu dengan sengaja untuk memenuhi tujuan tertentu atau mempromosikan agenda tertentu.

Hadis ini biasanya memiliki sanad yang dipalsukan atau perawi yang tidak jujur.

Ciri-ciri hadis maudhu' termasuk ketidaksesuaian dengan prinsip-prinsip Islam, ketidakcocokan dengan konteks sejarah, dan ketidaksesuaian dengan ajaran yang sahih dalam Islam.

Itu dia penjelasan mengenai hukum mengingkari hadis. Dianjurkan untuk mengamalkan dan menjalankan hadis dengan tingkatan shahih, Moms.

  • https://www.rumahfiqih.com/konsultasi-1431-tingkatan-dan-jenis-hadits.html
  • http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid/article/view/174

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb